24 | To. X

194 19 3
                                    

'Ting! Tong! Ting! Tong!'

Suara bel rumah mereka menyadarkan Mashiro dari lamunannya. Ia melirik ke jam di dinding, lantas menggeleng jengah.

"Dasar, anak itu pulang larut sekali," ucap Mashiro sembari melangkah ke pintu.

Dari balik benda kayu tersebut, Mashiro bisa mendengar suara-suara ribut. Dahinya pun mengenryit, apakah ada banyak orang di luar?

"Ting, kenapa—"

"Ah, Kak Mashiro. Maaf, ini Cece mabuk di bar tadi," lapor seorang pria sembari memapah gadis Shen tersebut.

Gadis yang lain berdecak, "Dia sangat gila setelah diputuskan Changmin brengsek itu."

"Wah, maaf merepotkan, ya, Renjun, Shuhua," Mashiro segera menerima Xiaoting dari Renjun, memapah tubuh gadis tersebut yang sudah tidak berdaya.

"Kak Changmin... Kakak kok brengsek sekali, sih..?" lenguh Xiaoting yang tenggelam dalam ketidaksadarannya.

"Sudah kubilang seribu kali kamu tidak percaya!" dengus Shuhua sembari menatap kesal padanya.

"Ya sudah, Kak. Kami pulang dulu, ya, titip Cece Xiaoting," pamit Renjun sembari menarik Shuhua mundur.

Mashiro mengangguk dengan senyuman khasnya, "Tentu. Terima kasih banyak, ya. Maaf merepotkan kalian."

"Tak masalah, Kak," Shuhua pun menggeleng sembari membalas senyuman Mashiro, "Kalau begitu, kami duluan, Kak Shiro."

"Baiklah. Hati-hati di jalan, yaa."

Mashiro melambai mengantar kepergian keduanya. Setelah mobil Renjun menghilang dari halaman rumahnya, segeralah Ia membawa Xiaoting masuk ke dalam.

"Kak Changmin... Mati saja sana..."

"Sudahlah, Ting. Kamu mabuk sekali sekarang," potong Mashiro. Karena kelelahan, Ia mendudukkan Xiaoting di sofa, tidak sanggup jika harus membawanya ke kamar dalam sekali jalan.

Ia menatap iba pada wajah merah gadis Shen itu, "Aku ambilkan air madu dulu, ya? Supaya kamu tidak terlalu pusing."

Tentu saja gadis itu tidak sanggup menjawab. Tanpa menunggu jawaban Xiaoting, Ia berjalan melenggang ke dapur, berniat mengambil apa yang Ia katakan sebelumnya.

"Ah! Semua laki-laki sama saja! Kampret! Aku tidak suka!"

"Dasar. Dia seperti orang gila saja," ledek Mashiro, sedikit gemas dengan tingkah sahabatnya itu ketika sedang mabuk.

"Punya dua mantan kekasih tidak ada yang benar! Yang satu gila musik, yang satu gila wanita!"

"Ah! Mengata-ngatai Kak Changmin, jadi ingin mengata-ngatai Hao juga!"

"Eh!? Xiaoting, Xiaoting! Tunggu!" panik Mashiro mendengar Xiaoting yang tiba-tiba mengamuk dalam emosinya sendiri.

Segera Mashiro berlari ke arah gadis tersebut, meninggalkan minuman madu yang sudah Ia buat.

Tentu saja Ia panik. Saat sedang mabuk, gadis itu benar-benar seperti orang gila. Mashiro ingat betul, pernah suatu ketika, saat Ia mabuk, Ia menelpon dosennya dan mengata-ngatainya.

"HAO BAJINGAN! KAMU DULU BERJANJI AKAN SETIA DENGANKU! TAPI KAMU SIBUK DENGAN GESEKAN BIOLAMU ITU! BERMAIN BIOLA DARI MATAHARI TERBIT SAMPAI MAU TERBIT LAGI! MENIKAH SAJA DENGAN BIOLA!"

"Xiaotingg!!" tak memiliki pilihan lain, Mashiro meraih ponsel Xiaoting, merebutnya dari sang pemilik.

Tentu saja gadis itu menatap tajam padanya, "Ih, kembalikan! Aku belum puas memaki dia!"

Bon Voyage || ℤ𝔹𝟙-𝕂𝕖𝕡𝟙𝕖𝕣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang