12 | Enemies

195 30 6
                                    

"Hiyyih, lihat sisirku tidak!?"

Bahiyyih yang sedang asik menatap ponselnya berdecak, "Di meja dekat lemari!"

"Hikaru kehilangan barangnya lagi?" Xiaoting bertanya sembari membawa secangkir teh di tangannya.

"Dia selalu teledor," jawab Bahiyyih, "Terakhir kali Ia menghilangkan laptopnya."

"Hah? Bagaimana bisa barang sebesar itu hilang?" heran Xiaoting, terkejut atas apa yang Ia dengar barusan.

"Semua bisa terjadi pada Hikaru," dengus si gadis Huening sembari mematikan ponselnya, "Ia menaruhnya di sebuah totebag. Dan Ia meninggalkan totebag tersebut ketika naik taksi. Bahkan supir taksinya sudah sampai di perbatasan Incheon."

"Jauh sekali," gadis Shen itu berdecak kecil.

"Hiyyih!"

Keduanya menoleh ke sumber suara. Gadis yang sedang dibicarakan keduanya sekarang muncul di hadapan mereka. Dari raut wajahnya, Bahiyyih bisa menebak bahwa Hikaru akan menyampaikan masalahnya lagi untuk kesekian kalinya.

"Ada apa? Kau kehilangan barang lagi?"

Hikaru menggeleng, "Tidak! Lebih parah!"

"Apa yang kau lakukan kali ini?" jengah Bahiyyih tidak percaya.

"AKU MENGHANCURKAN ALAT PRAKTIKUM KIMIAKU!!"

Rahang Bahiyyih terjatuh sempurna. Ia menunjuk pada gadis Jepang tersebut tidak percaya, "A-Alat praktikum? K-Kimia?"

"Hiyyih, aku harus bagaimana!?" rengek Hikaru sembari mengalungkan tangannya pada lengan Bahiyyih.

"LAGIAN, BAGAIMANA BISA!? PADAHAL KITA SUDAH MEMBUATNYA SELAMA SATU BULAN! DAN KETIKA BESOK AKAN DINILAI, KAU MALAH MENGHANCURKANNYA!?" geram Bahiyyih tidak habis pikir.

"Ish! Jangan marahi aku, dong!" Hikaru mengerucutkan bibirnya, "Aku tidak tahu jika ternyata benda itu serapuh pasir yang dibentuk. Masa tersenggol sedikit saja pecah?"

"Hikaru, kurasa kau benar-benar harus memperbaiki jalan pikiranmu," Xiaoting yang sedari tadi mengamati arah pembicaraan dua adiknya ikut angkat suara.

"Iya, iya! Nanti akan kuperbaiki!" Hikaru berujar, "Tapi, aku tidak punya waktu untuk membeli bahan-bahannya. Aku harus mengerjakan tugas Bu Heo."

"APA, SIH!? ITU TUGAS DUA BULAN YANG LALU!!" seru si gadis Huening tidak percaya.

"Aku lupa mengerjakannya!" si gadis Jepang memutar tubuh Bahiyyih dan mendorongnya kecil, "Sudah! Tolong belikan peralatannya! Aku akan membuatnya setelah semua tugasku selesai!"

"EH!?" Bahiyyih yang tak menerima alasan konyol Hikaru pun tak bisa berkutat. Ia hanya menggeram kesal, tidak pernah habis pikir dengan segala kelakuan gadis bermarga Ezaki itu.

"Dasar," kesalnya. Ia pun membuka ponselnya, mencari daftar alat dan bahan yang sebelumnya sudah pernah Ia beli.

Di tengah kegiatannya tersebut, tiba-tiba terdengar sebuah suara deringan ponsel. Xiaoting yang terkejut pun segera memeriksa miliknya. Benar, dari ponselnya ternyata.

"Halo, Rui?" tanya Xiaoting pada sang penelpon, "Ada apa?"

"......."

"Ah, begitu, ya. Aku tidak masalah, sih, hanya saja aku sudah buat janji dengan Mashiro tadi untuk pergi ke klinik."

"......."

"Apakah tidak ada yang bisa? Hanbin? Kak Jiwoong?"

"......."

"Ya sudah, coba nanti aku cari dulu, ya."

"........"

"Iya, sama-sama. Aku tutup, ya."

Bon Voyage || ℤ𝔹𝟙-𝕂𝕖𝕡𝟙𝕖𝕣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang