Setelah sesi voice over yang terkahir selesai, Lisa keluar dari studio rekaman dengan naskahnya dan melihat Jisoo memakan apelnya dengan gaya yang tidak sopan. Lisa menggeleng kepalanya. "Boss, kenapa kamu seperti preman hari ini? Kamu duduk dengan kaki terbuka lebar dan terlihat begitu kasar."
"Tidak ada siapa-siapa juga di sini. Waktu di universitas, kamu juga sering melihat celana dalamku, jadi kamu tidak dihitung," ujar Jisoo sambil menawarkan apel ke Lisa.
Melihat apel besar yang ditawarkan padanya, Lisa merasa rahangnya lelah duluan. Jadi ia menggeleng menolak dan duduk di sofa, tepat di sebelah Jisoo. "Hei, nanti kalau mengambil proyek baru, bisakah kamu mencari yang jauh lebih baik? Serial TV ini terlalu mellow, aku hampir tercekik beberapa kali saat mendubbingnya!"
"Ha! Itulah kenapa aku tidak mendubbingnya sendiri!" ujar Jisoo, sombong.
"Kamu harus membayarku lebih banyak jika serial TV berikutnya sama buruknya seperti sekarang," ujar Lisa setengah bergurau.
"Aku sebenarnya punya kerjaan lain. Judulnya 'Brother's Baby Sweetheart', Kalau kamu mau mendubbing pemeran utama perempuannya, aku akan melipat gandakan komisimu."
"Pergi sana!" Hanya mendengar judulnya saja, Lisa hampir muntah.
Jisoo tertawa. Dan setelah menghabiskan apelnya, ia kembali bicara. "Lupakan! Omong-omong, sekarang masih sore, ayo pergi belanja baju!"
Lisa menoleh, melihat jam dinding. Masih pukul 3.00 siang, jadi ia mengangguk dengan senang.
Jisoo melewati beberapa pusat perbelanjaan sambil mengendarai mobil BMW merahnya. Membuat Lisa tidak bisa tinggal diam.
"Nona Jisoo, sebenarnya kita mau kemana?"
"Aku mau mengajakmu ke butik khusus," sahutnya. "Sekarang ini, baju yang dijual di pusat perbelanjaan menggunakan bahan berkualitas rendah. Dipakai sekali langsung robek."
"Baiklah. Aku akan mendengarkanmu." Selera Jisoo selalu bisa diandalkan, jadi Lisa merasa tenang dengan pilihannya.
"Saat kita tiba di sana, cari baju untuk dipakai ke pesta pertunangan Rose di bulan depan juga."
"Rose?" Lisa berpikir sejenak dan akhirnya mengingat sesuatu. "Park Rose?" tanyanya tidak yakin.
"Ya? Kamu terlihat terkejut? Memangnya ia tidak mengundangmu?" tanya Jisoo.
Mengundang? Lisa tidak ingat apakah ia diundang atau tidak, tapi ingatannya bercampur dengan ingatan kehidupannya yang lama. Jadi yang ia ingat, Lisa berakhir absen dari pesta pertunangan Rose karena habis dicampakkan oleh Jaewon. Lalu, dua tahun kemudian, ia mendengar kalau Park Rose bunuh diri.
Jadi Lisa merasa sudah lama sekali tidak mendengar namanya. Sekitar tujuh atau delapan tahun lalu.
"Kenapa ekspresi wajahmu begitu? Aku bertanya padamu!"
Lisa kembali ke masa kini dan tersenyum. "Tidak apa. Aku hanya berpikir kalau di antara kita bertiga, akulah yang berpacaran paling lama, tapi berakhir tepat setelah aku lulus. Kamu punya banyak sekali pacar dan sekarang hanya punya mantan. Sedangkan Rose tidak pernah jatuh cinta saat kita masih kuliah, tapi sekarang, malah ia yang menikah duluan."
"Siapa yang punya pacar banyak? Kamu terlalu hiperbola."
"Kalau begitu pikirmu, menurutmu, berapa pacar yang pernah kamu punya?"
"Tunggu! Biar kuhitung." Jisoo merenung sebentar dan baru sadar kalau ia tidak mengingat jumlah pastinya.
"Tidak terhitung," cibir Lisa.
"Tapi, darimana kamu tahu kalau Rose tidak pernah jatuh cinta?" tanya Jisoo. "Ia dan tuangannya sudah berteman dekat sejak kecil!"
"Apa? Lalu kenapa selama empat tahun di universitas, aku belum pernah sekali pun melihat tunangannya?" Lisa bingung.

KAMU SEDANG MEMBACA
RDCAB
RomanceSerial adaptasi By author Grumpy Cat Tentang Lisa yang regresi ke sepuluh tahun sebelumnya, tepat sesudah ia dicampakkan oleh mantan kekasihnya di depan kantor catatan sipil. Bertemu dengan Eunwoo yang juga baru saja dicampakkan di tempat yang sama...