Chapter 17

349 50 12
                                    

Waktu terasa berlalu dengan cepat. Tanpa terasa, sebulan telah berlalu.

Di apartemen Kim Jisoo, tiga orang sahabat dari universitas berkumpul.

"Apa kamu sudah memikirkannya?" tanya Jisoo.

"Sudah. Aku akan mempertahankannya." Setelah memikirkannya selama sebulan dalam kesedihan dan air mata, Park Rose sekarang tampak begitu yakin kalau ia menginginkan anak dalam kandungannya.

"Kami akan membesarkan anak itu bersamamu!" Lisa yang memang sedari awal engan berpisah dengan bayi yang dikandung Rose, mendukung Rose.

"Baiklah! Ayo berikan hidup yang terbaik untuknya!" Jisoo awalnya enggan karena ayah dari bayi itu adalah seorang bajingan dan ia yakin kalau Rose pasti akan kesulitan untuk memulai hidupnya yang baru jika ia memiliki seorang anak. Tapi sekarang ia setuju dan sangat mndukung keputusan Park Rose.

"Tapi nanti akan sulit ketika harus membuat akta lahirnya," kernyit Lisa.

"Tidak usah takut. Aku mengenal seseorang yang bekerja di bagian kependudukan!" ujar Jisoo.

"Mantan lainnya?" tanya Lissa sambil menaikkan alir matanya.

"Apa yang kamu bicarakan. Orang itu sudah tua!" seru Jisoo jengkel. "Memangnya aku mulai pacaran dari sejak usiaku tiga tahun!"

Lisa dan Rose tertawa mendengarnya.

"Oh! Kamu harus melahirkan di rumah Sakit Kota, pacar Lili bekerja di sana!" ujar Jisoo tiba-tiba.

"Pacar Lili?"

"Jangan mendengarkan omong kosongnya," sahut Lisa jengkel.

"Aku tidak mengatakan omong kosong! Saat aku memintamu untuk memperkenalkanku hari itu, kamu menolaknya kan," ujar Jisoo terkekeh.

Park Rose menjadi penasaran.

"Ia bukan pacarku, tapi suamiku!" Lisa tiba-tiba menjatuhkan bom raksasa dengan nada santai.

.....

Kedua sahabatnya membeku, tapi kemudian Jisoo tertawa terbahak-bahak. "Baiklah! Kamu memang luar biasa! Memang kamu harus mengatakan itu untuk memastikan tidak ada yang mengambilnya!"

Ketika Lisa melihat wajah mereka, ia tahu kalau mereka pasti mengira kalau ia hanya bergurau. Sehingga ia kembali menampilkan wajah seriusnya dan kembali berkata, "Aku memang belum sempat memberitahu kalian, tapi aku memang sudah menikah."

"...."

"...."

Rahang Rose terjatuh dan Jisoo menatapnya dengan tatapan tidak percaya.

"Kalian berdua tahu kan, bagaimana aku putus dengan Jaewon," ujar Lisa, memulai ceritanya dengan perlahan dan mulai menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. "Hari itu, di depan pintu gedung catatan sipil ...."

Di saat cerita Lisa berakhir, ekspresi kedua gadis yang bersamanya malah semakin shock, bukan berkurang.

Pada akhirnya Jisoo meratap. "Dan kamu mengatakan kalau drama yang aku pilih dua hari lalu penuh dengan plot sensasional yang berlebihan."

"Lili, apakah kamu tidak terlalu impulsif?" Rose khawatir dengan temannya.

Lisa tersenyum. "Memang sedikit impulsif, tapi aku rasa, aku menyukainya."

"Lanjutkan saja kalau kamu memang menyukainya!" Jisoo mendorongnya dengan antusias. "Kamu sudah punya aktenya secara legal. Jadi tinggal mendorongnya ke ranjang saja!"

"Jisoo!" Rose sampai tidak bisa berkata-kata.

"Eunwoo terlalu malu untuk itu. Aku harus secara perlahan menariknya!" ujar Lisa dengan serius.

RDCABTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang