13. AKU KECEWA...IBU

57 29 2
                                    

Bimbingan seorang ibu ternyata sangat penting. Namun sayang, saya tidak beruntung dalam hal itu.

-Fania Syafira.

Selamat membaca....
•••••••

"Cie cieee"Mauren menatap jahil pada Fania dengan menaik turunkan alinya, tak beda jauh dengan Zio yang kini menatap abangnya itu geli.

"Ati-ati jatuh cinta loh"Ucap Zio pada Zean dan Fania membuat keduanya merotasikan matanya malas.

•••••

"Hmm doain aja," ucap Zean. Membuat Mauren dan Zio langsung bergumam amin, sementara Fania mandengus kesal mendengar nya.

"Apaan sih Lo," Fania berdecak.

"Apanya yang apa?." Zean menarik turunkan alisnya menggoda.

"Dih, gajelas banget." Fania mengusap wajah Zean, berusaha membuat Zean sadar. Siapa tau dia kemasukan hantu penghuni disini.

"Salting Lo, ya?"ucap Mauren ketika melihat gelagat Fania, yang berusaha menahan senyuman.

"Salting pala Lo. Ayo, akh. Balik!" Fania dengan cepat menarik tangan Mauren untuk ia ajak pulang. Namun sebelum itu, Zean menahan lengannya membuat ia berhenti dan menatap bertanya pada Zean.

"Apa!"Fania menghempaskan tangannya.

"Nomor Lo dong, siapa tau kan gue bisa hubungin Lo buat nyuciin sepatu gue yang numpuk dirumah." Ucap Zean santai. Membuat Fania yang mendengarnya mengorek kuping nya salah dengar.

"Lo ngomong apa tadi?." Fania berusaha tak percaya dengan apa yang ia dengar.

"Pasti Lo denger tadi. kalo gak, budeg berarti." Fania dengan kesal menendang tulang kering Zean, tapi dengan cepat Zean menghindar dan terkekeh geli.

"Lo pikir gue jasa tukang cuci sepatu?."Fania dengan kesal berusaha meraih rambut Zean untuk ia tarik.

"Kdrt Lo anjir!"Zean berusaha mengelak dengan menjijitkan kakinya agak Fania tak bisa menggapai kepalanya.

Kesal karena tak dapat apa ia mau, ia pun melampiaskannya pada Zio yang berdiri di sebelah Zean.

"Gue gak dapet dia, yaudah Lo aja gantinya!" Zean tertawa ngakak melihat Zio yang di aniaya oleh Fania.

"Nah iya, ayo lagii."Mauren seperti mempunyai dendam kesumat kepada Zio, ia bertepuk tangan dan menyemangati sahabatnya itu.

"Awss, sakit anjing!"Zio menarik-narik tangan Fania berusaha untuk melepaskan genggaman kuat tangan cewek yang tenaganya seperti kuli ini.

"Udah-udah."Zean melerai dengan menangkap kedua tangan Fania, ia berdiri di belakang Fania membuat ia seperti memeluk Fania dari belakang.

"Udah, hei!" Sekali lagi Zean berusaha menghentikan kemarahan Fania dengan menutup kedua matanya.

Fania mendengus kesal dan menghempaskan tangan besar Zean pada matanya, ia pun langsung berbalik dan hampir saja dahinya tercium oleh Zean.

"E-eh."Zean mundur dengan kikuk.

Fania merotasikan matanya dan langsung menarik Mauren yang dengan kesal mengusap-usap kepala Zio dengan sangat terpaksa.

"Woi, Lo belum ngasih nomor Lo," pekik Zean ketika mobil Mauren sudah melaju pergi. Dari dalam mobil Fania mengeluarkan sebelah tangannya dan membuat gestur Fuck untuk Zean, sang empu pun tertawa.

"Lo suka ya sama, Nia?." Zio menatap Zean serius. Zean yang mendengar nya pun hanya mengangkat bahunya tak tahu, ia pun tak tahu kenapa ia bisa seperti ini.

My Life! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang