26. Brave Enough, Huh?

2.1K 170 1
                                    

Rupanya, para Elder masuk ke dalam ruangan khusus itu untuk membicarakan siapa yang akan turun ke arena malam ini karena ada yang menantang dari geng sebelah yang sudah lama menjadi musuh bebuyutannya The Alpha's.

Stray Kids.

Tidak ada yang jadi taruhan, karena bagaimana pun juga The Alpha's tidak menerima taruhan. Hanya saja, mereka minta, seandainya The Alpha's malam ini kalah, maka arena akan jadi milik mereka. Keseluruhannya, tanpa terkecuali.

Tentu saja hal remeh seperti ini tidak akan bisa memicu emosi mereka. Sudah biasa, soalnya. Mereka jelas paham bagaimana tim lawan bermain. Licik, pastinya. Banyak yang memang menginginkan The Alpha's bubar, karena seandainya The Alpha's bubar, mereka berfikir mereka bisa menempati arena seenaknya mereka.

Nyatanya, nol besar. Sampai saat ini, belum ada yang bisa mengalahkan para racer dari The Alpha's.

Ujung-ujungnya, tantang dan menantang ini hanya akan berakhir dengan perkelahian dan tawuran tidak jelas. Makanya, para Elder memakan waktu cukup lama untuk berdiskusi, apalagi tentang bagaimana caranya untuk mengamankan para pengunjung arena, tidak terkecuali para anggota The Alpha's yang perempuan.

Jadi, diskusi itu bukan hanya untuk menentukan siapa yang akan turun ke lap, tapi untuk membuat rangkaian persiapan kalau-kalau ada tawuran yang tidak bisa dihindari setelah tanding. Karena, dari awal mereka tidak takut dengan tantangannya, mereka takut dengan tawurannya. Bukan karena tidak bisa berkelahi, ingat dua bocah brengsek yang pindah sekolah itu, 'kan? Bukankah itu sudah cukup jadi bukti, sekeras apa kakak beradik Djeong itu, apalagi ditambah dengan Ares dan para anggota The Alpha's lainnya.

Lagipula, mau menang atau kalah, tim sebelah memang terkenal dengan kelicikannya. Mereka hanya ingin menghindari rusaknya wajah tampan atau tubuh mereka karena berkelahi. Akan ada banyak macan betina yang mengamuk nanti, haha.

Sudah begitu, tuan Jeffrey Anderson yang terhormat bukannya akan membantu anak-anaknya, justru dia akan menambah luka dan memar yang ada di wajah dan tubuh mereka, lalu diledek sampai dia puas. Makanya, jangan sampai berkelahi.

"Gue yang turun." Kata Aji, setelah diskusi persiapan akhir untuk setelah pertandingan selesai.

Skip time.

Lagi, Aji membuktikan kalau The Alpha's memang tidak terkalahkan. Ia memenangkan lap dengan sangat mudahnya, tanpa halangan apapun.

Dan untungnya, tidak ada acara tawuran setelah tanding itu. Karena, rupanya tim lawan sudah ganti pemimpin dari awal tahun ini. Pantas saja tidak terdengar suaranya. Yang biasanya suka mengobrak-abrik dan membuat kekacauan lalu meminta bertaruh dengan anak The Alpha's sudah digantikan. Dan hasilnya, Stray Kids dan The Alpha's adalah kawan saat ini.

Perjanjiannya tertulis, dan yang bertanda tangan bukan Jean dan Chandra—pemimpin Stray Kids yang baru—melainkan Jemia, sebagai kekasih Jean dan Shabilla, sebagai kekasih dari Chandra.

Surat perjanjiannya terdapat dua rangkap, satu dipegang oleh The Alpha's, dan satu lagi dipegang oleh Stray Kids.

Saat sibuk-sibuknya tertawa setelah acara tanda tangan itu, tiba-tiba ada tiga orang perempuan yang membelah kumpulan anggota dua geng yang baru membuat perjanjian itu, lalu menghampiri Aji, Mark dan Jean, berdiri di hadapan tiga lelaki Elder itu tanpa menghiraukan kehadiran Alma dan Jemia yang menatap sinis mereka bertiga.

Sedangkan Ares dan Shaka hanya menatap perempuan-perempuan itu aneh dan bingung.

"Siapa, Ki?" Tanya Ares pada Rena yang tengah berdiri sambil bersandar di dadanya.

The Djeong'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang