Pagi ini semua orang berkumpul di area ndalem, di saat berduka ini semua sahabat Arka pun berkumpul, jangankan hanya sahabat Arka, bahkan orang-orang yang kenal dan akrab dengan beliau saja mereka langsung secepatnya ke area ndalem dengan tangisan mereka menunggu kedatangan ambulans dari pihak rumah sakit.
"Ka, lo terlalu cepat berpulang... gue nggak bisa disini jika bukan karna lo" Ucap Arsya kini tangisnya pun langsung membuat sahabat Arka sakit hati mendengarnya.
"Dia adalah manusia baik, siapa yang tidak kenal dengan Arka. Allah maha baik, ia merindukan hambanya dan meminta untuk ia pulang dengan senyumannya" Ucap Abil kini mengusap punggung Arsya.
"Betapa kita kehilangan seorang pemimpin, dia bukan pimimpin tapi dia adalah sahabat yang selalu ada di samping kita dulu, sekarang dia hanya bisa menatap kita namun dari jauh" Ucap Bilal kini menunduk dan menghampus air matanya.
"Kalian semuanya harus ikhlas, sambutlah Arka dengan keikhlasan. Jika kalian lemah seperti ini bagaimana dengan Arka yang menatap kalian? Dia akan kecewa" Ucap Gus Azzam kini menuturi sahabat-sahabat Arka.
saat mereka sedang menunggu tiba-tiba mobil putih pun berhenti di depan area ndalem.
Seorang lelaki tersebut pun menatap bendera duka di samping ndalem dengan terkejut melihat banyak orang di sana yang sedang berduka, Dia pun masuk dan semua orang menatapnya tidak percaya, semua orang pun berdiri dan begitu histerisnya Zeraya saat melihat lelaki tersebut berada di ambang pintu dengan wajah senyumnya, membuat semua orang pun tidak menyangka di hadapannya sekarang adalah...
"Arka!!" Ucap Zeraya kini menangis saat ia melihat putranya yang masih hidup dan pulang dengan selamat, Arka pun hanya tersenyum dan langsung menghampiri Ummanya lalu memeluk tubuh Zeraya.
"Umma.."
"Ka, kenapa bisa kamu tidak di pesawat itu?" Tanya Abi Farid.
"Sebenarnya Abi, saat Arka tahu badai masih terlalu buruk. Arka pun segera pulang namun ternyata badai terus saja hingga semalam akhirnya Arka ke rumah teman Arka dulu yang dari Kairo. Alhamdulillah Allah masih sayang dengan Arka" Ucap Arka kini membuat semua orang bernapas lega.
Namun disana Arka tidak melihat Zahira, bagaimana kondisi Zahira sekarang.
"Umma? Dimana istri Arka?" Tanya Arka kini khawatir.
"Zahira.."
~~~~🌷🌷🌷~~~~
"Assalamualaikum, Ra!" Arka pun terkejut saat masuk kamar dimana Zahira langsung jatuh sakit dan menatap lemas kearah Arka.
Arka pun langsung duduk disamping Zahira dan memegangi tangan istrinya dengan wajahnya penuh dengan kekhawatiran.
"Mas Arka.."
"Raa, saya ada disamping kamu. Buka matamu, Humairah" Ucap Arka.
"Anak kita..."
"Apa?" Arka pun mematung dan menatap Abi Farid yang mengangguk terharu.
"Zahira sedang mengandung anak kamu, nak" Ucap Abi Farid kini membuat Arka tersenyum terharu.
"Ra, serius? Ayo bangun sayang. Suami kamu ada disini" Ucap Arka kini mencium puncak kepala Zahira.
Siang ini Arka terus menemani istrinya hingga istrinya pun perlahan mulai sadar.
Saat Zahira membuka matanya dan menatap kearah samping saat ia merasa jika ada yang menggenggam tangannya.
"Mas Arka?" Zahira pun terkejut dan langsung bangun dari tidurnya dan menatap dengan jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta 2 [Arka&Azzahira]
Teen FictionMenjadi seorang pemimpin pesantren Dalwa adalah suatu impian Jidda dan Jiddiy Arka, Muhammad Arka Al-Fariz yang kini baru saja kembali ke tanah air harus menjalani hidupnya sebagai seorang pemimpin dengan ilmu yang telah dia pelajari selama di mesir...