Di luar ruangan konferensi di rumah sakit
"Eunwoo, proposalmu cukup bagus. Rumah sakit akan mempertimbangkannya dengan seksama." Dr. Cui mengangguk.
"Terima kasih Presdir!"
"Dua ahli yang berasal dari Amerika juga mengekspresikan ketertarikan mereka pada perawatan baru kanker milikmu. Dan mereka bilang mereka tertarik untuk bekerja sama dengan kita," lanjut Dr. Cui.
"Presdir, aku akan terus bekerja keras."
"Anak muda memang penuh energi!" Dr. Cui mengangguk kemudian pergi.
Melihat Eunwoo sudah sendiri, Mingyu yang sebelumnya bersembunyi di pojokan, keluar dan mendatanginya.
"Anak muda memang penuh energi! Presdir Cui sangat memujimu. Sepertinya presenrasi yang kamu buat kali ini akan berjalan dengan baik."
"Kamu ngapain kemarin?" Eunwoo menatap Mingyu.
"Kemarin aku bernyanyi di karaoke. Di sana sangat berisik, jadi aku tidak mendengar teleponmu dan saat aku meneleponmu balik, kamu bilang sudah tidak membutuhkan bantuanku." Mingyu mengingat bahwa Eunwoo menghubunginya kemarin, tapi tidak terjawab. Ia baru melihat pesan permintaan tolong darinya ketika malam sudah sangat larut. "Tapi sepertinya kamu berhasil menyelesaikannya tepat waktu."
"Jika Lisa tidak membantuku, kurasa aku masih berkutat dengan data-dataku."
"Benarkah?" Mingyu terkejut mendengar bahwa Lisa membantunya. "Apa ia tahu tentang obat-obatan?"
"Ia membantuku menterjemahkan dataku ke Bahasa Inggris," jelas Eunwoo.
"Ia sepintar itu? Ada banyak kata teknis di sana kan," ujar Mingyu tidak percaya.
Eunwoo terlalu malas menjelaskan lebih jauh, jadi ia memilih beranjak pergi ke kantornya.
"Apa yang akan kamu lakukan?" Mingyu dengan cepat mengikutinya. "Aku mendengar apa yang Presdir katakan, jadi kamu mungkin akan berangkat ke Amerika untuk kolaborasi."
"Belum tentu. Ada banyak orang yang mngajukan proposal ke Rumah Sakit Edward di New York, jadi belum tentu aku yang terpilih," geleng Eunwoo.
"Bagaimana mungkin. Orang lain mengandalkan rekomendasi rumah sakit, tapi kamu secara langsung memperlihatkan kemampuanmu di depan para ahli dari Amerika. Bukankah presdir juga mengatakan kalau pihak mereka sangat tertarik dengan ide perawatan barumu," ujar Mingyu.
"Nanti saja dibicarakannya." Eunwoo menaruh dokumen yang sebelumnya ia pegang dan mengambil berkas medis di mejanya. "Aku harus menemui beberapa pasien dulu."
Saat Mingyu melihat Eunwoo yang tidak berniat melanjutkan pembicaraan mereka dan memilih untuk mengunjungi para pasiennya, ia berujar, "Bagaimana kamu tidak ngantuk. Kamu bukan hanya menyelesaikan datamu semalaman tanpa tidur tapi juga baru saja selesai mengikuti konferensi yang berlangsung selama dua jam!"
"Lisa membantuku mengorganisir data-datanya, jadi itu membantuku menghemat waktu. Aku sempat tidur beberapa jam pagi ini. Aku merasa baik-baik saja," ujar Eunwoo. "Pasien yang ada di brankar lima terlihat tidak baik, jadi aku tidak bisa bersantai."
"Oh! Lihatlah PDA ini!" seru Mingyu membesar-besarkan.
(PDA = Public Display of Affection – kurleb tuh maksudnya mengumbar kemesraan gitulah)
"Apa sih yang kau bicarakan?" Eunwoo tidak mengindahkan Mingyu dan meninggalkan kantornya.
Waktu sudah menunjukkan pukul 6.00 sore ketika Lisa akhirnya bangun dari tidurnya dengan kepala yang terasa sakit karena waktu biologisnya yang berantakan. Ia jadi memutuskan untuk diam di tempat tidur selama beberapa menit sebelum akhirnya berhasil bangun dengan tubuh lemah.

KAMU SEDANG MEMBACA
RDCAB
RomanceSerial adaptasi By author Grumpy Cat Tentang Lisa yang regresi ke sepuluh tahun sebelumnya, tepat sesudah ia dicampakkan oleh mantan kekasihnya di depan kantor catatan sipil. Bertemu dengan Eunwoo yang juga baru saja dicampakkan di tempat yang sama...