Pandora merupakan ekstrakulikuler di SMA Semesta. Komunitas yang menerbitkan majalah dan mading sekolah. Namun, di balik semua itu Pandora merupakan kelompok khusus buatan kepala sekolah untuk menyelesaikan berbagai misi rahasia. Hanya saja salah sa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
* * * Selamat membaca * * ** *** ****
"Saya minta rasa cokelat, kenapa belinya rasa vanila?" Seorang wanita dengan blazer putih gading terlihat membuka permen jelly, wajahnya sedikit ditekuk. Dia melirik sosok di sebelahnya, berdiri tegak dengan kedua tangan terlipat di belakang. "Oniel?"
"Maaf, Bu. Rasa yang cokelat sudah habis." Sosok bernama Oniel, merupakan sekretaris yang selalu memakai jas dan celana panjang hitam.
"Hm, jadi nggak mood deh saya." Wanita tersebut menarik satu permen dan memakannya. Sebelah tangannya menyentuh salah satu berkas di atas meja, berupa proposal yang diajukan sejak tiga bulan lalu. Senyum kecil terukir saat Ekstrakulikuler Paduan Suara tertera di sana.
"Saat Bu Shani pergi, Bu Naomi sering menanyakan terkait proposal pengajuan dana pengembangan." Oniel menanggapi tumpukan kertas yang sempat mencuri perhatian Shani.
"Menurutmu bagaimana?"
Oniel terdiam, sedikit terkejut, lalu berdeham. "Sebagai kepala sekolah, Bu Shani mungkin bisa segera memutuskan terkait pengajuan proposal tersebut."
Shani menyangga dagu, sambil mengunyah permen. "Bukannya dana pengembangan sudah ada yang mengatur? Ekstrakulikuler lain tidak ada yang mengajukan lagi, bahkan tidak ada koordinasi terkait hal ini dari bagian keuangan. Saya pikir dia hanya tidak tahu bagaimana sistem birokrasi di sekolah ini, tapi makin ke sini dia lebih nekat."
"Apa perlu saya panggil bagian keuangan?"
Tawa kecil keluar dari bibir Shani. "Jika menurut kamu bisa menyelesaikan hal ini, silakan saja. Lakukan sesukamu, Oniel."
"Saya butuh persetujuan, Bu Shani."
"Untuk hal remeh seperti ini?" Shani memutar kursinya menghadap Oniel. "Sejak wakil kepala sekolah meninggal, kamu seharusnya naik sebagai wakil saya. Lakukan apa yang menurutmu benar, Oniel."
Helaan napas keluar dari mulut Oniel, sudut bibirnya terangkat. "Bu Shani tahu ini tidak seremeh kelihatannya, tapi jika keputusannya begitu, maka saya akan melaksanakannya."
Kursi kembali berputar menghadap ke depan. Kembali Shani memakan permen pemberian Oniel begitu santai. Tangannya mulai menyangga dagu. "Tenang saja, anak saya yang super bandel itu sudah bergerak."
Oniel tersenyum. Tidak mengatakan apapun.
"Bagaimana keadaannya? Oh, Pandora juga."
"Pandora masih stabil, hanya saja akhir-akhir ini mereka lebih sering berkegiatan di luar dan untuk Zee, dia kembali membolos untuk menonton konser The Coin."
"The Coin?" Shani menaikan sebelah alis, sudut bibirnya terangkat. "Saya penasaran apa yang akan dia perbuat. Oh, jangan lupa Oniel, sebagai wakil kepala sekolah hukum dia seberat-beratnya."