Akhirnya Zahira keluar bersama Ayunda membawa sarapan pagi yang sudah dia masak bersama Ayunda, semua orang disana langsung berkumpul untuk mengambil piring masing-masing.
"Ayo makan dulu, Ustadz, Ning Inaya. Kita sarapan dulu" Ucap Zahira kini duduk disebelah Arka.
Arka pun mengambil piring untuk Zahira sekalian mengambilkannya nasi, padahal niat Zahira ingin makan sedikit namun Arka terus melarangnya.
"Nasinya jangan banyak-banyak, Mas" Ucap Zahira.
"Makan, kamu niat makan apa nyemil?" Ucap Arka membuat sahabat-sahabatnya ikut iri dengan rumah tangga Arka.
"Kamu juga harus makan sayur" Ucap Arka namun Zahira menggeleng.
"Aku nggak suka sayur, Mas.." Ucap Zahira.
"Kak Zahira memang sedikit nakal, Gus. Kalau Ummi masak kangkung dia selalu pisah makannya, mangkanya dimarahin terus sama Ummi" Ucap Ayunda langsung membuat mata Zahira melotot melihat Ayunda.
"Sedikit aja ya sayangku, cantiknya Mas. Sayurnya nggak cinta kamu kok ngapain kamu nggak suka" Ucap Arka langsung membuat Abil tersedak makanan-nya.
Inaya yang hanya tersenyum tipis hanya bisa melihat Arka dan Zahira saling bercanda saja.
"Ustadzah, jangan alay dong. Tinggal makan aja loh, nggak ada bersyukurnya" Ucap Inaya dengan kesal.
"Huss.. huss.. Ning cerewet nggak diajak" Ucap Ayunda kini mengusir Inaya seperti kucing.
~~~~🌷🌷🌷~~~~
Siang ini Inaya langsung keruangan Arka untuk memberikannya sebuah map kuning yang berisi dukomen pesantren milik Gus Iqbal.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Disana tidak hanya ada Arka namun Bilal dan Ismail juga ada disana, kedatangan Inaya disana tidak ada yang melihat dirinya.
Mungkin kedatangan dirimu tidak diperlukan, Ning Inaya🙏
"Ada apa Ning keruangan Gus Arka?" Tanya Bilal kepada Inaya.
Inaya tidak menjawab pertanyaan Bilal, dia langsung duduk didepan Arka dan membuka dukomen miliknya.
"Gus, apakah semua berkas-berkas milik Abah sudah cukup untuk kita kerja sama? Saya harap, keuangan pesantren kami dan juga dana untuk panti asuhan di daerah kami tercukupi oleh bantuan Gus Arka" Ucap Inaya.
Arka pun mengangguk dan memeriksa beberapa map tersebut, "kapan saya bisa mampir ke pesantren Gus Iqbal?" Tanya Arka.
"Jika bisa di hari ahad sampai satu minggu kita selesaikan kerjasama ini, bagaimana?" Tanya Inaya kembali.
"Jika selama itu saya akan membawa Zahira juga" Ucap Arka.
Inaya pun tersenyum menatap Arka, "Gus. Ini penting, bukan liburan untuk beromantisan setiap hari. Lagi pula biarkan dia dirumah banyak yang menjaga dia, Gus." Ucap Inaya.
"Kalau begitu, saya kirimkan Arsya dan Wildan saja." singkat Arka langsung membuat Inaya terdiam.
"Gus" Ucap Inaya kini langsung berdiri dari duduknya.
Arka tidak ingin melihat wajah Inaya seperti sangat kesal kepadanya.
"Gus, anda sekarang sudah dibutakan oleh cinta yang Buta, buta, dan buta!" Ucap Inaya dengan nada tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta 2 [Arka&Azzahira]
Teen FictionMenjadi seorang pemimpin pesantren Dalwa adalah suatu impian Jidda dan Jiddiy Arka, Muhammad Arka Al-Fariz yang kini baru saja kembali ke tanah air harus menjalani hidupnya sebagai seorang pemimpin dengan ilmu yang telah dia pelajari selama di mesir...