"Kenapa ke sini?" Suara Lisa terdengar tidak yakin dan gelisah.
"Aku di sini untuk menjemputmu!" Eunwoo menyadari kalau Lisa tidak menggunakan scarf, jadi ia membuka scarf-nya dan mengalungkannya ke leher Lisa.
"Kamu ... bukannya kamu lagi marah padaku?" Lisa mengubur dagunya di lilitan scarf Eunwoo yang masih hangat.
Eunwoo berdiri di depan Lisa, tangannya sedang merapikan scarf yang baru dipasangnya, sehingga ia dengan mudah bisa melihat kegelisahan yang terpancar di bola matanya.
Hal tersebut membuat hatinya merasa semakin sakit.
"Itu salahku. Aku terlalu tidak sabar denganmu." Eunwoo meminta maaf sambil mengangkat tangannya untuk mengelus poni Lisa.
"Tidak. Aku yang salah. Aku seharusnya tidak mengambil video di situasi seperti itu," balas Lisa menggelengkan kepalanya.
"Ayo pulang dulu, terlalu dingin untuk terus berbicara di luar!" Meskipun mereka belum berdiri di luar terlalu lama, Eunwoo bisa melihat bagaimana Lisa gemetar dan kedinginan.
Eunwoo lalu menggandeng tangan Lisa lalu membawanya ke mobilnya.
"Mobilku ...." Saat berjalan, Lisa ingat kalau mobilnya sendiri masih terparkir di tempat parkir.
"Kamu bisa membawanya pulang besok!" Eunwoo membukakan pintu mobil lalu mendorong Lisa untuk masuk. Dan tidak lama kemudian, wajahnya kembali memerah.
"Oh."
Karena salju turun, mereka terpaksa mengendarai mobil dengan lambat. Sinar lampu jalanan yang keemasan menjadi satu-satunya sumber kehangatan untuk kota di malam bersalju itu.
Lisa sudah merasakan kegugupan sejak Eunwoo mengunci dirinya di kamar. Hal ini membuatnya menjadi tidak nyaman. Lisa tidak pernah peduli dengan pendapat orang selama bertahun-tahun hidupnya.
"Apakah hari ini aku begitu buruk? Apa kamu kecewa padaku?" tanya Lisa merasa linglung.
Eunwoo sebenarnya tidak ingin membicarakan hal ini saat mereka sedang berkendara, terutama karena ia harus ekstra hati-hati di jalanan yang bersalju. Namun, suara Lisa terdengar sangat sedih, membuat Eunwoo menjadi ragu sehingga ia akhirnya memutuskan untuk menepikan mobil mereka di pinggir jalan.
"Apa kamu akan membantu orang itu setelah selesai merekamnya?" tanya Eunwoo.
"Tentu saja!" Tanpa ada keraguan, Lisa menjawab dengan cepat.
"Baguslah!" ujar Eunwoo. "Sejujurnya, aku daripada kecewa padamu, aku hanya takut ... takut kalau kamu ternyata orang yang berhati dingin.
Ucapan Eunwoo menyambar hatinya sampai membuatnya bertanya-tanya pada dirinya, apakah aku berhati dingin?
Setelah menghabiskan sepuluh tahun sendirian, ia menjadi terbiasa mengabaikan hal yang tidak menjadi urusannya. Terutama di kehidupannya yang lalu, ketika ketidak puasan dan kebencian sosial semakin menjadi sangat umum. Orang-orang jadi mulai menjaga hati mereka karena itu menjadi hal yang biasa.
Terkadang Lisa berpikir, kota ini begitu besar, tapi kenapa ia selalu sendirian.
Apakah karena ia sudah sendirian terlalu lama makanya ia jadi tidak bisa dekat dengan orang lagi?
Ketika bersama dengan Eunwoo, Lisa selalu berusaha jujur pada dirinya sendiri.
Jika ia ingin sesuatu, maka ia akan membicarakannya pada Eunwoo. Agar Eunwoo tidak salah paham padanya.
Begitu juga sebaliknya, jika ia ingin tahu sesuatu, ia akan bertanya pada Eunwoo agar dirinya tidak salah paham.
Tapi ternyata hal tersebut tidak benar-benar menjauhkan mereka dari pertengkaran juga.

KAMU SEDANG MEMBACA
RDCAB
RomanceSerial adaptasi By author Grumpy Cat Tentang Lisa yang regresi ke sepuluh tahun sebelumnya, tepat sesudah ia dicampakkan oleh mantan kekasihnya di depan kantor catatan sipil. Bertemu dengan Eunwoo yang juga baru saja dicampakkan di tempat yang sama...