"Apa!? Masuk ke hutan!?"
Hanbin menggeleng, "Ricky, yang benar saja."
"Itu biasa di lakukan di Jepang, Kak," ucap pria Shen itu, "Benar, 'kan, Kak Shiro?"
Mashiro berdehem dengan anggukan, "Benar, sih. Biasa kami melakukannya saat karyawisata."
"Aku sudah meminta Kak Yujin menghubungi pemilik homestay untuk bertanya soal hutan tersebut. Ia bilang aman," Xiaoting ikut menimpali, "Aku rasa cukup menarik."
"Hei, yang benar saja..." Hanbin sedikit melirik ke arah si gadis Choi, "Kakak yakin ini aman?"
Yang ditatap hanya tersenyum tipis, "Aku sudah bertanya pada Pak Ryu. Ia bilang hutan tersebut memang bagian dari penginapan yang Ia tawarkan. Tidak terlalu besar, kok, hanya saja memang masih mempertahankan suasana hutannya. Tapi, Ia bilang hutan tersebut aman dan selalu dirawat."
Sepertinya Hanbin tidak memiliki pilihan lain. Akhirnya, Ia menoleh ke Ricky dan tersenyum, "Bagaimana cara kita memainkannya?"
Lampu hijau dari sang pemimpin berhasil menyukseskan rencana Ricky. Sebelum menjelaskan, Ia pergi ke kamarnya, membuat para penghuni yang ada cukup heran dengan perilakunya.
Tak berselang lama, Ia kembali dengan sebuah gelas yang dipenuhi dengan sumpit di dalamnya. Dengan iseng, si bungsu menghitung jumlahnya dari jauh.
"Kenapa ada tujuh belas sumpit? Untuk apa, ya?" lirih Yujin.
"Delapan belas," ralat Gunwook.
Si pria Han terkejut, lantas menggaruk tengkuknya, "A-Ah, delapan belas, ya."
"Jadi, inti dari permainannya adalah kita hanya perlu melewati hutan tersebut. Tapi, poin utamanya adalah...," Ricky menyeringai sembari mengangkat gelas tersebut, "Siapa yang akan menemani kita pergi bersama."
Youngeun yang mendengarnya pun membulatkan mulutnya, "Ah, aku pernah lihat ini di anime yang aku tonton."
"Diam dulu, otaku," Gyuvin membekap mulut gadis itu iseng.
"Ada delapan belas sumpit di sini, dan di ujung masing-masing sumpit sudah ada angka yang akan memasangkan kita satu sama lain."
Pria Shen itu berdehem sejenak, "Sebenarnya aku tidak berencana seperti ini, tapi aku rasa akan lebih menarik jika kita berpasangan untuk pria dan wanita, bukan?"
"Sialan..." lirih si pria Han, "Tidak, tidak. Tidak dengan Kak Yeseo, kumohon..."
"Jadi, aku akan membaginya menjadi dua gelas. Untuk pria," Ricky memisahkan sumpit yang ada menjadi dua, sesuai dengan nomor yang ada, "Dan untuk wanita."
"Hanya melewati hutan, 'kan? Mudah sekali," Jiwoong berucap penuh keyakinan, "Aku akan mengambil pertama."
"Silakan," kekeh si surai pirang.
Jiwoong mengawali pengambilan nomor tersebut, dan diikuti oleh semua anggota yang ada. Setelah semua mendapat nomor, Ricky memeriksa nomor yang ada untuk memasangkan mereka.
"Baiklah," ucapnya dengan suara agak lantang, "Siapa nomor satu?"
Dua tangan terangkat, membuat sang pemilik wajah saling menatap satu sama lain.
"Ah, aku dengan Yeseo?" ZhangHao tersenyum kecil, "Semoga kita selamat sampai tujuan, Seo."
Yeseo berdecak heran, "Apa-apaan itu, Kak."
Melihat dirinya berhasil lolos dari Yeseo, Yujin tersenyum lebar. Sepertinya Ia beruntung kali ini.
"Nomor dua?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bon Voyage || ℤ𝔹𝟙-𝕂𝕖𝕡𝟙𝕖𝕣
Fanfic𝐙𝐞𝐫𝐨𝐛𝐚𝐬𝐞𝐨𝐧𝐞, 𝐊𝐞𝐩𝟏𝐞𝐫, 𝐟𝐭. 𝐎𝐭𝐡𝐞𝐫𝐬 • • • "𝑫𝒂𝒓𝒊 𝒕𝒊𝒕𝒊𝒌 𝒊𝒏𝒊, 𝒃𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌 𝒉𝒂𝒍 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒖𝒕𝒆𝒎𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒚𝒂𝒌𝒊𝒏𝒌𝒂𝒏𝒌𝒖. 𝑷𝒆𝒓𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒌 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒎𝒖𝒅𝒂𝒉, 𝒏𝒂𝒎𝒖𝒏 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒃�...