"Kenapa kau setuju, sih?"
Gyuvin hanya melipat tangannya di belakang kepala, "Aku ingin lebih cepat selesai agar aku bisa kembali. Aku sangat lapar."
"Dasar," jengah Bahiyyih, "Tapi, kenapa Ricky bilang Kak Chaehyun dan Hikaru tidak berani masuk di awal, ya? Kalau Kak Chaehyun masuk akal, sih, tapi Hikaru? Memangnya Ia takut gelap?"
"Biarlah itu menjadi urusan mereka. Lebih baik percepat langkahmu agar kita bisa keluar dengan segera," omel Gyuvin. Yang dimarahi berdecak sebal, tapi tetap mengikuti perintah partnernya.
Kaki jenjang dua pemuda itu mengikuti jalan setapak yang ada di hutan tersebut. Sebenarnya tidak seram, tapi dingin dan gelap.
"Bagaimana kabarmu dan Ricky?" tanya Gyuvin, mencoba memecah keheningan mereka.
"Kau bodoh? Pertanyaanmu sangat tidak masuk akal," heran Bahiyyih tidak percaya.
"Maksudnya bukan kabar kalian! Kabar hubungan kalian!" ralat pria Kim itu, "Untuk apa aku menanyai kabar teman serumahku!?"
"Bertanyalah yang jelas makannya!" seru gadis Huening tersebut sembari melipat tangan di depan dadanya, "Kami baik-baik saja."
Kali ini, giliran Bahiyyih yang bertanya, "Mengapa bertanya? Kau mengetahui sesuatu? Ia dekat dengan seorang gadis?"
"Ish! Aku salah menanyakan pertanyaan sepertinya!" kesal Gyuvin sembar menggeleng lelah. Pria itu pun melanjutkan langkahnya dengan kasar.
Bahiyyih terkekeh geli, cukup merasa bersalah akibat keisengannya. Ia pun menjawab dengan benar kali ini, "Kami baik-baik saja. Kami masih saling mendukung dan mencintai. Terima kasih sudah khawatir."
Gyuvin bergidik geli, "Ternyata lebih baik mendengarmu menjawab asal daripada menjawab dengan benar."
"Sialan, jadi apa maumu?"
"Tidak, hanya bercanda," balasnya sembari memamerkan deretan giginya, "Syukurlah jika baik-baik saja."
"Kau sudah sok sekali menanyai hubungan kami," gadis pirang itu meledek Gyuvin, "Kau sendiri bagaimana? Sudah mendapatkan hati Nyong?"
Yang ditanya membuang napas lelah, "Entahlah. Aku bimbang sekali, Hiyyih."
"Sejujurnya... aku hampir menyerah, tahu," ungkapnya lesu, "Youngeun seperti tidak memiliki niatan untuk melihat ke arahku, bahkan sedikitpun. Ia sepertinya benar-benar menganggapku sebagai sebatas sahabatnya."
Bahiyyih ikut menghela napasnya, "Entahlah, Vin. Aku tidak bisa menebaknya juga. Ia tidak mau kehilangan sahabat dengan menjalin hubungan dengannya mungkin."
"Tapi, kau tahu, 'kan?" gadis itu menoleh dan bertanya.
"Tahu?" balas Gyuvin tak paham, "Tahu soal apa?"
"Youngeun. Ia menyukaimu."
Gyuvin terdiam, Ia mengulum bibirnya sejenak. Perlahan, Ia mengangguk kecil, "Aku sudah tahu."
"Saat di mall, ketika Ia sedikit mabuk karena obat keras..." Gyuvin mulai menceritakan kejadian tempo hari, "Ia mengatakan bahwa Ia menyukaiku."
"Tapi, buktinya tindakannya padaku tidak mengatakan hal yang serupa," fakta yang menyedihkan Gyuvin ungkapkan, "Sepertinya membuat Youngeun menyukaiku bukan akhirnya."
Bahiyyih mengangguk setuju, "Kau benar. Tujuanmu bukanlah membuatnya menyukaimu, tapi membuatnya menjadi pasanganmu."
"A-Apa-apaan? Pasangan, seperti menikah saja," dengus pria Kim itu sembari mengusap tengkuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bon Voyage || ℤ𝔹𝟙-𝕂𝕖𝕡𝟙𝕖𝕣
أدب الهواة𝐙𝐞𝐫𝐨𝐛𝐚𝐬𝐞𝐨𝐧𝐞, 𝐊𝐞𝐩𝟏𝐞𝐫, 𝐟𝐭. 𝐎𝐭𝐡𝐞𝐫𝐬 • • • "𝑫𝒂𝒓𝒊 𝒕𝒊𝒕𝒊𝒌 𝒊𝒏𝒊, 𝒃𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌 𝒉𝒂𝒍 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒖𝒕𝒆𝒎𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒚𝒂𝒌𝒊𝒏𝒌𝒂𝒏𝒌𝒖. 𝑷𝒆𝒓𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒌 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒎𝒖𝒅𝒂𝒉, 𝒏𝒂𝒎𝒖𝒏 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒃�...