60 | Vacation Pt. IX : Countdown

166 21 20
                                    

"G-Ganti tantangannya, dong!"

"Tidak bisa. Ini adalah dare yang harus kau lakukan, Ting!"

Xiaoting meneguk ludahnya, tidak percaya akan apa yang teman-temannya lakukan.

Menurut kalian saja!? Ia diminta untuk memilih salah satu dari para pria yang menurutnya paling mendekati tipe idealnya. Terlebih cara dia memilih adalah masalah utamanya. Ia harus pergi ke belakang para pria dan menepuk kepala pria yang Ia pilih sebanyak tiga kali.

Siapa yang tidak kesal!? Ini semua salah ZhangHao yang menyinggung soal tipe ideal!

"Pergilah, Kak," Chaehyun mendorong kecil sang kakak, mendekatkannya pada para pria yang tengah duduk di separuh lingkaran seberang.

Xiaoting berdecak kesal, lantas memelototi Bahiyyih, sang pemberi ide tentunya, "Awas kau, Hiyyih!"

Dengan berat hati, gadis kelahiran negeri tirai bambu itu mengangkat kaki, berjalan ke belakang para pria yang entah mengapa ikut menjadi gugup.

Gadis Shen itu berpikir, bagaimana Ia harus memilih sekarang? Memilih jujur, malu. Memilih tidak jujur, tetap saja malu. Lebih baik Ia malu ketimbang malu dan berdosa.

Sementara itu, para pria tengah berbisik satu sama lain, mendiskusikan siapa yang kira-kira akan Xiaoting pilih.

"Sudah pasti Kak Hao, 'kan?" bisik Gyuvin pada Gunwook.

Yang ditanya mengendikkan bahu, "Bisa jadi orang lain, kau tahu sendiri Ia sangat gengsi untuk mengakui perasaannya pada Kak Hao."

"Mungkin saja Yujin," kali ini Gunwook menyenggol sang adik yang ada di sisi kanannya, "Iya, 'kan, Jin?"

Yujin menoleh, langsung menggeleng dalam kondisi merinding, "Lebih baik aku melajang seumur hidup."

Kalau kalian penasaran dengan ZhangHao, kurasa eksresinya bisa menjawab pertanyaan yang ada. Wajahnya tegang, berkali-kali Ia menelan salivanya sendiri, terlebih beberapa tetes keringat mulai mengucur dari pelipisnya.

Ricky berdecak, terkekeh melihat sang kakak, "Kau berharap dipilih, 'kan?"

"Tidak ada yang bilang seperti itu!"

"Kau akan dipilih, Kak. Tunggu saja," Hanbin ikut menggoda dengan tangan yang sudah bergerak maju dan menggelitik dagu pria Zhang itu. 

ZhangHao langsung membulatkan matanya pada yang lebih muda, "Diam kau, Bin!"

Langkah yang terdengar di belakang mereka berhasil membuat para pria menahan napas akibat gugup. Setiap kali suara pijakan berbunyi, mereka langsung menggigit bibir masing-masing. 

Pada akhirnya, Xiaoting berhenti di belakang salah satu pria setelah mengalami pergelutan hebat dengan batinnya sendiri. Yang bisa melihatnya hanyalah para gadis karena para pria membelakanginya. 

Bahiyyih tersenyum puas, lantas mengangguk-anggukkan kepalanya, "Sudah kuduga."

"Semua orang sudah menduganya," balas Dayeon sembari tersenyum miring.

Telinga ZhangHao menangkap kalimat-kalimat tersebut. Ia membuka matanya yang semula Ia pejamkan. Ia tidak merasakan apapun pada kepalanya. Ah, sepertinya bukan dia. 

"Jadi, sia—ARGHH!!" 

Baru saja Ia hendak bertanya tentang siapa yang mantan kekasihnya pilih, tiba-tiba saja sebuah tangan menarik kasar rambutnya. Sungguh, rasanya seperti kulit kepalanya hendak tercabut dari tempatnya. 

"SIALAN!! SIAPA ITU!?" langsung saja Ia  memutar kepalanya, lantas mendapati Xiaoting tengah menatap kesal padanya. Seketika raut wajah pria itu berubah. 

Bon Voyage || ℤ𝔹𝟙-𝕂𝕖𝕡𝟙𝕖𝕣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang