28 | Fake

157 19 8
                                    

Seorang gadis terdiam di kasurnya. Rasanya aneh. Siang tadi, Ia menerima pesan dari kekasihnya, mengatakan bahwa malam ini keduanya akan melakukan kencan.

Tapi, Ia tidak bahagia. Ia tidak merasa antusias, tidak juga merasa tidak sabar. Ia justru takut dan tidak ingin melakukan kencan yang dimaksud.

"Yeon, tidak apa-apa?"

Dayeon menoleh, mendapati Chaehyun yang baru saja membuka pintu. Ia pun tersenyum dan mengangguk, "Aku tak apa-apa, Kak Chae."

"Gunwook sudah menunggu di depan. Ia tidak mau masuk," jelas gadis Kim itu.

Dayeon pun segera bangkit dari duduknya, "Ah, kalau begitu aku harus segera keluar. Dia bisa masuk angin jika keras kepala seperti itu."

Chaehyun tak bisa berkomentar. Ia hanya mampu melihat Dayeon yang mempercepat persiapannya untuk pergi dengan sang 'kekasih'.

Dayeon keluar dari kamarnya, dan segera bersiap berjalan ke pintu. Naas sekali, sebelum benar-benar sampai, Ia berpapasan dengan adik yang sebelumnya sangat Ia sayangi.

Apakah sekarang tidak? Bukan seperti itu, hanya saja, tidak bisa seperti biasanya. Tentu saja Ia tak bisa bersikap seolah tak terjadi apa-apa.

"Kak Dayeon," Youngeun mengundang dengan senyuman, "Ingin pergi, Kak?"

"Iya," angguk Dayeon.

"Ke mana?"

Yang ditanya hanya membuang napas. Tak sanggup menjawab, Dayeon memberikan gelengan sebagai jawaban, yang tentu saja membuat Youngeun kembali dilanda rasa bersalah.

"Aku pergi dulu, ya."

"Hati-hati, Kak," ujar si gadis Seo sembari melambai kecil.

Dayeon mengangguk, lantas segera melangkah meninggalkan Youngeun yang masih terdiam di tempatnya berdiri.

Gadis itu membuka pintu, dan nampaklah Gunwook yang sudah berdiri di depan pintu dengan motor milik Gyuvin yang sudah sering Ia pinjam. Sejak kenaikkan kelas dan setelah membuat surat izin mengemudi, Gunwook memang sering menyetir kendaraan tersebut untuk pergi.

Tentu saja, Dayeon hapal dengan perubahan yang terjadi pada Gunwook.

"Lama sekali."

Dayeon menghela napas dan membalas lirih, "Kamu yang tidak mau menunggu di dalam."

"Aku tidak mau bertemu Kak Youngeun," jawab Gunwook dengan dingin. Segera Ia menaikki kendaraan tersebut, lalu mengisyaratkan pada Dayeon untuk naik.

Dayeon diam tak berkutik. Ia masih ragu dengan apa yang seharusnya Ia lakukan.

"Cepat. Sudah malam."

"Gunwook, hentikan saja ini semua. Aku tidak memaksamu untuk membalas perasaanku, apalagi sampai berkencan denganku. Aku—"

"Aku yang memaksa," tukas pria Park itu, "Jangan banyak bicara dan cepat naik."

Melihat nada tegas dan wajah Gunwook yang sudah terlihat marah, Dayeon pun tak bisa melakukan hal lain selain menuruti perintah Gunwook. Tak peduli Ia yang memang tak ingin pergi dengan Gunwook ataupun takut untuk menerima ajakannya, tetap saja Ia tak bisa menolak.

Pada akhirnya, Gunwook memarkirkan motornya di sebuah restoran. Sekalipun perutnya berteriak meminta pertolongan untuk diisi, Dayeon merasa sangat tidak ingin duduk berhadapan dengan pria yang lebih muda ini untuk menyantap makanan.

"Ayo masuk," ajak Gunwook.

Namun, pastinya hal itu akan tetap terjadi bagaimanapun juga. Keduanya kini melangkah menuju pintu utama dari restoran tersebut.

Bon Voyage || ℤ𝔹𝟙-𝕂𝕖𝕡𝟙𝕖𝕣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang