15. BERANI BEDA ITU, KEREN

61 30 3
                                    

Berani beda itu keren.
-zeandra

Selamat membaca....
•••••••

Seminggu berlalu dengan cepat. Adiknya, Famia sudah selesai dengan masa kemoterapi nya. Sekarang, ia dalam masa penyembuhan. Tak henti-hentinya ia berdoa kepada sang pencipta untuk bisa menyembuhkan adiknya dan mengembalikan kembali senyum cerah dan sikap ceria adiknya yang kadang membuatnya frustasi. Namun, jikalau bisa memilih, lebih baik ia di buat frustasi oleh Famia dari pada melihat adiknya merintih kesakitan.

Hari Senin, untuk para siswa pemalas contohnya seperti Mauren, yang akan sangat kesal ketika mengingat upacara bendera. Padahal ia lupa jikalau para pahlawan dulu rela mengorbankan diri demi merebut dan mempertahankan negara ini.

Mauren memang definisi manusia tak tahu diri, sifatnya itu kadang selalu membuat Fania mengomeli dirinya seperti seorang ibu yang harus mengajarkan anaknya untuk berbuat baik.

"Muka Lo kusut amat," Ujar Fania. Mauren menghampiri nya dengan wajah yang teramat kusut.

Setelah memarkir kan mobilnya di parkiran, kini mereka berdua berjalan berdampingan di koridor untuk menuju kelas mereka yang berada di lantai dua.

"Males gue weh, upacara lagi," balas Mauren dengan nada sebal. Fania yang berada di sampingnya hanya bisa menghela nafas panjang.

"Hidup Lo dipenuhi kata males, kapan Lo bisa berubah kalau kaya gitu?" Fania berdecak, kemudian menyeret Mauren yang akan keluar kelas menuju kantin ketika mereka selesai mengempaskan tasnya ke kursi masing-masing.

"Apa lagi sih, Fan." Mauren sudah sangat jengah dengan Fania yang sangat menaati peraturan sekolah ini.

"Heh gila! Lo mau kemana!" seru Fania. Mauren sudah berlari menuju kantin dengan melambai-lambai menyebalkan.

"Emang babi itu anak." Entah sudah keberapa kalinya Fania mengumpat pagi ini. Menambah dosa saja jika terus berurusan dengan Mauren.

Ia pun kembali memasuki kelas, lalu duduk pada kursinya, hanya ada beberapa orang saja yang berada dalam kelas karena terlalu pagi. Bahkan mungkin kuntilanak Masi berseliweran di bawah pohon mangga samping pos satpam.

Menggeleng dengan pikirannya yang sudah merembat sampai ke kuntilanak, ia pun mengeluarkan handphone android nya lalu memainkan nya, sembari menunggu lonceng berbunyi dan melaksanakan upacara yang rutin di lakukan ketika hari Senin.

Sedang asik-asiknya mengscrol salah satu apk yang banyak di huni para remaja, masuk salah satu notif dari apk edit foto dan video.

Fania mendelik melihat notifikasi dari apk tersebut yang sangat menyentil hati mungilnya. 'pamerin foto ayang kamu disini, biar kece'. Kira-kira seperti itulah notifnya.

"Jangan kan ayang, ayam aja gue kagak punya!" Fania mendengus kemudian mengganti huniannya ke apk WhatsApp.

•••••

+62

Oi, jangan lupa sv
No gue yak.

Siapa ya? Sksd banget

Fania menunggu beberapa detik, setelahnya munculah balasan dari nomor tak dikenal tersebut.

Parah Lo,
sv aja nomor gue

Maksa banget Lo!
Siapa sih?

Gue! Masa
lo kagak tau.

Lo pikir gue
cenayang?

My Life! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang