gadis tersebut rasanya ingin menggigil kedinginan karna gamisnya yang kini basah, namun suatu ketika Arka yang hendak pulang langsung membawa payungnya.
Saat ingin membuka pintu mobil tersebut, mata Arka tertuju kepada seseorang, sepertinya ia mengenal gadis tersebut.
Arka pun langsung mendekati gadis tersebut, benar saja ternyata ia mengenali Zahira disana.
"Astagfirullah! Ustadzah" Ucap Arka kini langsung menyuruh Zahira untuk masuk di payung miliknya.
"Saya antarkan pulang ya, ini sudah malam. Ustadzah nanti sakit" Ucap Arka kini dianguki oleh Zahira.
"Tapi Gus.. satu mobil bersama yang bukan mahram kan tidak boleh" Ucap Zahira.
Arka paham maksud Zahira, namun jika Arka tidak mengantarkan Zahira pulang mungkin Zahira bisa sakit karna kehujanan.
"Hanya untuk kali ini saja, jika saya membiarkan Ustadzah sendirian disini. Nanti siapa yang akan menjemput Ustadzah" Ucap Arka.
Akhirnya mereka pergi kearah parkiran dan kini Zahira duduk dibelakang agar mereka ada jarak.
Diperjalanan Arka terus melihat wajah pucat gadis tersebut, begitu sangat menggigil akhirnya Arka memberikan jaketnya untuk gadis tersebut.
"Pakailah jaket ini, mungkin rasa menggigilnya akan hilang. Saya juga akan mematikan pendinginnya" Ucap Arka.
"Syukron Gus, saya jadi tidak enak selalu merepotkan anda" Ucap Zahira.
"Tentu saja tidak, Ustadzah" Ucap Arka langsung kembali fokus menyetirnya.
Tak beberapa lama akhirnya sampai di depan rumah Zahira, hujan juga sudah berhenti akhirnya Zahira turun dari mobil Arka dan berpamitan pulang.
"Besok insyaallah jaketnya saya kembalikan Gus" Ucap Zahira.
Arka mengangguk, "iya Ustadzah, hati-hati ya" Ucap Arka.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
~~~~🌷🌷🌷~~~~
Baru saja Zahira membuka pintu, tenyata Bulan dan Abah Ahmad kini menatap Zahira dengan penuh kecurigaan.
"Tuh kan Ba, kak Zahira tadi pulang diantar seseorang!" Ucap Bulan membuat Abah Ahmad menatap Zahira dengan sangat marah.
"Zahira!" Sentak Abah Ahmad.
"Maaf Abah, tadi-"
"Sini kamu!" Belum juga selesai bicara tangan Zahira langsung ditarik, kini langsung dibawa oleh Abah Ahmad kekamar Zahira.
"Abah maaf! Ummi tolong Zahira!" Jeritan Zahira kini terus memanggil Ummi Nurul hingga wanita paru baya itu langsung cepat-cepat menyusul putrinya.
"Abah! Istighfar Bah!" Ucap Ummi Nurul kini terus memegang tangan Abah Ahmad yang sudah membaca cambukan untuk mencambuk putrinya.
"Ummi minggir! Biar Abah yang akan menghukum gadis memalukan ini!" Kini Abah Ahmad langsung menutup pintu kamar Zahira, Ummi Nurul yang sudah menangis dan terus mengetuk pintu namun semua usaha nya gagal, Zahira terus bentar oleh Abahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta 2 [Arka&Azzahira]
Teen FictionMenjadi seorang pemimpin pesantren Dalwa adalah suatu impian Jidda dan Jiddiy Arka, Muhammad Arka Al-Fariz yang kini baru saja kembali ke tanah air harus menjalani hidupnya sebagai seorang pemimpin dengan ilmu yang telah dia pelajari selama di mesir...