26

2.1K 253 15
                                    

"Christy?" Marsha menyadari sosok gadis yang baru saja masuk ke markas Pandora dari undangan yang didapatkan, karena memenangkan lomba artikel yang diadakan Pandora.

Lomba yang cukup cepat, hanya membutuhkan dua minggu dari awal pengumpulan artikel sampai pengumuman pemenang.

Marsha ingat Christy pernah menemuinya dan meminta tanda tangan. Tidak disangka ternyata si pemenang adalah penggemar tulisannya, Marsha pikir orang lain dengan nama Christy.

"Hai!" Christy mengamati beberapa orang Pandora sebelum terfokus pada Marsha. Wajahnya yang semula ceria berubah sedikit sedih. "Belum ada cerita detektif yang baru lagi, ya?"

Mendengar perkataan Christy membuat Marsha meringis. "Maaf, ya, belum ada inspirasi."

"Nggak papa, kok. Tapi kalian cukup inovatif juga ngadain lomba. Hadiahnya nggak main-main lagi." Christy mulai duduk di hadapan orang-orang Pandora dengan senyum mengembang. "Sampai gue pikir ini penipuan atau sejenis strategi untuk meningkatkan minat baca orang-orang."

"Oh, ya?" Ashel menimpali dan tersenyum. Dia memajukan dirinya dan menatap kedua bola mata Christy. "Tulisan lo juga berhasil narik perhatian kita semua, strategi yang bagus buat ningkatin minat baca orang-orang."

Christy tersenyum, perkataan Ashel terdengar seperti pujian untuknya. Tatapannya beralih pada gadis lain yang berwajah datar, bernama Gita. Sosok yang cukup ditakuti, setidaknya karena sifat dinginnya.

"Lo murid pindahan juga 'kan? Sama kayak Adel?" Olla ikut bersuara. Dia menyikut Adel yang kini memakai hoddie. "Temen lo nih!"

Membalas dengan melirik Olla singkat, dari mana bisa menyimpulkan jika dia dan Christy berteman dari status yang sama? Adel berdeham. "Salam kenal."

Mendengar Adel yang canggung berhasil menimbulkan senyum kembali di wajah Christy. "Gue tahu lo, orang-orang Pandora cukup terkenal di kalangan anak-anak Semesta. Apalagi pas kasus Bu Naomi viral, ada Kak Gita sama Olla di tayangan CCTV waktu Bu Naomi jatuh. Sejak itu anak-anak lain mulai kepo deh sama kalian."

"Oh, pantes sosmed gue nambah followers!" Ashel berseru, walau pun dia kenal dengan banyak orang, tidak benar-benar membuatnya seterkesan ini. "Kayaknya lo cukup tahu soal kita."

"Iya, khususnya Marsha. Gue penggemar tulisannya!!" Christy berseru dengan mata berbinar.

Marsha yang dimaksud pun tersipu malu. Ternyata begini rasanya dikagumi oleh seseorang?

Cukup menyenangkan mendengarkan percakapan orang-orang di depannya. Gita menarik artikel buatan Christy dan menjatuhkannya di tengah meja. Dia menatap si Pemenang lekat. "Kisah Musisi Legenda Niccolo Paganini yang Bersekutu dengan Iblis."

Lembaran kertas berisi artikel buatannya berhasil menarik perhatian semua orang. Christy mengangguk sebagai respon dari Gita, sebelumnya tidak pernah dia membayangkan bisa berhadapan langsung dengan kakak kelasnya tersebut.

"Judul yang cukup menarik." Gita menarik kedua tangannya untuk bertumpu di atas meja. Senyum kecil muncul, sungguh diam-diam Christy sempat terkesan. "Kenapa ambil judul ini?"

Apa ini? Seperti sidang skripsi? Christy pernah diceritakan orang-orang yang berkuliah tentang skripsi yang kata mereka sangat menakutkan. Gadis berambut panjang tersebut menelan salivanya. "Atensi? Hal-hal yang berhubungan dengan mistis, pertentangan ideologi, dan seks. Orang-orang pasti akan tertarik untuk membacanya."

"Lo cukup tahu, ya?" Ashel tersenyum, sosok di depannya ini memiliki pengetahuan banyak tentang tulis-menulis. Dia melirik Marsha yang juga tengah memperhatikan Christy. Apakah Christy meniru gaya Marsha? Tentu, Ashel juga membaca setiap terbitan Pandora yang berbentuk majalah atau postingan di sosmed.

PANDORA: The Lost Child [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang