33. Nanti ya, sayang?

2.4K 164 6
                                    

Warning!! Make out session in public(?)
Ya, pokoknya gitu, dikasih warning aja biar nggak kaget, hehe✌🏻

Warning!! Make out session in public(?)Ya, pokoknya gitu, dikasih warning aja biar nggak kaget, hehe✌🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Makasih ya udah bantuin Mas beli ini, sekalian dipilihin juga tadi." Kata Mark sembari melepas helm hitamnya.

Mereka sudah sampai di depan gerbang rumah besar Alma, omong-omong.

"He'em, lain kali kalo mau beli-beli barang beginian kamu sama aku aja, lah.. Mas kalo ditinggal beli barang sendirian bisa setoko-tokoknya juga kali kamu beli semua." Balas Alma setelah melepas helm dan turun dari atas motor kekasihnya itu.

Gadis itu mengeluarkan keluhannya tentang Mark yang hampir membeli semua barang yang terlihat oleh matanya di Gramedia tadi. Ini semua sebab Mark tidak pernah tahu harus membeli barang apa dan yang seperti apa untuk keperluan sekolahnya. Karena biasanya, yang belanja perintilan seperti ini Aji dengan Jean, Mark hanya tinggal menyebutkan dirinya membutuhkan barang apa saja pada dua adiknya itu dan mereka yang akan jalan membelinya. Makanya, ia mengambil semua barang yang ia lihat sampai akhirnya Alma menghentikan Mark dan mengembalikan barang-barang yang tidak laki-laki itu perlukan ke tempat asalnya.

Mark terkekeh malu mendengarnya, "Iya, sayang... Ini barangnya titip di kamu dulu, ya? Besok baru aku ambil sekalian jemput kamu ke sekolah, oke?" Pinta Mark dan Alma hanya mengangguk mengiyakan saja.

Tidak lama setelah mengangguk, tiba-tiba Alma cemberut lucu, "Mas nggak mau mampir dulu? Sekalian makan malem di sini aja..." Kata Alma, satu tangannya yang tidak memegang barang-barang milik Mark dan helmnya meraih ujung jaket jins yang kekasihnya kenakan, ia tarik pelan, bentuk usahanya agar Mark ingin menetap sebentar lagi saja.

Gadis cantik itu tidak rela harus berpisah dengan kekasih tampannya barang sedetik pun, masih rindu. Walau besok pagi Mark akan menjemputnya dan mereka pastinya akan bertemu di beberapa kesempatan di sekolah nanti. Tapi, tetap saja. Dalam pengalaman gadis itu sebagai kekasih dari seorang ketua Osis yang menjabat selama dua periode berturut-turut, Alma selalu mengalami hal ini jika Mark tengah dalam masa sibuk-sibuknya. Di mana Mark tidak akan pernah bisa diganggu saat tengah menjalankan tugasnya sebagai seorang Ketua dari organisasi besar itu. Sebenarnya, Alma bisa saja menghampiri kekasihnya itu saat laki-laki itu tengah sibuk-sibuknya, tapi yang akan Alma dapatkan hanya berupa senyum manis kekasihnya, pertanda yang Mark berikan agar Alma maklum sedikit dengan tugasnya.

Dan, kalian tidak lupa 'kan bahwa Alma tidak menyukai organisasi yang diketuai oleh kekasihnya sendiri itu?

"Maaf, ya... Mas nggak bisa, sayang.. Besok 'kan Papa berangkat lagi, tadi pagi juga Mas nggak sempet sarapan bareng yang lain. Tadi Mama udah ngingetin Mas supaya langsung balik, makan malem di rumah. Lain kali, ya?" Sesal Mark, tangannya terulur merapihkan helai rambut kekasih kesayangannya yang berantakan karena memakai helm tadi.

Mark beralih menggenggam pergelangan tangan Alma, lalu ia tarik pelan agar gadis itu mendekat padanya yang masih duduk di atas motor. Ia kecup sayang punggung tangan Alma, setelahnya ia usap-usap pelan menggunakan ibu jarinya sambil matanya menatap dalam mata bulat Alma, berusaha memberikan sedikit pengertian kepada sang kekasih.

The Djeong'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang