Seperti pikiran Abian tadi, di kantor tempatnya bekerja benar-benar akan ada acara pertemuan bagi kolega bisnis Bosnya.
Terlihat banyak sekali karyawan kantor berlalu lalang mengerjakan pekerjaan mereka. Adapun wanita yang antusias berdandan dan merapikan penampilan.
Abian bergegas menuju ruangannya, menuju loker dan mengganti bajunya dengan seragam khusus OB. Ia dengan cepat bersiap, takut-takut jika ada seseorang yang melihatnya, yah bisa dikatakan Abian itu pemalu.
Setelah merasa rapi ia pun berjalan keluar, namun salah satu teman kerjanya memanggil.
" Abian! " Seru seorang perempuan yang baru saja masuk sambil menenteng ember dan pel.
Abian menoleh dan menunjukkan raut wajah bertanya.
" Bisa kah kamu merapikan meja pertemuan di lantai tujuh terlebih dahulu? Kita kekurangan anggota sekarang, beberapa dari kita tidak datang karena sakit flu, kau taukan saat ini sedang memasuki pergantian musim. "
Abian menyimak dengan seksama, ia mengangguk menyetujui. Dan menulis beberapa kalimat di notebook nya.
" Aku bisa, aku akan menyelesaikannya dengan cepat."
" Aku turut bersedih mendengarnya, Akhir-akhir ini memang banyak yang terserang penyakit, semoga mereka cepat sembuh dan beraktifitas kembali."
" Apakah di sana semua alat sudah tersedia? Jika belum aku akan membawanya."
Setelah membaca rentetan kata itu, perempuan tadi menggeleng kan kepala.
"Tidak tidak perlu, semuanya sudah ada di sana, tinggal disusun saja."
Lagi Abian mengangguk mengerti, ia berbalik kembali masuk ke arah lokernya, merogoh tasnya dan mencari sticky note berwarnanya, ia ingin menukar alat komunikasinya itu, ia ternyata salah membeli ukuran sehingga yang ia pakai tadi tidak muat di kantong bajunya.
Ia pun mempercepat langkahnya menuju lantai tujuh. Sesekali membalas sapaan para pekerja yang melewatinya dengan senyuman.
Akhirnya ia tiba di ruangan pertemuan yang luas, di dalam sana terdapat meja dan kursi berbahan dasar kayu berkualitas, ada juga proyektor yang memudahkan proses presentasi, beberapa tanaman hijau yang menyegarkan mata, dan alat-alat lainnya.
Abian mendekati troli barang tiga tingkat yang sudah memuat piring kecil, cangkir, air minum botol mini, sendok, lap dan semprotan.
Ia pun mulai membersihkan meja kursi yang sedikit berdebu sampai mengkilat.
' pasti sangat mahal '
Begitulah kira-kira isi pikiran Abian.
Setelah merasa puas dengan kerjanya, Abian memutuskan menyusun piring,cangkir, dan botol air di atas meja satu persatu, namun saat berpindah di meja terakhir kakinya tak sengaja menginjak genangan air yang belum benar-benar kering sehingga membuatnya terjatuh.
Abian meringis sambil memegang bokongnya. Menatap air yang diinjaknya tadi dan berpikir mungkin temannya tadi kurang fokus.
Untung saja ia terpeleset, jika salah satu tamu pasti urusannya bisa panjang.
Setelah membereskan kekacauan yang dibuatnya dan memastikan tidak ada lagi kekurangan ia pun keluar seraya mendorong troli barang yang sudah kosong.
" Setelah ini membuat kopi dan membawa beberapa cemilan. Semangat Abian! " Monolog Abian menyemangati dirinya sendiri.
•••
"Silahkan memasuki ruangan Tuan-tuan." Kendrick menyambut tamu di depan pintu dengan sopan, beberapa tamu sudah datang sebelum jadwal, pikir mereka tidak baik membuat seseorang menunggu.

KAMU SEDANG MEMBACA
AMETHYST BOY
FanfictionMenceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian urut sendiri ya, soalnya aku mau perbaiki tapi ga tau gimana, karena di daftar punyaku tersusun rapi. M...