42. HD 3 (Nepatin Janji)

2.3K 139 10
                                    

WARNING!!! EXPLICIT CONTENT!!! NSFW AHEAD!!!
Bijak dalam membacanya, ya!! Adegan bukan untuk ditiru!!

Owh, sama satu lagi, tulisanku kayaknya emang bakal campur-campur gaya penulisannya. Maaf ya buat kalian yang jadi nggak nyaman bacanya. Aku susah buat nulis mirip-mirip kayak tulisan biasaku lagi😞🙏🏻

 Aku susah buat nulis mirip-mirip kayak tulisan biasaku lagi😞🙏🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi hari, matahari pun mulai mengintip di balik tirai jendela. Mengusik belah mata tertutup milik gadis cantik nan manis, kekasih tercintanya Markareza August, Almaheera Prajnaparamita.

Melenguh, kedua matanya mulai terbuka perlahan, membiasakan kedua bola matanya dengan cahaya yang membias di dalam kamar berkat mentari yang mengintip.

Hal pertama yang masuk ke dalam netranya secara jelas adalah, pemandangan nikmat dunia yang tersuguhkan. Dada bidang telanjang milik kekasihnya yang berada tepat di depan matanya.

Iya, telanjang. Nggak lupa soal anak-anaknya Jeffrey yang kalau tidur nggak pakai baju, 'kan?

Tersenyum tapi juga tersipu malu. Tangannya yang berada di atas pinggang Mark yang masih terlelap di sampingnya itu bergerak mengeratkan pelukannya. Membuat Mark bergerak menyamankan posisi mereka secara tidak sadar.

Tidak lama sampai akhirnya Mark juga mulai membuka kedua matanya perlahan. Bertemu tatap dengan pucuk kepala kekasihnya, yang wajahnya tenggelam di dalam dadanya.

Tersenyum hangat, "Selamat pagi, cantiknya Mas..." Bisiknya parau.

Alma mendongak, menatap tepat ke dalam netra sayu khas bangun tidur milik lelakinya, "Pagi juga, Mas sayang..." Ucapnya, kemudian bergerak bangkit dan mengubah posisi tiduran mereka, menjadi Alma yang menidurkan kepalanya di atas dada bidang Mark.

"Hari ini kita bakal jalan-jalan ke mana, Mas? Mama Nath udah ngasih tau?" Tanya Alma pelan, bertumpu kepala di atas kedua tangannya yang terlipat di atas dada Mark, menatap lekat kekasih tampannya yang baru bangun tidur itu.

"Aku nggak tau, sayang. Tapi, sumpah... Mas kayaknya mau di sini aja seharian, masih pegel-pegel badan, rasanya."

Alma mengangguk paham, sebab ia juga merasakan betapa pegalnya duduk seharian di dalam kereta kemarin.

Hening, hanya terdengar dentingan jarum jam di sudut kamar mereka. Tidak ada yang berniat membuka suara, merasa nyaman dengan suasana sepi yang menyelimuti.

Tapi, Alma bangkit dari posisinya, kemudian menduduki perut Mark yang tertutup selimut. Mengekspos tubuh bagian bawah Alma yang hanya tertutup kaos putih kebesaran milik Mark tanpa bawahan sama sekali.

Ekhem. Haha.

Tangan Mark merambat naik ke atas paha dengan kulit tan milik sang kekasih yang terlihat berkilauan bagai emas murni di terpa matahari pagi. Dirematnya pelan, menimbulkan bekas merah yang tidak kentara dan seketika hilang. Sukses membuat Alma terkekeh geli, tapi tidak dapat menutupi bahwa kedua pipinya merona bak mawar segar.

The Djeong'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang