32. Opening Mama?

2.1K 167 12
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul dua belas tepat, waktunya makan siang. Tapi, Mark dan Alma masih belum membuka mata, masih asik bergelung dengan selimut dan kehangatan satu sama lain di kamar si gadis. Belum ada niatan bangun dan lepas dari bunga mimpi mereka.

Tadinya, sampai,

Ting! Ting! Ting! Ting! Ting!

"Enghh..." Lenguh Alma, ia terbangun karena suara notifikasi beruntun dari ponselnya.

Tangan Alma bergerak mencari-cari, di mana letak ponselnya, yang ternyata malah berada di ujung kakinya.

Alma berniat ingin bangun dengan sangat perlahan agar tidak membangunkan Mark yang masih tidur dengan nyenyaknya. Tapi, rupanya niatnya gagal, karena tiba-tiba tangan Mark yang masih memeluk pinggang Alma bergerak dan mengeratkan pelukannya di pinggang ramping gadis itu.

"Mau ke mana?" Tanya Mark dengan suara husky-nya, khas bangun tidur sekali.

"Hm? Kok bangun, bobo lagi aja kalo masih ngantuk.." Kata Alma pelan, kemudian berbalik menghadap Mark, mengusap-usap poni kekasihnya itu.

"Jam berapa?" Mark malah balik bertanya.

Alma bangkit, mengambil ponselnya di ujung kasur itu dan terkekeh pelan saat melihat banyak notifikasi dari grupnya bersama Jemia, Rena, Shea dan Chellia, kemudian melirik jam yang tertera di sana, "Jam dua belas, lewat dikit." Katanya.

Mark terkejut dengan jawaban Alma, "Serius udah jam dua belas?" Tanyanya. Tidak percaya kalau ia tertidur lagi cukup lama.

Memang, kalau sedang bersama orang yang paling kita cinta, waktu serasa cepat sekali berjalan.

"Haha, iya.. Kalo nggak mau tidur lagi cuci muka sana. Abis itu turun ke bawah, kalo mau, sekalian makan siang dulu di sini. Kamu ke sini nggak sarapan, 'kan? Tadi mas Dery chat aku, disuruh makan dulu, katanya kamu baru bangun langsung ke mari tadi pagi." Kata Alma, sambil tangannya sibuk membuka lemari dan mencari-cari pakaian untuk ia pakai.

Mark menatap bingung kegiatan Alma, "Ngapain, Mbull?" Tanyanya, nyawanya masih belum kumpul makanya linglung.

"Lah, kamu lupa apa gimana? Aunty 'kan opening hari ini." Jawab Alma, tangannya masih sibuk mengacak-acak isi lemarinya.

"Oh, iya... Grand opening, ya.." Gumam Mark, tidak lama kemudian ia bangkit dan beranjak dari atas ranjang menuju kamar mandi yang ada di kamar Alma.

Alma terkekeh melihatnya, "Anduknya ambil yang baru di kabinet atas ya, Mas!" Dan hanya diacungi jempol oleh kekasihnya itu, membuat Alma menggelengkan kepalanya.

Dining room,

"Hera..." Panggil Tenitha lirih. Wanita itu bangkit berdiri dan menghampiri Alma yang berdiri di depan ruang makan bersama Mark di belakangnya. Memeluk anak gadisnya dengan erat dan penuh cinta, mengusap-usap rambut panjang putri semata wayangnya itu.

"Mae... Maafin Hera, ya.. Aku nggak bermaksud bikin Mae khawatir sama aku lagi... Maaf, Mae..." Ujar Alma lirih setelah melihat wajah sang ibu yang masih sembab sama seperti wajahnya sendiri, karena pasti ikut menangis bersamanya tadi, kemudian tangannya bergerak membalas pelukan sang ibu tak kalah eratnya.

"Iya, Mae paham, sayang... Tapi tolong jangan begitu lagi, ya? Mae khawatir banget tadi sama kamu, lho..." Kata Tenitha, lega anak gadisnya sudah baik-baik saja, dan mulai melepas pelukan mereka.

"Terus ini, kamu udah rapih gini, mau ke mana?" Tanyanya lagi saat memperhatikan penampilan Alma yang sudah rapih dengan style pakaian yang sama dengan Mark, yang masih diam di belakang Alma sambil tersenyum sopan.

The Djeong'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang