22. Kia dan Abang

2.6K 202 20
                                    

Hari Sabtu, malam Minggu.

Jam yang tertera di ponsel milik salah satu gadis yang ikut ajang 'pamer tato' hari itu di mansion Jeffrey, kini menunjukkan pukul tujuh kurang sepuluh menit.

Pretty Savage, begitu nama panggilan grup mereka yang isinya Alma, Jemia, Rena, lalu bertambah dua orang lagi, yaitu Shea dan Chellia.

Mereka berlima berniat mengadakan pesta kecil di rumah besar Chellia. Shorts and Bra only parties, atas permintaan Alma.

Rena, saat ini tengah menunggu kekasihnya, Ares, untuk menjemput dan mengantarnya ke rumah Chellia yang berada di komplek elit Jakarta Selatan. Yang mana, kebetulan sekali base The Alpha's memang berada di dekat sana, jadi Ares bisa mengantar Rena ke rumah Chellia sebelum pergi nongkrong ke base bersama empat anaknya papa Jeffrey.

Rena menunggu Ares di depan pintu gerbang bersama sang ayah, Yudha. Sesekali, Yudha akan melempar candaan pada anak gadis satu-satunya itu, mengisi suasana yang terasa sepi, yang nantinya akan ditanggapi dengan dengusan atau delikan geli dari Rena. Tapi, Rena juga akan tertawa saat lelucon sang ayah masuk akal untuknya.

Tidak lama, sampai akhirnya mereka berdua bisa melihat lampu terang yang berasal dari motor besar Ares yang melaju ke arah mereka.

Ares berhenti tepat di depan Rena dan Yudha, mematikan mesin motornya, lalu memasang standar.

Ia melepas helm fullface-nya, lalu menggantungnya di stang motor. Khusus untuk helm milik anggota inti The Alpha's, di samping kanannya terdapat stiker khusus, dengan lambang serigala jantan berbulu hitam yang tengah merengkuh kepala sang betina yang berbulu putih.

Karena, ini memang sudah menjadi salah satu peraturannya—semenjak Mark sebagai pemimpin mereka—bahwa anggota inti harus sudah memiliki kekasih. Tujuannya? Agar ada yang mengatur anggota inti dengan kepala dingin saat mereka dikuasai emosi. Juga, supaya dapat membantu para anggota inti mengatur anggota The Alpha's yang perempuan, itu tanggung jawab Jemia, Alma, Rena, Chellia dan Shea.

Ares tersenyum hangat, "Malam, Ayah.. Kia.." Sapanya, sambil mengusak rambut lebatnya.

"Malam juga, nak Ares.." Sahut Yudha, sedangkan Rena hanya tersenyum manis pada Ares.

"Ayah titip anak gadis ayah yang nakal ini, ya." Lanjut Yudha, masih meledek anak gadisnya itu.

"Ayah, ih!" Delik Rena, memukul pelan lengan sang ayah.

Ares tertawa, "Pasti, Ayah." Sahutnya.

"Yaudah. Ayah masuk, ya? Kalian hati-hati, lho. Baik-baik kamu di rumah orang." Pamit Chandra, mengusap sayang rambut panjang Rena yang dikuncir tinggi, lalu mengecup keningnya sebentar.

"Iyaaa.." Jawab Rena, lalu balas mengecup pipi sang ayah.

Yudha masuk ke dalam rumah besarnya, lalu membiarkan satpam mengunci pintu gerbang. Rena sudah izin kok ingin menginap di rumah Chellia bersama teman-temannya yang lain. Gadis itu juga membawa ransel kecil berisi pakaian 'ganti'-nya.

"Kebiasaan, nih.. Kalo ke luar pake celana pendek, bawa jaket dong, sayang..." Kata Ares saat Yudha sudah menjauh dan menghilang di balik gerbang yang tingginya bisa sampai lebih dari dua meter itu.

"Ya 'kan, jalannya sama Abang ini. Kia pinjem jaket Abang aja, hehe..." Kekeh gadis itu.

Ah, Ares mana bisa menang kalau Rena sedang dalam mode menggemaskan begini.

Ia memutar bola matanya malas, lalu membuka jaket denim yang ia kenakan, menyisakan kaos adidas warna hitamnya. Ia ikat lengan jaketnya pada pinggang ramping Rena agar menutupi paha mulus gadisnya. Itu aset miliknya. Yang lain dilarang ikut menikmatinya.

The Djeong'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang