44 | One Step

159 20 4
                                    

"Fokus. Aku tidak mau mengeluarkan banyak energi hari ini."

Gunwook berdecak sembari menidurkan kepalanya di meja, "Apa, sih? Aku tidak sebodoh itu untuk memahami pelajaran kita."

"Orang pintar jika tidak fokus juga tidak bisa mengerti dengan cepat," ketus Yeseo sembari membuka bukunya.

Mendengar balasan skakmat dari gadis itu, Gunwook tak mampu berkata-kata lagi. Akhirnya, Ia ikut mengeluarkan bukunya dan bersiap untuk 'kelas malam' mereka.

Bukan hal yang aneh bagi kalian ketika melihat para anak SMA di kedua rumah mereka belajar bersama, 'kan? Karena Yujin tidak punya teman angkatan di sini, jadi hanya ada dua angkatan, yaitu tahun kedua dan tahun ketiga.

Mereka bergantian menggunakan rumah masih-masing, jika siswa tahun ketiga belajar di rumah Hanbin—mereka menyebutkan nama pemimpin supaya mudah—hari ini, maka besok mereka akan belajar di rumah Yujin. Begitupun untuk tahun kedua.

Sama halnya dengan hari ini, karena Gyuvin dan teman-teman belajar di rumah Yujin, maka Yeseo dan Gunwook harus belajar di rumah Hanbin.

"Biologi dulu atau Matematika?" tanya Yeseo.

"Matematika. Aku tidak bisa sama sekali," Gunwook menjawab dengan pasrah, memikirkan bagaimana caranya Ia bisa menghapal semua rumus-rumus itu dalam satu malam.

Gadis Kang itu mengangguk, lantas mulai membuka bukunya. Bermodalkan buku paket dan juga catatan yang Ia miliki, Ia mengajari pria di hadapannya tentang materi-materi dari pelajaran yang sangat menyenangkan itu.

"Tinggal disamakan, lalu eliminasi. Jika sudah dapat nilai X-nya, kau bisa mencari jawabannya," Yeseo menuliskan apa yang Ia katakan.

"Ah, begitu, ya," Gunwook bergumam paham, "Kurasa aku mulai mengerti."

"Coba yang ini," perintah gadis Kang itu sembari menunjuk ke salah satu soal yang ada di buku.

Yang diperintah menurut. Tangannya mulai bergerak lihai, bermain dengan penanya dan menuliskan persamaan yang akan menghasilkan suatu angka.

"Wah, aku bisa," puji Gunwook dengan bangga ketika mendapati angka di akhir kegiatannya. Ia melihat ke soal, mencari opsi yang menunjukan jumlah sama dengan jawabannya.

"Lah, kok tidak ada?" tanya pria Park itu dengan nada kecewa.

"Sungguh? Bagaimana bisa?" Yeseo ikut melihat mendekat, penasaran dengan kesalahan yang mungkin Gunwook buat.

"Ah, aku lupa memberitahumu. Ada beberapa pengecualian. Untuk yang ini, kau tidak bisa menggunakan eliminasi. Lebih baik langsung disubstitusikan saja," ujar sang gadis sembari menunjuk pekerjaan Gunwook.

"Hah? Kenapa harus ada pengecualian seperti itu?" Gunwook mengernyitkan keningnya heran.

Yeseo menghela napasnya berat, "Jika aku pencipta rumus ini mungkin aku bisa menjawabmu."

"Ish. Ya sudah. Pengecualian apa saja yang harus aku ingat?"

"Itu saja. Sisanya tidak ada."

"Sungguh?"

"Iya."

"Nanti salah lagi. Jika aku mendapatkan nilai jelek, maka kau yang menelpon ibuku, ya?"

"Cih, kenapa aku? Kau sendiri yang tidak mendengarkan guru di kelas," ketus Yeseo tidak terima.

Gunwook yang tak terima pun membantah, "Apanya!? Aku mendengarkan, kok!"

"Kau bercanda dengan Junghwan dan Riki sepanjang pelajaran," tuduh gadis itu.

Bon Voyage || ℤ𝔹𝟙-𝕂𝕖𝕡𝟙𝕖𝕣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang