35. Last Day Exam's

1.3K 137 2
                                    

Jum'at pagi, jam masih menunjukkan pukul 06:15, masih terlalu pagi untuk anak-anak malas datang ke sekolah ya, 'kan?

Tapi, tentu tidak untuk Mark dan adik-adiknya. Mereka sudah berada di sekolah, niatnya memang untuk mempelajari kembali mata ujian hari ini yang semalam sudah mereka pelajari sebelum waktu ujian dimulai.

"Iyo?" Seorang gadis manis dengan kuncir kuda tinggi yang membuat rambut tebalnya melambai-lambai indah memanggil Shaka yang sedang berjalan menuju gedung sekolahnya. Remaja itu baru saja keluar dari area parkiran.

Shaka berhenti melangkah setelah mendengar nama panggilannya diserukan, menoleh ke belakang dan tersenyum manis kala melihat satu-satunya orang yang akan memanggil namanya dengan sebutan manis, 'Iyo'.

"Apa, sayang... Baru sampe?" Tanyanya, pada kekasihnya, siapa lagi memangnya yang berani memanggil Shaka dengan panggilan semanis itu selain sang kekasih, Sheanatta.

"He'em. Nanti pulangnya bareng, 'kan?" Tanya Shea.

Hari ini Shaka memang tidak menjemput Shea dan berangkat ke sekolah bersama karena kedua orang tua Shea baru saja kembali dari perjalanan bisnis mereka, dan jadi lah akhirnya mereka yang mengantar gadis manis itu ke sekolah atas permintaan sang anak sendiri.

"Pasti, dong." Jawab Shaka sembari tangannya mengusap sayang poni menggemaskan milik kekasihnya.

Untungnya, saat ini hanya ada mereka berdua di sana, seandainya ada siswa/siswi lain, dipastikan mereka menahan iri melihat betapa manisnya perlakuan Shaka terhadap gadis tercintanya.

"Yaudah, aku ke dalem, ya? Masih mau belajar buat ujian nanti." Pamitnya pada Shea dengan tangannya yang bergerak jahil menarik-narik ujung rambut panjang kekasihnya.

"Ih!!" Sentak Shea kesal, memukul lengan atas berotot milik remaja jahil yang sayangnya adalah kekasihnya itu, "Kendor dong iketan rambut aku, Shakahani! Jail banget kenapa, sih?!" Sebalnya.

Shaka yang mendengar gerutuan kekasihnya hanya terkekeh geli, kemudian berlari meninggalkan Shea menuju gedung sekolahnya.

"Heh!! Sini nggak?!"

Shaka berhenti kemudian berbalik tapi kakinya masih melangkah mundur perlahan, "Nggak mau. Nanti aku dicubit. Kamu lupa, ya? Cubitan kamu tuh sakit, Natta..." Katanya dengan bibir mengerucut menggemaskan, ditambah dengan panggilan sayangnya untuk Shea.

"Hish...." Desis Shea gemas, tidak berniat menutupi wajah memerahnya setelah mendengar panggilan Shaka untuknya, tapi kemudian gadis itu mengejar Shaka yang berlari masuk ke dalam dan menghilang setelah belok ke kiri, ke koridor milik gedung JHS.

Belum sampai ke dalam, Shea tersandung batas lantai dengan aspal jalan, tapi sebelum Shea jatuh memalukan ke lantai, ada seseorang yang menarik tasnya ke belakang.

Jantungnya berdetak tidak karuan, Shea sampai harus meremat seragamnya di bagian dada saking terkejutnya. Setelah dapat berdiri dengan kedua kakinya sendiri, Shea menoleh ke belakang, melihat siapa yang sudah menolongnya.

"Kayak anak kecil." Kata si penolong.

Shea mendengus mendengarnya, membiarkan seseorang yang sudah menolongnya itu berlalu melewatinya, "Kembaran lo tuh yang ngeselin." Katanya bersungut-sungut, "Eh, Kok lo baru sampe? Nggak bareng sama yang lain?" Tanya Shea saat melihat Aji, yang barusan menolong Shea, datang lebih telat dari saudara-saudaranya yang lain.

Aji hanya mengedikkan bahunya tak acuh, kemudian menghilang di belokan koridor.

"Hih..."

"Abis jemput aku dulu, kak Sheee..." Pekikan manis datang dari balik tubuhnya, membuat Shea lagi-lagi menoleh ke belakang.

The Djeong'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang