¹⁷

16.7K 1.8K 246
                                    


Aciel meninggalkan para orang dewasa di ruang tamu yang tiba-tiba mendadak beraura suram.

Abian sedikit takut sebenarnya, dia yang hanya seorang pria lemah di hadapkan dengan beberapa pria dominan. Ia jadi merinding sendiri.
Tapi dia yang tuan rumah disini, jadi dia lebih berkuasa sekarang.

Abian hendak menulis di notebook nya namun terhenti oleh suara berat Rezvan.

" Tidak perlu menulis, saya sedikit paham dengan bahasa isyarat."

Karena paksaan anakku.

Lanjutnya dalam hati.

Rezvan mengulurkan tangannya, mengangkat cangkir berisi kopi dengan elegan. Menyesapnya dan merasakan sensasi hangat, pahit, dan manisnya kopi yang mengalir ke kerongkongannya.

'Seperti biasa, memang dia yang membuatnya.'

Setelah puas menikmati kopi buatan Abian, ia meletakkannya kembali dan mulai serius.

" Singkat saja, kau masih ingat kesalahan mu kan? " Ucap Rezvan datar.

Abian yang mendengar pertanyaan itu menunduk dan mengangguk pelan.

" Aku ingin kau menebusnya." Lanjutnya.

Kepala yang tadi menunduk seketika mendongak dan menatap terkejut mantan Bosnya.

Apa dia ingin uang? Atau sesuatu yang lebih? Akan sangat tidak bertanggung jawab jika aku lari dari masalah.
Itulah pikiran Abian.

" Sebelumnya aku benar- benar minta maaf Tuan. A-apa yang harus saya lakukan untuk menebusnya? Saya akan melakukannya semampuku. " Isyarat Abian dan menunduk karena sangat menyesal akan tindakannya dulu.

Rezvan menyeringai senang, mudah sekali pikirnya.

Ia menyilangkan kaki dan bersandar di punggung sofa dengan angkuhnya.

Menatap Abian yang gelisah masih dengan seringainya.

" Mudah saja, bekerjalah untuk ku"

Mata ungu Abian membulat, apa tadi dia tidak salah dengar?

"Maaf??" Abian memberi isyarat dengan raut keheranan.

" Bekerja di mansion ku, maka kau dapat menebus kesalahan mu. "

" Tap- "

" Saya tidak menerima penolakan. Dan saya tau kau sedang butuh pekerjaan untuk kebutuhan anakmu kan "

Isyarat Abian terhenti karena celetukan mutlak Rezvan.

Abian hanya bisa menghela nafas pasrah, entah kenapa dia tidak mampu melawan.

Matanya menatap lurus ke arah pria datar yang sayangnya tampan itu.

Tangannya bergerak membentuk isyarat dengan mantap.

" Saya tidak dapat menolak sesuai perkataan anda tadi. Itu.. apa mansion anda jauh? Berapa lama kalau kesana naik bus? Anak ku sendiri di rumah dan aku tidak bisa meninggalkannya terlalu lama." -karena dia sedikit berbeda. Lanjutnya dalam hati.

Bibir Rezvan menerbitkan senyum tipis, merasa sedikit lucu dengan pertanyaan Pria yang katanya Papa dari anaknya tapi pertanyaan inilah yang dia tunggu-tunggu.

Memperbaiki posisi duduknya dan menyesap kembali kopi yang tadi sempat teranggur sampai tandas.

" Kau bisa membawanya bersamamu, gampang kan? Dengan syarat tinggalkan rumah ini dan tinggallah di mansionku untuk bekerja."

Abian menimang tawaran itu sebentar, dan mengangguk setelahnya. Demi Aciel akan ia lakukan apapun. Itulah prinsip Abian dari dulu.

" Baiklah karena kau setuju, berkemaslah mulai sekarang. Akan ada mobil yang menjemputmu besok. Jadi bersiaplah."

AMETHYST BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang