Setelah selesai rapat kini mata Arsya terus melihat tatapan Inaya yang terus menatap wajah Arka.
Arsya pun berdeham kepada di samping Arka dan Gus Azzam, "Afwan, Ka. Hari ini ada jadwal ngajar setelah jam Ning Zahira, kan?" Tanya Arsya.
Arka pun melihat jam tangannya dan benar saja lima menit lagi dia harus segera pergi ke kelas Zahira, "Arsya tolong bilang kepada Bilal suruh ganti saya, saya mau mengantarkan Baba ke panti asuhan bersama Hisyam. Mungkin jika Zahira mau ikut, coba kamu tawarkan kepadanya" Ucap Arka.
"Na'am, nanti aku bilang kepada Bilal dulu" Ucap Arsya.
"Syukron, Sya" Ucap Arka.
"Afwan" Ucap Arsya kini langsung berpamitan dan segera pergi dari ruangan Arka.
"Inaya mau pulang? Abah mau ikut ke panti asuhan bersama Gus Azzam dulu" Ucap Gus Iqbal.
"Abah, boleh Inaya ikut? Nanti kan ada Ustadzah Zahira juga" Ucap Inaya.
"Apa tidak masalah, Gus? Saya boleh ikut kan?" Ucap Inaya.
"Na'am jika istri saya juga ikut" Ucap Arka membuat Inaya mengangguk.
Gus Azzam pun melihat Gus Iqbal langsung menghampirinya, "Bal, ikut saya sebentar" Ucap Gus Azzam langsung diangguki oleh Gus Iqbal.
Diluar ruangan Arka, Gus Azzam langsung menyuruh Gus Iqbal untuk menutup pintu tersebut.
"Ada apa?" Tanya Gus Iqbal.
"Bisa beri jarak kepada putrimu? Aku tidak ingin ada konflik antara anak dan menantuku"Ucap Gus Azzam.
Gus Iqbal pun merasa tersinggung keras oleh ucapan sahabatnya, "maksudmu Inaya itu perusak hubungan putramu? Inaya bukan wanita murahan, dia didik dari kecil oleh ilmu saya" Ucap Gus Iqbal.
"Saya tahu, tapi sebaiknya carikan secepatnya Inaya dengan siapa. Agar dia tidak jatuh hati dengan Arka" Ucap Gus Azzam.
"Mungkin.. dengan Hisyam" Ucap Gus Iqbal langsung membuat Gus Azzam marah.
"Hisyam masih sekolah! Mau dikasih makan apa anakmu, Bal? Rumput atau batu?" Ucap Gus Azzam membuat Gus Iqbal tertawa.
"Hahaha! Warisanmu itu lebih banyak, ingat mahar Arka yang diberikan kepada Zahira itu saja 500 milyar, ternyata kaya juga ya" Ucap Gus Iqbal.
"Mangkanya jadi orang itu rajin menabung supaya jadi orang kayak, cowok tangguh tapi malas menabung, Hah. Jadi pemimpin seperti apa?" Ucap Gus Azzam.
"Bolehlah Inaya jadi istri kedua Arka" Ucap Gus Iqbal.
Mata Gus Azzam langsung tajam mendengarnya, "saya tidak suka bercanda seperti itu, menikah karna ibadah bukan karna kekayaan" Ucap Gus Azzam.
"Afwan Gus.. saya cuman bercanda" Ucap Gus Iqbal.
~~~~🌷🌷🌷~~~~
Kini kebetulan Gus Azzam dan Arka membawa mobil mereka sendiri.
"Arka sama Zahira, kalian berdua langsung kesana dulu. Bilang ke pak Haji Abdul tunggu Baba dulu, ya" Ucap Gus Azzam.
"Iya Ba" Ucap Arka kini langsung naik ke mobilnya, namun tiba-tiba Gus Iqbal berlari menghampiri Gus Azzam dan Arka.
"Tunggu!" Panggil Gus Iqbal dengan tergesa-gesa.
Gus Azzam pun langsung menghampiri Gus Iqbal bersama Arka.
"Ada apa, Gus?" Ucap Arka.
"Arka, Afwan ya. Tapi saya boleh titipkan Inaya dua hari disini, sekarang istri saya sakit jadi saya harus segera kesana. Ingat, data saya ada di Inaya, dia bisa mengurus pesantren Darusalam untuk sementara" Ucap Gus Iqbal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta 2 [Arka&Azzahira]
Teen FictionMenjadi seorang pemimpin pesantren Dalwa adalah suatu impian Jidda dan Jiddiy Arka, Muhammad Arka Al-Fariz yang kini baru saja kembali ke tanah air harus menjalani hidupnya sebagai seorang pemimpin dengan ilmu yang telah dia pelajari selama di mesir...