4

3.6K 355 6
                                    

          Langit kemerahan di sore hari perlahan menghilang tergantikan oleh cahaya bulan bersama bintang-bintang yang menemani. Marsha membenahi letak kacamatanya sambil mengamati anak-anak ekstrakulikuler gedung B yang masih wira-wiri. Dia duduk di lobi gedung, menunggu Azizi selesai dari latihannya.

          Sudah hampir seminggu Marsha dan Azizi berbeda organisasi, tapi mereka tetap selalu pulang bersama, kadang Marsha yang menunggu atau sebaliknya. Gadis tersebut sesekali tersenyum saat ada yang mengenalinya. Mau bagaimana pun Marsha dituntut sama seperti Ashel dan Olla yang bisa memasuki berbagai lingkaran pertemanan untuk memenuhi tugasnya di divisi redaksi Pandora.

          "Marsha Lenathea?" Seseorang menghampirinya. Seorang gadis tinggi, berambut panjang yang ber-hoddie.

           Marsha membalas dengan senyum hangatnya. "Iya?"

          "Gue Christy, anak ekstra renang," ucap gadis yang tidak Marsha kenali tersebut. Dia segera duduk di sebelah Marsha. "Gue penggemar berat lo!"

          Marsha sedikit tertawa mendengar ucapan siswa bernama Christy tersebut. "Jangan gitu, ah!"

          "Beneran ini nggak bohong!" Christy segera membuka tas ranselnya dan mengeluarkan lima edisi majalah sekolah yang diterbitkan Pandora. "Laskar Detektif, itu karya lo 'kan? Gue suka dan nggak sabar buat nunggu kelanjutannya!"

           Majalah yang diperlihatkan Christy terlihat sangat rapi dengan plastik melapisi sampulnya. Sepertinya Christy sangat menjaga majalah-majalah tersebut penuh dengan kehati-hatian. Marsha bisa merasakan perasaan senang dan kagum milik Christy. Hati Marsha menghangat saat ikut menyentuh majalah-majalah tersebut.

            Dia menatap kedua mata Christy yang berbinar, lalu tersenyum lembut. "Terima kasih."

             Christy mengangguk. Dia menyerahkan pulpen pada Marsha. "Boleh minta tanda tangannya?"

            "Tanda tangan?" Marsha terkesiap.

            "Iya, di sini ya? Satu aja nggak papa."

             Marsha kembali tersenyum dan mengangguk antusias. Ini kali pertama dia memberi tanda tangan di majalah buatannya. Dia pikir tidak ada yang benar-benar membaca majalahnya, terutama pada Laskar Detektif. Marsha tersenyum saat satu tanda tangan yang diminta Christy telah selesai dia tulis.

            "Ciee ...." Sebuah suara berhasil mengagetkan Marsha dan Christy. "Ngapain kalian berdua? Lagi tanda tangan perjanjian linggarjati ya?"

             Marsha menoleh dan menghembuskan napasnya saat melihat gadis berambut pendek warna putih pelakunya. "Zee ...."

            Ya, Azizi ternyata sudah ada di sana sedari tadi. Dia berdiri, berkacak pinggang dengan sebelah tangan menyangga dinding. Terlihat seperti preman yang sedang menghalangi gang-gang di kampung.

            Sedangkan Christy hanya mengabaikan keberadaan Azizi. Dia segera mengemasi majalah-majalahnya dan memasukan ke dalam ransel. Senyuman dia perlihatkan pada Marsha. "Makasih ya, Marsha. Gue tunggu kelanjutan Laskar Detektif-nya!!"

            Melihat Christy pergi begitu saja, membuat Azizi menaikan sebelah alisnya. Dia mengedikan bahu dan kembali fokus pada Marsha. Namun, seseorang tiba-tiba muncul dari belakang tubuh Azizi.

            "Hei!!" Fiony tiba dengan tas biola di tangannya. Senyum lebar terpampang saat melihat Azizi dan Marsha, walau akhirnya terfokus pada Azizi. "Ih, kirain lo udah pulang dari tadi?"

PANDORA: The Lost Child [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang