Tak terasa waktu hingga bertahun-tahun mereka lewati bersama, kini lima tahun mereka diselimuti kebahagiaan tentu hadirnya dua bayi kembar Zubair dan Hafsah yang sudah menginjak umur lima tahun.
Kini Zahira menghampiri Arka yang sedang mengajak bermain si kembar, tentu saja Zahira akan ikut membantu suaminya mengurus anak selama ini Arka yang terus menjaga anak-anaknya dan membiarkan Zahira istirahat.
"Main terus sama Abi, sekali-sekali kalian juga harus main sama Ummi. Dong!" Ucap Zahira kini menggendong Hafsah di pangkuannya.
Arka pun terkekeh menatap Zahira yang kini cemburu dengan dirinya, "inilah yang dikatakan orang, mereka berdua hanya menumpang dirahim, Umminya" Ucap Arka dengan tawanya yang membuat Zahira langsung mencubit pinggang Arka.
"Ish! Dulu saat mereka umur dua tahun yang mereka panggil, Abinya terus. Masa iya nama Ummi itu susah?" Tanya Zahira dengan kesal.
"Tidak juga, dulu saat Hisyam umur dua tahun dia selalu memanggil Abba saja. Babaa, Babaa, bahkan Umma saja sampai cemburu sama Abba" Ucap Arka.
"Terus?" Tanya Zahira.
Arka pun tersenyum, "sekarang? Coba kamu lihat Hisyam sekarang manja ke siapa? Umma atau masih sama Abba?" Pertanyaan Arka langsung membuat Zahira tertawa.
Arka pun paham jika Zahira sudah mengerti maksudnya, "Umma tetap pemenangnya, karna.. sosok penyayang yang dimiliki seorang ibu itu tidak ada tandingannya daripada kasih sayang seorang Ayah. Karna, ibu lah yang telah melahirkan kita, mengasihi kita, dan menyangi kita. Meskipun Umma bukan ibu kandung Mas Arka, tapi Mas Arka tetap meratukannya. Ibu Nala yang sudah menyayangi Mas Arka selama tujuh tahun lalu ada Umma Zeraya yang meneruskan kasih sayangnya meskipun saat itu umurnya sangat muda tapi hatinya seperti malaikat" Ucap Arka kini dengan air matanya pun jatuh membasahi kedua pipinya.
"Ibu Nala pasti beruntung punya putra satu-satunya yang bisa mengangkat derajat kedua orang tuanya ya Mas, aku aja bangga loh sama Mas Arka. Apalagi Ibu dan Ayahnya Mas Arka" Ucap Zahira.
Arka pun tersenyum dan seketika dia teringat ayahnya, "Ayah.. entah sekarang beliau dimana" Ucap Arka kini merindukan sosok pahlawannya.
"Enam tahun kita menikah namun Zahira belum pernah bertemu dengan Ayahnya Mas Arka? Maaf Mas, tapi Zahira..." Ucap Zahira namun ingin meneruskan bicaranya tapi Arka hanya tersenyum tipis dan mengangguk kecil.
"Mas masih mencari keberadaannya, dulu kita memang sempat bertemu tapi... saat itu Ayah ingin mengajak Mas Arka pergi, namun Abba mencegahnya. Karna Abba dan Umma sudah sangat sayang sama Mas Arka dan sesuai janji ibu, Mas Arka tidak boleh ikut bersama Ayah" Ucap Arka kini membuat Zahira terkejut dengan fakta tersebut.
"Umma baik ya, Abba juga. Mereka berdua mau menerima Mas Arka, bahkan mewariskan pesantren besar ini" Ucap Zahira tersenyum menatap Arka.
Arka pun mengusap puncak kepala Zahira, "karna Jiddiy dan Abba sudah yakin saat Mas Arka dewasa sudah bisa menjadi pemimpin. Mas harap putra kita berdua akan bisa menjadi penerus yang bijaksana" Ucap Arka mencium puncak kepala Zubair.
~~~~🌷🌷🌷~~~~~
"Aaa!! Abi!! Ada moster" Ucap Hafsah kini berlari karna takut dikejar oleh Satria anak dari Ayunda dan Abil.
"HUAA!! RAWR! Hafsah aku akan menangkapmuu" Ucap Satria kini terus mengejar Hafsah.
"Abang Zubair!!" Panggil Hafsah.
Kini anak lelaki kecil yang memaki sarung dilehernya seperti pahlawan melompat dari sofa dan menyerang Satria dengan jurusnya.
Jurus apa Kak? Jurusssss Angin....🌬🌬🌪🌪
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta 2 [Arka&Azzahira]
Teen FictionMenjadi seorang pemimpin pesantren Dalwa adalah suatu impian Jidda dan Jiddiy Arka, Muhammad Arka Al-Fariz yang kini baru saja kembali ke tanah air harus menjalani hidupnya sebagai seorang pemimpin dengan ilmu yang telah dia pelajari selama di mesir...