3. Harta, Tahta, Bikin Gila

2.9K 271 4
                                    

"Saya ingin, dua anak ini dikeluarkan dari sekolah secara tidak terhormat. Lalu, blacklist nama mereka berdua dari daftar seluruh sekolah yang ada di pulau Jawa."

Seorang wanita dengan pakaian yang mewah dan riasan wajah sangat tebal berkata pada kepala sekolah dengan menggebu.

"Betul, saya setuju dengan Ibu ini. Wajah anak saya hancur, tubuhnya remuk dan hampir sekarat di rumah sakit karna berandal tidak tau malu ini. Kok, bisa-bisanya kalian masuk ke sekolah elit seperti ini dengan perilaku yang sangat tidak baik!!" Tukas wanita lain, selaku wali murid dari 'korban' Mark dan Jean.

Mereka berdua terlihat sangat tidak menerima dengan kenyataan bahwa dua putra mereka harus dilarikan ke rumah sakit karena luka yang ada di sekujur tubuh anak mereka.

Tapi, mereka juga terlihat tidak peduli dan seolah tutup telinga dengan fakta bahwa awal mula kejadian ini adalah dikarenakan tindak pelecehan yang sudah dilakukan oleh dua anak mereka tersebut.

Kalau kalian bertanya di mana empat kawanan mereka yang lain termasuk Xiella. Maka, jawabannya adalah tepat di depan ruangan ini, kecuali Xiella yang sudah kembali ke kelasnya karena harus mengikuti ujian harian. Mereka menunggu sambil merasa was-was dengan hukuman yang akan diterima oleh Mark dan Jean. Apalagi Alma dan Jemia selaku pacar dari dua anak itu.

Mereka dinyatakan 'tidak bersalah' setelah mendengar keterangan, bahwa empat orang itu tidak ikut 'menghajar' dua anak yang hampir saja kehilangan nyawa sebelumnya.

Kepala sekolah menghela nafas pelan, lalu berbicara pada Mark dan Jean yang hanya diam memperhatikan dengan raut datar andalan mereka.

"Markareza, Jeanno.. Di mana orang tua kalian? Apa tidak akan datang ke sekolah?" Tanyanya.

Mark dan Jean hanya bisa terdiam mendengar pertanyaan dari sang kepala sekolah.

Bukan, bukan karena mereka takut. Cih, dua anak itu tidak merasa bersalah sedikitpun di sini atau menyesal atas tindakan mereka sebelumnya.

Menurut mereka itu adalah hal yang pantas didapatkan oleh dua bajingan itu.

Mereka berdua terdiam karena sedang berfikir. Ayah mereka, Jeffrey, sedang melaksanakan business trip ke London. Terhitung dari empat hari yang lalu.

Tidak mungkin 'kan, Mark dan Jean memanggil Jeffrey lalu menyuruhnya pulang dalam waktu setengah jam?

'Duh elah.. Ngerepotin aja sih. Dasar tante girang.' Batin Jean kesal.

Anak itu mendelik kesal pada dua orang wanita yang duduk berhadapan dengan mereka.

"Saya yang akan jadi Wali Sementara untuk Mark dan Jean, ibu Kepala Sekolah."

Itu Nathya yang menyahut pertanyaan wanita berumur hampir setengah abad itu.

"Saya Tante mereka. Adik kandung dari mendiang Ibu mereka." Tambah Nathya.

Nathya menarik nafas panjang, lalu menghembuskannya pelan. Membuat mereka yang ada di ruangan itu agak heran dengan Nathya.

"Saya ingin mengajukan keberatan atas permintaan dari dua Ibu Wali Murid sekalian." Kata Nathya memulai.

Dua wanita itu mendelik tajam pada Nathya, tidak terima dibantah. Namun, dengan berani Nathya menatap mereka balik dengan tenang.

Aura tajam Nathya cukup terasa saat ini.

"Saya keberatan, dengan tuntutan Ibu pada dua keponakan saya." Katanya lagi dengan lebih tegas.

"Saya rasa, dikeluarkan dari sekolah, apalagi di blacklist dari daftar seluruh sekolah yang ada di pulau Jawa ini, terlalu berlebihan." Tukasnya.

The Djeong'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang