Hari ini adalah hari pertama Abian bekerja, ia ditugaskan untuk merawat taman dan kebun bunga yang ada di halaman belakang mansion.
Dia sudah siap dengan perlengkapannya, moodnya sangat baik kali ini karena merawat tanaman adalah hobinya.
Tak lupa juga dengan bocah kecil kita Aciel. Ia turut membantu Papanya bekerja, walaupun sedikit tapi tetap berguna.
Misalnya sekarang, si kecil itu sedang membawa bibit-bibit pucuk bunga yang belum mekar ke kebun dengan truk kebanggaannya.
" Tin.. Tin.. Tin.. awass bibit bunga datangg." Celetuk Aciel saat merasa sudah dekat dengan keberadaan Papanya yang sudah sibuk mengais tanah dengan skopnya.
"Ini telakhil Papa, kata paman yang disana ini bunga Astel."
Abian menghentikan kegiatannya sejenak.
" Terimakasih sayang, Aster ya? " Tanya Abian memastikan.
" Eum! Iyya Papa Astel." Angguk Aciel membenarkan.
" Baiklah, Aciel pasti lelah kan. Ciel bisa tunggu di bawah pohon sana sambil istirahat." Titah Abian sembari menunjuk pohon berwarna oranye yang daunnya berserakan di bawahnya.
" Okkey Papaa." Aciel berlalu sambil menarik mainannya yang sudah kosong.
Kegiatan berkebun itu memakan waktu hampir satu jam lamanya, dan Abian sudah selesai mengerjakannya.
Namun saat ingin menghampiri anaknya di pohon yang tak jauh dari sana ia bingung, tidak ada tanda-tanda kehadiran bocah kecil itu disana.
Mencoba ber-positifthinking mungkin anaknya berada di sisi lain pohon. Sayangnya ia semakin panik saat tidak menemukannya. Hanya Truk mainan Aciel disana. Oh tidak.
Menoleh ke segala arah dengan raut khawatir mencari sedikit jejak yang ditinggalkan anaknya, tapi nihil tetap tidak ada!
Rasanya Abian ingin menangis, mereka baru sehari disini. Mereka tidak tau apapun seluk beluk mansion ini.
Tidak ada gunanya menangis sekarang. Dengan modal nekad, Abian melangkahkan kakinya mencari di berbagai tempat yang kiranya Aciel berada disana.
•••
Sementara itu mari kita kembali di 30 menit yang lalu. Aciel menunggu dengan sabar di bawah pohon yang berubah warna karena efek musim gugur. Untuk mengurangi rasa bosannya, sesekali dia mengumpulkan daun-daun berguguran yang menurutnya cantik. Katanya sih mau diberikan ke Papanya.
Saat sedang asik-asiknya memungut, tiba-tiba mata ungu bulatnya tidak sengaja melihat kupu-kupu orange bercorak hitam melintas di depan wajahnya.
" Woahh Kupu-kupu!" Seketika acara mari memungut daun untuk Papa terlupakan karena sosok serangga itu.
Kupu-kupu itu perlahan terbang menjauh saat tangan kecil milik Aciel mencoba menangkapnya.
" Ehh mau kemana kupu-kupuu, jangan pelgii."
Aciel pun mengikuti jejak terbang kupu-kupu itu, sampai ia terlupa dengan perintah Papanya beberapa menit yang lalu.
Tak sadar kupu-kupu itu membawa bocah cadel itu sampai ke halaman depan.
Aciel melompat-lompat mencoba menggapai serangga cantik itu, tetapi fokusnya kembali teralihkan ke seorang pria tinggi yang baru saja keluar dari mobil hitam mewahnya.
Mata itu berbinar-binar karena mendapatkan objek yang menarik
" Itu Lambut putihh! " Celetukan itu terlontar dari bibir peach milik Aciel. Dengan segera ia berlari menuju ke arah pria tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMETHYST BOY
Fiksi PenggemarMenceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian urut sendiri ya, soalnya aku mau perbaiki tapi ga tau gimana, karena di daftar punyaku tersusun rapi. M...