Bagian|| 21

3.5K 239 22
                                    

Sore ini Ayunda berjalan menuju ke aula, namun saat diperjalanan ia melihat seorang pria yang sepertinya di mengenali pria tersebut, Ayunda pun menghampirinya.

"Assalamualaikum"

Pria itu pun menoleh dan terkejut dengan kehadiran Ayunda yang tiba-tiba menghampirinya.

"Waalaikumsalam"

"Ustadz Abil, ya?" Tanya Ayunda langsung diangguki oleh Abil.

"Ustadz kenapa sendirian disini? Lagi sedih ya?" Tanya Ayunda.

Abil pun mengangguk, "Iya, saya sedih karna sudah putus asa ingin mengejar seorang wanita yang saya ingin dapatkan namun dia seperti akan menolak saya" Ucap Abil kepada Ayunda.

"Kenapa takut ditolak? Memangnya siapa wanita itu?" Tanya Ayunda.

"Saya tidak bisa menyebutkan namanya disini, saya hanya berani menyebutkannya terang-terangan kepada Allah di sepertiga malam saya" Ucap Abil membuat Ayunda tersenyum tipis.

"Pasti wanita itu sulit digapai ya?" Tanya Ayunda.

"Bagaimana pendapat kamu, saat ada seorang pria yang tiba-tiba datang kerumah ingin mengajak kamu ta'aruf, lalu mengkhitbah kamu?" Ucap Abil membuat Ayunda langsung berfikir.

Ayunda pun tersenyum dan menatap Abil yang sudah penasaram dengan jawaban Ayunda.

"Siapapun dia, jika Abi menilai dirinya pantas bersanding dengan Ayunda. Pasti Ayunda terima, seperti dulu ketika Abi mengenalkan Mas Arzan kepada Ayunda. Ayunda pun mencoba untuk mengenali dirinya mulai dari sifat baik hingga buruknya, namun jika takdir kita hanya untuk saling mengenal saja bukan untuk saling memiliki, itu sudah menjadi takdir kami" Ucap Ayunda membuat Abil tersentuh dengan setiap kalimat Abil.

Abil pun terdiam sebentar dia pun berdiri dan menundukkan pandangannya kepada Ayunda.

"Lantas jika pria tersebut bukan dari keluarga terpandang apakah wanita sepertimu akan menerima saya?" Ucap Abil langsung membuat Ayunda tersenyum.

"Ayunda tidak pernah melihat pria dari hartanya, namun dari keluarganya. Bagaimana pria itu dekat dengan keluarga, sahabatnya, bahkan dekat kepada Allah. Dari caranya berfikir yang jernih dan dewasa, hingga bisa membimbing Ayunda dengan lemah lembut, bagaimana Ayunda akan menolaknya jika dia ingin menikahi Ayunda karna cintanya dan ingin membimbing Ayunda sampai kesurga dengannya" Ucap Ayunda membuat Abil hanya bisa tersenyum mengangguk.

Abil pun menghela napas dan langsung berpamitan kepada Ayunda, karna jantungnya sudah berdetak kencang saat Ayunda tersenyum kepadanya.

"Saya pamit dulu, assalamualaikum"Ucap Abil langsung membuat Ayunda mengangguk.

"Waalaikumsalam."

~~~~🌷🌷🌷~~~~

"Ning, nanti malam Ning Inaya ikut saya menginap di asrama putri ya. Soalnya disana nanti bakalan seru kita main sama santri disana" Ucap Ayunda terus memaksa Inaya agar ikut bersamanya.

"Maaf, saya nggak suka main seperti bocah saja" Ucap Inaya dengan kesal.

"Loh? Ning, daripada di ndalem. Sampean lihat dua bucin itu apa nggak pengen cepet-cepet nikah? Udalah paling bener ikut saya" Ucap Ayunda.

"Kamu berani banget ya maksa-maksa Ning seperti ini, ingat! Derajat kamu dan saya lebih tinggi saya" Ucap Inaya langsung membuat Ayunda ingin menyemburkan kata-kata lebih panas.

"Ingat ya, kita saat di hadapan Allah derajat kita lebih kecil daripada Allah. Kita hanya manusia biasa, sesungguhnya derajat seorang yang pantas tinggi ada seorang ibu!" Ucap Ayunda langsung pergi meninggalkan Inaya sendiri disana.

Takdir Cinta 2 [Arka&Azzahira]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang