Zahira yang sudah menunggu Ustadz Wildan diarea pesantren, karna Zahira tidak mau hanya dua orang saja maka Zahira meminta Ustadzah Hilya sahabat Zahira untuk pergi bersamanya.
Diperjalan, Zahira yang hanya diam mendengarkan suara ayat-ayat Al-Qura'an yang dibacakan oleh Ustadzah Hilya, sungguh Suara lantunan Ayat dari Ustadzah Hilya sangat merdu.
"Afwan Ustadzah Zahira, Saya boleh tanya sesuatu?" Tanya Ustadz Wildan.
"Na'am Ustadz" Ucap Zahira.
"Apa perlu saya dan Ustadzah Hilya mengantar sampai kerumah seseorang itu? Karna saya mendapat amanah dari Gus Arka, tidak boleh meninggalkan Ustadzah sendirian" Ucap Ustadz Wildan.
"Perhatian banget ya Gus Arka, sayang banget Zahira memilih jalan sendiri" Ucap Ustadzah Hilya.
"Bukan seperti itu, tapi saya bisa sendiri saja. Ustadz" Ucap Zahira.
"Tapi ya secara logika aja nih, Zira. Arga itu geng montor yang memiliki banyak wanita, bahkan dia bisa saja ingin mendapatkan mahkota kamu, karna kamu terlalu polos dan sangat membuat yang bukan mahram kamu penasaran tanpa ingin menikahi kamu" Ucap Ustadzah Hilya.
"Itu namanya su'udzon, berbaik sangka dulu saja" Ucap Zahira.
"Zira, Zira. Emang paling bener kamu harus buka mata seluas samudra" Ucap Ustadzah Hilya kini menggelengkan kepalanya, sudah cukup dia berulang kali menasehati Zahira namun jika jawaban Zahira tetap dengan tujuannya sendiri, Ustadzah Hilya bisa apa?
Ustadz Wildan hanya tersenyum dengan pandangannya fokus kearah jalan raya, "Afwan nggih, tapi dari mata Ustadzah Zahira mungkin ada penyesalan. Saya bukan peramal ataupun orang pintar membaca pikiran, Ustadzah. Cinta itu akan selalu abadi jika memang dia adalah takdirmu" Ucap Ustadz Wildan.
"Kita serahkan semua masalah ini kepada Allah, takdir Allah tidak pernah salah untuk hambanya"Ucap Zahira.
~~~~🌷🌷🌷~~~~
Sampai mereka didepan jalan disana Zahira keluar dari mobil bersama Ustadz Wildan.
"Ustadzah yakin? Disana jalannya kecil dan gelap"Ucap Ustadz Wildan.
"Benar kok alamatnya, Ustadz tunggu disini saja ya" Ucap Zahira kini pergi dari hadapan Ustadz Wildan.
Sampai Zahira masuk kedalam jalan gelap tersebut, Ustadz Wildan tetap pantau Zahira dari jauh.
Sampai dirumah Arga, disana sangat sepi sekali, akhirnya Zahira pun mengetuk pintu tersebut.
"Assalamualaikum, Ustadz Syahrul. Mas Arga!" Salam Zahira namun tidak ada yang menjawab.
"Mas Arg-"
Belum sempat memanggil mulut Zahira sudah di bungkam oleh seseorang, dan langsung diseret hingga jauh dari rumah tersebut.
Zahira pun menatap dengan tangannya yang langsung mencengkram kuat tangan seorang tersebut.
"Argh! Cewek sialan!" Ucap seorang tersebut melepaskan Zahira langsung.
Begitu terkejutnya Zahira melihat wajah pria tersebut, "Mas Arga!" Ucap Zahira.
Arga langsung menarik kedua lengan Zahira hingga mereka sangat dekat.
"Zahira! Lo adalah wanita yang membuat gue ingin memiliki lo tanpa menikah dengan wanita sok suci seperti lo, Zahira!" Sentak Arga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta 2 [Arka&Azzahira]
Teen FictionMenjadi seorang pemimpin pesantren Dalwa adalah suatu impian Jidda dan Jiddiy Arka, Muhammad Arka Al-Fariz yang kini baru saja kembali ke tanah air harus menjalani hidupnya sebagai seorang pemimpin dengan ilmu yang telah dia pelajari selama di mesir...