Dipesantren setelah Zahira mengajar, ia pun segera kembali keruangannya, namun disaat Zahira hampir masuk keruangannya tiba-tiba Bulan memegangi tangan Zahira saat hendak membuka pintu ruangannya.
"Bulan? Ada apa?" Tanya Zahira.
"Bukan berarti aku sudah baik dengan kamu, aku rela mengalah hanya demi Ummi, paham?" Ucap Bulan langsung membuat Zahira terdiam.
"Kalau begitu kenapa kamu membatalkannya kalau kamu saja masih memberatkannya? Aku nggak masalah kamu mau mengambil Gus Arka dari aku, asalkan kamu mau berubah" Ucap Zahira.
Bulan pun terkekeh kecil, "mengambil? Hah?! Kamu yang mengambil hak dan takdirku! Kamu Zahira!" Ucap Bulan.
"Kamu tahu aku hampir depresi memikirkan perjodohan ini, aku nggak akan ikhlas sampai kapan pun aku bisa saja merebut Gus Arka dari kamu!" Amarah Bulan kepada Zahira hingga membuatnya harus terdiam.
"Gus Arka hanya satu didunia, dan kamu melepaskannya padahal egois kamu saja masih ingin kamu menggenggamnya" Ucap Ayunda kini menghampiri mereka berdua.
"Ayunda.. sudah, jangan-"
"Jangan membela orang yang sudah jahat dengan kita, seperti itu kan maksud Kak Zahira? Ingat ya Bulan! Tanpa ada bantuan dari Abi aku, kamu nggak akan bisa dipesantren ini! Ingat, pesantren ini juga kerja sama dengan Abi aku!" Sentak Ayunda langsung membuat Bulan terdiam.
"Sudah Ayunda, biarkan Allah sendiri yang membuka pintu hatinya" Ucap Zahira kini menggandeng Ayunda untuk masuk kedalam ruangannya.
Bulan yang sudah kesal langsung pergi dari ruangan tersebut.
~~~~🌷🌷🌷~~~~
Kini adzan Dhuhur berkumandang, Zeraya dan Zayara kini ikut Gus Azzam untuk shalat berjamaah di masjid pesantren.
Beberapa menit Zahira dan Ustadzah Hilya juga datang, Zeraya pun langsung menyuruh mereka berdua untuk duduk disebelahnya.
"Masyaallah calon menantu Umma, cantiknya" Ucap Zeraya dengan senyumnya kepada Zahira.
"Iya Ning, memang Calon Ning dipesantren Dalwa cantiknya membuat Gus Arka terpikat hatinya"Ucap Ustadzah Hilya membuat wajah Zahira memerah.
"Kamu belum tahu sebucin apa Arka jika sudah menikah dengan kamu, dulu waktu Arka kecil dia selalu menggombal dengan seribu kata-katanya, apalagi waktu saya mengandung Hisyam. Tiada hari tanpa mencium perut Ummanya sambil hafalan dengan Babanya" Ucap Zeraya membuat Zahira semakin kagum dengan Arka.
Ustadzah Hilya melihat Zahira seperti kepiting rebus langsung semakin senang menggoda Zahira, "iya Ning, apalagi Gus Arka suka anak kecil. Sudah pasti dia akan sayang dengan anak dan istrinya" Ucap Ustadzah Hilya.
"Masyaallah pipinya sampai merah yaa" Ucap Zera kini tersenyum.
Setelah Shalat berjamaah kini Zahira bersama Zayara bermain di lapangan pesantren, Zahira memang sangat di sibukkan oleh tugasnya menjadi guru mengajar namun sekarang ada waktu istirahat Zayara pun mengajaknya untuk bermain bagaimana dia bisa menolaknya?
Zahira dan Zayara kini duduk melihat lapangan pesantren sangat sepi tidak ada santri yang berlalu lalang disana.
"Kak Zahira ayo kita main petak umpet!" Ucap Zayara antusias.
"Ning, jangan ya. Yang lain aja" Ucap Zahira.
"Maunya petak umpet!" Ucap Zayara sedikit memaksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta 2 [Arka&Azzahira]
Teen FictionMenjadi seorang pemimpin pesantren Dalwa adalah suatu impian Jidda dan Jiddiy Arka, Muhammad Arka Al-Fariz yang kini baru saja kembali ke tanah air harus menjalani hidupnya sebagai seorang pemimpin dengan ilmu yang telah dia pelajari selama di mesir...