Special Chapter; 4

1.2K 86 12
                                    

"Aduh, Dedek... Mommy-nya ditendangin mulu, nih~" Keluh Alma pelan, mengusap sayang perutnya yang kini sudah begitu berat dan besar dengan senyuman cantiknya yang merekah.

Mark yang tengah memakai dasi terkekeh gemas, ia menghampiri istrinya yang tengah duduk bersandar di ranjang, mendudukkan dirinya di samping tubuh gempal nan menggemaskan istrinya, "Dedek, jangan kenceng-kenceng nendangnya, ya, sayang... Kasian Mommy, lho." Katanya, sembari ikut mengusap-usap perut buncit Alma, kemudian mengecup pipi istrinya, "Perkiraan lahirnya Minggu depan, ya?" Tanyanya, memastikan.

Alma mengangguk, "Iya, kamu nggak ikut, sih, pas USG terakhir kemaren." Rajuknya manja.

Terkekeh lagi, Mark lantas mengecup sayang kening sang istri, "Iya, maafin Daddy, ya, Mommy..." Ucapnya dengan nada menggemaskan.

"Hehe, dimaafin, kok, Mas sayang~" Balas Alma, menarik lengan atas Mark untuk mendekat padanya agar ia bisa mengecup bibir tipis suaminya itu. "Owh, iya, Mas. Karna perkiraan lahirnya udah minggu depan, aku minta tolong buat beberapa hari ke depan pulangnya jangan malem-malem, ya? Walaupun di rumah ada Mama, Papa, Aji dan yang lain, tapi tetep aja aku mau kamu ada waktu aku lahiran anak pertama kita ini. Boleh, ya?"

Lantas, dengan lugas Mark mengangguk paham, "Tanpa diminta pun pasti Mas sanggupin, sayang. Mas juga emang udah sengaja nge-clear schedule trip atau meeting bareng klien dari dua minggu yang lalu." Tuturnya.

"Oke, makasih banyak, ya, Daddy~" Ucap Alma dengan meniru suara anak kecil.

"Sama-sama, Mommy~ Yaudah, aku jalan kerja, ya? Kalo ada apa-apa langsung call aku, oke?" Pamitnya.

Alma mengangguk paham, "Iya. Hati-hati, ya, Mas sayang~"

"Aduh, sayang~ mau ke mana, hm? Mama liatin kayaknya daritadi kamu bulak-balik terus, deh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aduh, sayang~ mau ke mana, hm? Mama liatin kayaknya daritadi kamu bulak-balik terus, deh." Kata Nathya yang kini berdiri dari duduknya di meja makan bersama Nyana yang baru saja pulang sekolah.

Alma terkekeh kala Nathya merangkul tangannya untuk berjalan bersama ke meja makan, "Aku bosen banget di kamar, Ma... Dedek bayi juga nendang terus, udah gitu posisinya muter terus, aku jadi pegel sendiri walaupun nggak ngapa-ngapain." Keluhnya manja.

"'Kan bisa panggil Mama aja, mbak Heera. Atau panggil aku juga boleh, hehe." Kata Nyanya menyahuti.

"Nggak enak, lah, sayang... Dari pagi Mama Nath udah bulak-balik nganterin segala macem ke kamar Mbak. Kamu juga 'kan baru pulang sekolah, pasti capek. Ada pr nggak di sekolah?" Tanya Alma.

Nyana mengangguk, "Ada, hehe. Aku udah bilang tadi sama abang Sha buat panggilin kakak She ke sini. Aku mau latihan matematika sama Bahasa Inggris sama kak She." Tuturnya antusias.

"Semangat, yaa~ maaf Mbaknya udah nggak bisa bantu ajarin apa-apa, nunduk aja udah nggak bisa ini karna Dedeknya makin gede aja, haha~"

The Djeong'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang