TIGA BELAS

100 13 4
                                    

Kala diharuskan rawat inap sama dokter, dia kena tyhpus jadi harus bed rest sambil dipantau sama dokter. Gue udah kabarin keluarga Kala lewat Deva karena sejauh ini gue belum kenal bahkan belum pernah ketemu sama keluarganya selain Deva.

Daritadi Kala tidur tapi gak nyenyak, dia terus kebangun beberapa kali sambil ngeluh sakit. Gue gak tega liatnya. Kayak sekarang, Kala lagi tidur tapi keliatan gelisah.

"Kala, demam kamu makin tinggi." Gue cek suhu tubuhnya dan ternyata demamnya makin parah.

"Aku panggilin dokter dulu ya." Baru aja gue mau berdiri tapi tangan gue ditahan sama Kala.

"Disini aja, aku maunya cuma sama Nady." 

"Tapi demam kamu makin parah, Kala. Aku harus panggil dokter habis itu aku temenin kamu lagi." 

Kala ngegeleng, dia malah narik gue sampe gue tiduran di sampingnya dan dia peluk gue erat banget. Tenang aja ini ranjangnya gak sempit kok.

Gue mendongakan kepala supaya bisa liat wajah Kala, bibirnya pucat banget gue gak tega liat dia sakit kayak gini. Gue usap-usap punggungnya supaya dia bisa tidur nyenyak.

"Nady jangan pergi." Katanya.

"Aku gak kemana-mana, Kala."

Kalangga nih persis Biru kalo lagi sakit, gak mau jauh-jauh dari gue. Biru pernah lagi sakit dan selama tiga hari gue gak pulang ke rumah karena harus temenin dia karena kalo gak sama gue dia gak akan mau minum obat. Biru juga punya sisi bocah yang agak menyebalkan.

__

Gue lagi ada di posisi canggung sekarang, di ruang rawat Kala sekarang ada mama sama papa nya dan juga Deva. Mama nya panik banget waktu baru sampe, keliatan banget mereka nih keluarga cemara.

"Mama, Papa, kenalin ini Nadyla."

Gue kaget karena tiba-tiba Kala sebut nama gue, sejak orang tuanya dateng gue cuma duduk di sofa bareng Deva. Kalo Kala gak sebut nama gue mungkin mama dan papa nya gak notice ada gue di sini karena mereka keburu panik liat Kala.

Gue senyum ke arah mereka, mau gak mau gue samperin buat salaman. "Nadyla." Gue jabat tangan mereka, Mama nya Kala senyum manis ke arah gue.

"Pacarnya Mas, ya?" Tanya Mama Kala. Namanya Ayu Lestari.

"Mama, Nadyla gak nyaman nanti kalo ditanya kayak gitu." Kata Papa Kala. Namanya Raditya Albie.

"Gak apa-apa, Om." Kata gue dengan senyum manis.

"Tapi kamu nih beneran pacarnya Mas Kala?" Tanya Om Radit dengan nada bercanda.

"Papa nih sama aja kayak Mama." Kata Deva.

"Ya kan Papa juga mau tau." Katanya.

Gue bisa tebak keluarga ini amat sangat hangat, keliatan dari cara mereka ngobrol sih.

"Belum, doain aja." Jawab Kala. Gue cuma diem karena bingung mau jawab gimana.

"Jadi dari kemarin Mas sakit yang ngurusin Nadyla?" Tanya Tante Ayu.

Kala ngangguk, "Mama kan lagi di luar kota sama Papa."

"Makasih ya, Nadyla. Maaf jadi ngerepotin." Kata Tante Ayu sambil genggam tangan gue.

"Gapapa Tante, gak ngerepotin kok." Kata gue.

Written in The StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang