TIGA PULUH SEMBILAN

89 9 16
                                    

"Mau sampe kapan cuekin aku?"

Sehabis jemput gue di jalan tol tadi dan nganterin Deva sama Rachel, Kalangga gak langsung pulang tapi dia mampir dulu ke rumah gue padahal udah gue suruh pulang.

"Nady, aku kan udah say sorry?" Kalangga ngusap tangan gue, sekarang kita lagi di ruang tengah, gue lagi nonton film sedangkan Kalangga sibuk ngebujuk gue.

"Kamu pikir say sorry aja cukup? Kamu mikir gak sih ucapan kamu kemarin?"

"Iya sayang, maaf ya kalo aku bikin kamu marah karena ucapan aku kemarin. Aku tau aku salah karena harusnya aku gak mempertanyakan itu ke kamu, maaf."

"Emangnya aku salah ya mau cepat bangkit dari rasa sakit aku kemarin? Kamu bilang kamu mau bantu aku, sekarang aku udah mulai sembuh dari rasa sakit kemarin dan mau mulai yang baru sama kamu tapi kamu malah mempertanyakan itu, aku kurang ya, Kal?"

Kalangga menggelengkan kepalanya, "Kamu jangan mikir kayak gitu."

"Aku cuma punya kamu sekarang, Kal. Kalo kamu pikir aku cuma jadiin kamu pelampiasan, kamu salah. Sampai saat ini aja aku masih ngerasa gak pantas buat kamu, you deserve someone better. Aku banyak kurangnya buat kamu."

"Hei, kan aku bilang jangan ngomong kayak gitu." Kalangga bawa gue kepelukannya, gue udah nangis sekarang.

"Jangan ngomong dan mikir kayak gitu lagi ya sayang, aku minta maaf banget udah buat kamu ngerasa kayak gitu. Jangan dipikirin lagi ucapan aku kemarin ya, I really love you, Nadyla." Katanya sambil ngusap punggung gue.

"Aku udah gak tau lagi harus gimana kalo kamu ikutan pergi juga, Kal."

"I'm here, kamu gak akan sendirian lagi, sayang."

Gue beneran gak tau lagi kalo Kalangga pergi gue bakal bersandar sama siapa, hidup gue udah bergantung banget sama dia sekarang.

"Udah sayang nangisnya, nanti jadi pusing kalo nangis terus, liat mukanya udah merah begini." Kalangga ngusap pipi gue yang basah karena gue nangis.

"Kamu gak kemana-mana, kan?" Gue natap Kalangga.

Kalangga senyum terus dia ngangguk, "Iya, Nady."

Gue ngegeleng kecil, "Aku gak suka kamu panggil aku Nady."

"Kenapa? Kan namanya Nadyla." Tanya Kalangga sambil rapihin rambut gue.

"Kamu aja gak suka aku panggil Kalangga padahal nama kamu Kalangga."

"Iya, soalnya kamu bukan temen aku."

"Aku juga gak mau dipanggil Nadyla! Kamu kan juga bukan temen aku!" Kata gue.

Kalangga ketawa gemes terus dia cium pipi gue, "Iya, sayang."

Lucu hehe.

"I love you, Kak."

"Gimana?"

"I love you!"

"I love you more, tapi tadi kamu panggil aku apa?"

"Kak?"

Kalangga senyum salting, "Sounds cute."

KAMU LEBIH CUTE!!

"Aku suka kamu panggil aku dengan embel-embel Kak"

"Kak atau Mas?" Tanya gue.

"Mas cocok sih aku kan Jawa, tapi Kak lebih lucu." Katanya.

"Okay, Kabi."

"Kabi?"

"Kak Albie, supaya singkat aku pake nama belakang kamu."

Written in The StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang