Special Chapter; 2

1.3K 96 21
                                    

"Hiks..."

"Sayang... Jangan nangis dong, ah." Bisik Jean lembut, mengusap sayang pucuk kepala sang istri. "Nanti kita coba lagi, ya. Jangan takut, ada aku di sini, my Queen." Tambahnya.

Testpack yang tadi digenggam oleh Jemia terjatuh begitu saja dari tangannya ke atas lantai kala Jean beralih memeluknya penuh kasih sayang dan cinta, begitu erat seolah takut sang istri menghilang dari pandangannya.

"Hiks... Kenapa, sih... Ada apa sama tubuh aku Jeje??? Kenapa susah banget, ya??? Apa takdir benci sama aku??? Hiks..." Rengek Jemia pilu, kedua tangannya meremat kaus hitam yang suaminya kenakan dengan sangat erat.

"Hush! Nggak boleh ngomong begitu, sayang..." Sanggah Jean cepat, mengusap-usap sayang rambut Jemia yang kini hanya sebahu, "Takdir Tuhan selalu baik, Tuhan nggak akan kasih ujian melebihi kesanggupan hamba-hambanya. Sabar, ya, sayangku." Ucapnya penuh pengertian.

Lagi dan lagi, sudah ke sekian kalinya Jemia memeriksa keberadaan cabang bayi yang seharusnya mulai tumbuh dan berkembang biak dengan baik di dalam tubuhnya sedari empat bulan yang lalu. Namun, Tuhan nyatanya lebih sayang pada calon bayinya.

Jean dan Jemia sudah menikah hampir satu tahun. Sepuluh bulan lebih tepatnya. Tanpa ada niatan menunda perihal buah hati, seminggu setelah menikah mereka langsung mendatangi dokter kandungan, untuk menjalankan progran kehamilan. Setelah dua bulan mencoba, Jemia sukses hamil. Tapi, itu dia, Tuhan lebih cinta dan begitu menyayangi calon buah hatinya, hingga di bulan ke tiga, ia mengalami keguguran. Tuhan mungkin merasa, bahwa Jean dan Jemia belum sanggup menerima anugerah sebegitu besarnya saat itu, makanya Dia ambil kembali sang calon buah hati.

Total, lima bulan yang lalu kejadian dirinya dan sang suami kehilangan sang buah hati. Namun, setelah kembali menjalani program kehamilan untuk yang kedua kali, sampai saat ini Jemia belum juga menunjukkan tanda-tanda bahwa ia tengah kembali mengandung buah hati mereka.

Ia menangis tersedu-sedu, teramat sedih, karena merasa takdir begitu jahat padanya.

Alma saja langsung mengandung sebulan setelah menikah, anak mereka telah lahir, begitu cantik, mirip sekali dengan sang ayah. Rena bahkan tengah hamil lima bulan dengan anak kembar saat ini, setelah tiga bulan menikah. Shea yang empat bulan lalu menikah dengan Shaka saja kini tengah hamil, baru ketahuan minggu lalu.

Lalu, kenapa, kenapa dengan dirinya? Ada apa dengan tubuhnya. Ia rajin ikut Jean olahraga, makanan yang ia makan selalu sehat dan bernutrisi. Ia selalu menjaga pola hidupnya, namun kenapa hanya ia yang dipersulit dalam memiliki keturunan?

"Je..." Pintu kamar mereka diketuk pelan, suara Nathya terdengar lembut halus di luar sana.

"Iya, Ma... Masuk aja." Tuturnya, mengizinkan sang ibu masuk.

Semenjak kejadian Jemia keguguran waktu itu, mereka memang kembali tinggal di rumah utama keluarga Djeong, sebab orang tua Jemia tinggal di Yogyakarta, sedangkan dengan keadaannya yang memprihatinkan ini, Jemia tidak bisa ditinggal sendiri. Nathya dan Jeffrey jelas menerima dengan senang hati.

"Ya, ampun... Sayangnya Mama..." Ucap Nathya merujuk pada Jemia, begitu penuh cinta, ia melangkah menghampiri sang menantu, "Sayang, kenapa nangis, hm?" Bisiknya lembut, gantian memeluk tubuh Jemia yang hanya diam tanpa sanggup menjawab.

"Hasilnya negatif lagi, Ma." Kata Jean pelan, mewakili sang istri. Daripada kecewa karena usaha mereka terus-menerus gagal, ia lebih merasa bersalah dan sakit hati ketika melihat bahwa wanita tercintanya menangis pilu begini.

Jelas, Jean pun mengharapkan keberadaan calon buah hati mereka. Namun, kembali lagi, Jean tentu tidak akan memaksakan kehendaknya pada Jemia. Apapun hasilnya, bagaimana pun takdirnya, ia menerima. Selagi Jemia ada di sampingnya, selagi Jemia sehat dan hidup dengan penuh bahagia, ia akan baik-baik saja. Tapi, melihat Jemia yang begitu mengharapkan keberadaan bayi kecil nan mungil di tengah-tengah mereka dan mengakibatkan istrinya begitu sedih dan pilu saat ini, buat ia ikut meringis pilu.

The Djeong'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang