41. HD 2 (Wejangan Mama)

1.7K 156 9
                                    

Sebelum memberikan kunci kamar, Nathya, yang saat ini berdiri di tengah-tengah lingkaran kecil kumpulan mereka, sambil berkacak pinggang, kembali memperingati kesepuluh remaja itu, "Inget, ya! Mama sama Papa ngasih izin kalian buat tidur bareng satu kamar itu, bukan buat macem-macem, paham?! Awas ya, kalo sampe ketauan kalian berbuat yang nggak-nggak, Mama pisah langsung kamar kalian semua. Dengerin Mama, nggak?!" Titahnya.

Jean dan Jeffrey yang berdiri di samping Nathya langsung memeluk tubuh mungil wanita itu, berucap bersamaan, "Ngerti, Mama sayanggg!"

Jeffrey mendelik ke arah Jean, begitupun sebaliknya, "Apaan kamu peluk-peluk Mama?! Mama punya Papa, kamu peluk Jemia aja sana!" Keluhnya sebal.

"Dih, biarin aja, yee! Ini Mama aku juga!"

Nathya menghela nafas lelah, melepas pelukan mereka berdua secara paksa, "Kalian kalo mau ribut jangan bawa-bawa Mama, plis. Capek banget aku dengernya." Balasnya lelah.

Karena benar, setelah perjalanan sekian jam yang mereka lalui di dalam kereta, tubuh mereka sejujurnya lelah bukan main. Inginnya langsung bertemu kasur dan istirahat. Makanya, mendengar Jean dan Jeffrey bertengkar di sebelahnya sungguhan membuat kepalanya ingin pecah.

"Maaf ya, Mama sayangg..." Ucap mereka berbarengan, lagi, kemudian mengecup pipi Nathya juga dengan bersamaan.

"Yaudah, Aunty... Karna udah pada capek, hari ini kita istirahat aja seharian, baru besok jalan-jalannya. Sumpah, pinggangku butuh nempel kasur, sakit bangetttt." Timpal Alma yang menyandarkan separuh berat tubuhnya pada Mark yang terkekeh gemas, sembari tangannya merangkul pinggang ramping kekasihnya.

Nathya mengangguk, menyetujui kalimat Alma, kemudian mulai membagikan key card yang ia pegang pada Mark, Ares, Jean, Shaka dan Aji. Tapi, pada saat tangan wanita itu terulur untuk memberikan key card pada Aji, Nathya berbisik di depan wajah anak itu, "Nanti ke kamar Mama. Bawa Chellia sekalian."

Aji, yang mendengar bisikan sang calon ibu, merinding sekujur tubuh, kepalanya mengangguk kaku satu kali tanda paham dengan perintah Nathya.

"Kamarnya kak Mark-Alma sama abang Je-Jemia ada di lantai dua belas. Kamarnya Ares-Rena, adek Sha-Shea di lantai lima belas. Adek Ji-Chellia satu lantai sama Papa-Mama." Info Jeffrey pada semua remaja itu.

Mereka mengangguk mengerti, mengucapkan selamat malam pada Nathya dan Jeffrey kemudian pergi menuju lift. Meninggalkan Chellia dan Aji bersama Nathya dan Jeffrey.

"Kalian ikut kita dulu sebelum ke kamar, ya? Mama sama Papa mau ngomong sama kalian berdua. Okay? Nggak apa-apa ya, Chellia? Sebentar aja, kok. Mama juga udah capek banget, soalnya" Ucap Nathya.

"Nggak apa-apa kok, Aunty..." Balas Chellia dengan tersenyum tipis. Ia sangat lelah sebenarnya, tapi ia yakin apa yang ingin dibicarakan oleh Nathya dan Jeffrey bersama mereka adalah hal yang penting. Makanya, ia hanya bisa menyetujui, karena apapun itu bahasannya, ia ingin hal tersebut segera terselesaikan, ia ingin istirahat.

Mereka berempat berjalan menuju lift, menunggu beberapa saat dan beruntungnya mereka lift dalam keadaan kosong. Sesampainya di dalam sana pun hanya ada hening yang tercipta. Nathya memilih memeluk pinggang Jeffrey, menyandarkan kepalanya di dada bidang sang kekasih, mendusal manja, "Capekk...." Keluhnya dengan berbisik lirih.

Jeffrey terkekeh, "Yang minta jalannya naik kereta aja 'kan kamu. Sekarang ngerasain 'kan capeknya kayak apa? Untung belom beli tiket balik kita. Nanti pulangnya naik pesawat aja kita, ya." Katanya, tangannya mengusap sayang rambut Nathya yang sebelum pergi dikuncir tinggi, sekarang digerai karena pusing katanya dikuncir lama-lama.

"Hmmm... Jangan dimarahin akunya... Aku 'kan nggak tau kalo bakal secapek ini jadinya." Belanya manja, sembari mendongakkan kepala, menatap Jeffrey dengan mata lelah dan melasnya.

The Djeong'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang