"Batu, gunting, ker—TAS!"
"HAH! SUDAH KUBILANG! KAU PASTI KALAH!"
"KAU CURANG! MANA BISA MENGGANTI SAAT SUDAH SAMPAI DI TENGAH!?"
Bahiyyih menjewer telinga kedua sahabatnya dan berujar dingin, "Diam, atau kulempar kalian ke kolam renang sekolah?"
"Adududududuh! Sakit, Hiyyih!" rengek Hikaru sembari menepuk-nepuk lengan Bahiyyih, berharap bisa dilepaskan oleh gadis Huening itu.
"Iya, iya! Maaf, Hiyyih!" tak berbeda, Youngeun pun sama memelasnya.
"Hei, sudah, sudah. Nanti Hikaru akan semakin tuli jika telinganya kau tarik seperti itu, Hiyyih," Gyuvin ikut menyampaikan argumennya.
Mata Hikaru melotot, lantas menatap tajam pada pria itu, "Apa kau bilang?"
"Kau memang tuli. Waktu itu aku minta tolong untuk membawakan buku catatan Sejarah, kau malah membawa buku paket Bahasa Inggris," jelas Gyuvin sembari memasang wajah meledek.
"ITU LUPA, BUKAN TULI! SALAHMU KARENA TIDAK MENGINGATKANKU! SEKADAR MENGHUBUNGI PUN TIDAK!" Hikaru membalas tak terima.
"Lagipula, bukankah kau yang tidak tahu diri? Padahal rumah kita berseberangan, harusnya kau yang datang ke rumah dan mengambilnya sendiri!" gadis Ezaki itu menambahkan, "Sudah meminjam, mengata-ngatai lagi!"
"Sudahlah, sudahlah. Kalian ribut sekali," Yeseo menengahi para siswa SMA tahun akhir itu, "Sudah mau bel, loh."
Yujin ikut menghela napas dan menggeleng-gelengkan kepalanya, lantas menatap ragu pada siswa-siswa lain di sepanjang koridor kelas, "Lihatlah. Mereka semua memandang aneh pada kita."
"Sudahlah. Ayo kita pergi, Seo," ajak Gunwook sembari memutar tubuh, "Aku tidak mau menyanyi lagi karena terlambat masuk kelas."
"Hei, Gunwook! Bolpoinku masih di bukumu semalam! Kembalikan!" seru Gyuvin sebelum pria itu menjauh.
"Nanti! Aku masih butuh!" Gunwook menjawab tanpa memalingkan wajahnya.
"Sialan," dengus Gyuvin sebal, "Sepertinya aku akan memberinya bolpoin di ulang tahunnya tahun depan."
Youngeun yang melihat kejadian itu pun langsung menepuk pundak Gyuvin antusias, "Hei, hei. Kau sudah berbaikan dengannya?"
"Begitulah," Gyuvin mengendikkan bahunya sembari terkekeh. Pria Kim itu lantas menoleh pada sahabatnya yang ada di samping kirinya, "Ky, kenapa diam saja?"
"Hm?" yang dipanggil menoleh, kemudian menggeleng kecil, "Tidak apa-apa."
Matanya melirik ke samping, tepatnya ke arah para wanita yang sedang bersenda gurau. Ricky berdecak jengah, lalu kembali meluruskan pandangannya.
Mereka berenam kembali melanjutkan langkah untuk sampai ke kelas masing-masing, di mana Yujin harus berpisah dengan kakak-kakaknya tentunya.
"Han Yujin!" seorang siswa terdengar menyapa Yujin dari kejauhan.
"Ollie!" Yujin melambai girang. Ia memutar kepalanya untuk menatap yang lebih tua darinya, "Kalau begitu, aku ke sana dulu, ya, Kak! Sampai nanti!"
"Belajarlah yang rajin, Jin!" Youngeun berucap gemas, terkesan melihat perilaku antusias pria Han itu, "Tahun pertama memang sangatlah asik, ya."
Hikaru memutar bibirnya dan menggeleng, "Tidak sama sekali. Bahkan kita harus melihat keadaan di kantin sebelum makan."
"Untuk apa?" dahi Gyuvin mengernyit heran mendengar pernyataan gadia Ezaki itu.
"Menghindari kakak kelas. Kau tahu, geng sosialita para siswi tahun akhir sangatlah menakutkan."
"Aneh sekali," balas Ricky tak paham, "Memangnya mereka sampai akan menerkam kalian?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bon Voyage || ℤ𝔹𝟙-𝕂𝕖𝕡𝟙𝕖𝕣
Fanfic𝐙𝐞𝐫𝐨𝐛𝐚𝐬𝐞𝐨𝐧𝐞, 𝐊𝐞𝐩𝟏𝐞𝐫, 𝐟𝐭. 𝐎𝐭𝐡𝐞𝐫𝐬 • • • "𝑫𝒂𝒓𝒊 𝒕𝒊𝒕𝒊𝒌 𝒊𝒏𝒊, 𝒃𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌 𝒉𝒂𝒍 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒖𝒕𝒆𝒎𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒚𝒂𝒌𝒊𝒏𝒌𝒂𝒏𝒌𝒖. 𝑷𝒆𝒓𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒌 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒎𝒖𝒅𝒂𝒉, 𝒏𝒂𝒎𝒖𝒏 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒃�...