20 | No Winner Pt. V

175 19 4
                                    

"Tumben sekali kalian mau lari pagi."

Gyuvin dan Gunwook menoleh. Itu Jiwoong. Pria Kim itu sudah siap dengan setelan jasnya untuk pergi bekerja. Bagaimanapun, Ia seorang pegawai kantoran yang tidak mendapatkan libur seperti anak sekolahan layaknya Gyuvin dan Gunwook saat akhir pekan.

"Aku hanya ingin menyehatkan tubuh," jawab Gyuvin sembari mengikat tali sepatunya.

Gunwook mengangguk, "Aku juga."

"Hei, tunggu!" Yujin yang baru saja keluar dari kamarnya berseru kecil, "Aku ikut, Kak!"

Matthew yang mendengar suara ribut dari arah ruang tamu pun beralih dari kegiatan memasaknya. Ia mengintip dari dinding dapur, "Kalian mau berolahraga!?"

"Iya, Kak," angguk Gunwook.

"TUNGGU DULU! AKU IKUT-AKH!"

Taerae muncul dari balik dapur sembari menarik telinga Matthew dengan senyuman sinis. Ia menoleh pada tiga adiknya, "Pergilah berolahraga. Ia punya hutang padaku untuk membantu memasak sarapan hari ini."

"B-Baiklah," angguk Gyuvin, sedikit takut dengan kakaknya yang satu itu.

"Kami berangkat, ya!"

"Hati-hati!"

Setelah dirasa siap dengan diri mereka, ketiganya mulai berlari pelan mengelilingi area rumah mereka. Yah, terlepas dari daerah tempat tinggal mereka yang hanya berisi dua rumah tempat di mana para gadis dan para pria tinggal, areanya cukup luas untuk mereka jadikan sirkuit olahraga pagi di hari libur. Namun, karena mereka anak muda, sepertinya mereka akan memperluas trek mereka dengan pergi ke area depan dan berlari lebih lama.

"Kak, kalian sedang bertengkar?" tanya Yujin di tengah kegiatan berlari mereka.

Keduanya menoleh pada Yujin, lantas bertatapan satu sama lain, lalu kembali menatap sang adik, "Tidak!"

"Kok kalian terlihat saling menghindar?"

Gyuvin mulai berpikir. Apakah benar? Padahal Ia sama sekali tidak berniat untuk menjauhi Gunwook. Gunwook pun demikian, Ia mengatakan pada dirinya sendiri bahwa perasaannya pada Youngeun tidak memiliki hubungan dengan persahabatannya dengan Gyuvin.

"Masa, sih? Aku tidak begitu. Memangnya kau begitu, Wook?" Gyuvin bertanya pada Gunwook.

Pria Park itu tentu saja menggeleng, "Tidak, kok. Aku baik-baik saja."

Yujin mengangguk-anggukkan kepalanya, "Ya sudah. Syukurlah jika memang tidak."

Merasa pembahasan mereka tidak perlu dilanjutkan, ketiganya kembali menaruh fokus penuh dalam berlari.

Sekalipun mereka tidak mengakui tebakan Yujin, apa yang pria Han itu katakan benar. Bahkan Ia sekarang harus bersusah payah untuk mengejar Gyuvin dan Gunwook yang berlari secepat mungkin untuk saling salip-menyalip.

"HEI, KALIAN BALAPAN ATAU APA!?" seru Yujin sudah kewalahan.

Sayangnya, seruannya tak berhasil membuat dua kakaknya menurunkan kecepatan berlari mereka. Keduanya bahkan sudah membuat jarak yang cukup jauh dari Yujin.

"Ah! Kampret!" umpat Yujin kesal. Ia kembali mempersiapkan diri, lantas berlari dengan cepat menyusul ketertinggalannya.

Sementara itu, yang dikejar masih asik berlomba lari tanpa mereka sadari. Intinya, Gyuvin ingin mendahului Gunwook, dan Gunwook pun sebaliknya, tanpa mempedulikan ke mana mereka berlari.

Gunwook menoleh pada Gyuvin yang mulai berkeringat, "Kamu lelah, ya?"

"Tidak. Aku biasa saja," bantah Gyuvin dengan percaya diri, "Wajahmu yang sudah merah. Beristirahatlah, adik kecil."

Bon Voyage || ℤ𝔹𝟙-𝕂𝕖𝕡𝟙𝕖𝕣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang