4 Bulan kemudian...
Pagi ini Zahira menatap Arka yang sedang bercermin memakai sorbannya. Pantulan cermin terlihat wajah sedih Zahira menatap kearahnya.
"Ada yang mau ikut?" Tanya Arka kini menatap wajah Zahira yang tersenyum dan mengangguk.
"Mauu, ayoo pergi!" Ucap Zahira dengan wajahnya selucu anak kecil.
"Pakai cadarnya, Mas nggak mau ada yang melihat kamu. Di acara kajian dipesantren itu" Ucap Arka kini membuat Zahira langsung mengangguk dan memakai cadarnya.
~~~~🌷🌷🌷~~~~
Sampai disana Zahira dan Arka disambut oleh Kyai Durrahman dan istrinya.
Sampainya di masjid, banyak orang-orang yang sudah duduk dan menunggu acara dimulai, Zahira dan Arka pun akhirnya pisah sebentar.
Zahira duduk bersama istri kyai Durrahman, dan disana mereka tidak hanya berdua ada menantu dan cucu Kyai yang datang disana.
"Masyaallah, sudah berapa bulan ini?" Tanya wanita paru baya tersebut mengusap perut Zahira.
"Alhamdulillah sudah empat bulan"Ucap Zahira.
"Masyaallah semoga jadi anak yang shalih dan shalihah ya" Ucap wanita paru baya tersebut.
"Saya juga mau segera gendong cucu, beruntungnya Ning Zahira ya. Pasti disayang terus sama Ning Zera" Ucap wanita tersebut
Zahira pun tersenyum, "dari dulu Umma selalu sayang anak dan menatunya, tidak pilih-pilih" Ucap Zahira.
Kini wanita tersebut dan mengangguk, semua orang fokus dengan acara kajian yang sudah dimulai.
Setelah acara selesai, Zahira pun berjalan bersama Arka menuju mobil, saat Arka membukakan pintu untuk Zahira, ternyata didalam mobil tersebut sudah ada sebuket bunga tulip yang begitu cantik, hingga membuat Zahira menatap Arka dengan senyumnya.
Zahira pun masuk kedalam mobil sambil mencium aroma bunga yang begitu wangi, hingga diperjalanan pulang, Arka terus menggenggam tangan Zahira sambil menyetir mobil.
"Tumben banget beliin bunga? Kenapa, Mas?" Tanya Zahira.
"Anggap saja itu adalah bunga terakhir dari saya" Ucap Arka dengan senyumnya.
"Maksud kamu?"
"Besok-besok hadiahnya harus lebih spesial dari itu, terimakasih ya Zaujati" Ucap Arka.
"Kok jadi Zahira? Harusnya Aku yang bilang terimakasih banyak Zaujiku" Ucap Zahira.
Arka pun terkekeh, ia menatap Zahira sebentar lalu fokus menyetir, "kamu membuat hidup saya menjadi sempurna, melewati masalah di rumah tangga kita bersama-sama membuat Mas kagum sekali dengan kamu. Jangan pernah tinggalkan Mas sendirian didunia ini ya, Humairahku" Ucap Arka.
"Mas... jangan ngomong gitu dong, jadi sedih aku dengernya" Ucap Zahira kini menyenderkan kepalanya di pundak Arka.
"Saya selalu mendoakan kamu, anak-anak, keluarga, dan tentu saja mendoakan yang terbaik untuk anak-anak agar menjadi anak yang shalih dan shalihah" Ucap Arka.
"Aamiin, pokok ya kamu harus nemenin aku sampai tua!" Ucap Zahira kini membuat Arka terkekeh.
~~~~🌷🌷🌷~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta 2 [Arka&Azzahira]
Teen FictionMenjadi seorang pemimpin pesantren Dalwa adalah suatu impian Jidda dan Jiddiy Arka, Muhammad Arka Al-Fariz yang kini baru saja kembali ke tanah air harus menjalani hidupnya sebagai seorang pemimpin dengan ilmu yang telah dia pelajari selama di mesir...