"Hei, jangan melamun."
Chaehyun terkejut, melihat sebuah tangan melambai di hadapannya. Gadis itu menoleh, "Ah, maaf. Ada apa?"
"Kau kenapa, sih?" Ningning berdecak singkat, "Ada yang kau pikirkan?"
"Tidak, kok. Hanya sedikit mengantuk saja," geleng Chaehyun.
"Hei, hei," Gaeul menginterupsi keduanya, "Bersiaplah. Mata Pak Jung sudah tertuju pada kalian sekarang."
Kedua gadis itu terkejut. Perlahan keduanya meluruskan pandangan, dan bertemulah pandangan mereka bersama dengan sang dosen.
"Jadi, sepertinya nona-nona cantik di belakang sana sudah memahami betul materi kita hari ini," pria paruh baya itu melipat tangannya di depan dada, "Salah satu bisa maju untuk menjelaskannya? Kurasa memiliki seseorang yang menggantikanku lebih baik. Aku bisa makan siang lebih awal."
Keduanya terdiam. Mereka hanya menunduk, menyesal dengan kebodohan masing-masing.
"Dasar," lirih Gaeul sembari terkikik kecil.
Keheningan terjadi cukup lama, sampai sebuah notifikasi dari ponsel sang guru besar terdengar. Pak Jung memeriksa benda pipih tersebut, terdiam sejenak, lantas kembali meletakannya.
"Kita akhiri kelas hari ini," ucapnya, "Berbincanglah lagi di kelasku, maka pelajarilah sisa materi kalian secara mandiri."
Setelah menutup mulutnya, Ia berjalan keluar dari kelas, meninggalkan ruangan tersebut dalam keadaan dingin.
"Kerja bagus. Kurasa kalian akan menjadi musuh publik sekarang," kekeh Gaeul sembari menoleh pada dua sahabatnya.
"Ish! Chae, kamu, sih!" protes Ningning setelah menoleh, "Aku memikirkanmu tahu!"
Chaehyun hanya tersenyum canggung, "Aku tidak tahu kenapa kamu memikirkanku, tapi kurasa bukan salahku."
"Ah, terserah," gadis China itu bangkit berdiri, "Ayo makan siang. Aku sangat lapar sekarang."
Si gadis musim gugur ikut menegakkan tubuhnya, "Apa yang akan kau makan, Ning?"
"Entahlah, aku ingin malatang saat ini," jawab gadis itu, sebelum akhirnya menoleh pada temannya yang lain, "Kau sendiri, Chae?"
"Ah, aku bebas saja. Aku menyukai semua menu pilihan kalian, kok," jawab Chaehyun sembari menenteng jaket dan tasnya.
"Ya sudah. Kita ke kafetaria saja dulu," putus Ningning pada akhirnya.
Ketiganya pun segera melangkahkan kaki menuju tempat yang sudah mereka bicarakan sedari tadi. Sesampainya di sana, mereka segera memesan dan mengambilkan menu yang diinginkan.
Melihat suasana yang ramai, mereka cukup kesulitan mencari tempat yang bisa mereka singgahi. Namun akhirnya, mereka bisa mendapatkan sebuah meja yang bisa diisi oleh empat orang, setidaknya cukup untuk mereka bertiga.
"Ramai sekali, sih. Banyak yang mampir ke fakultas kita, ya," gerutu Ningning sembari mendudukkan dirinya.
Gaeul terkekeh, "Mungkin saja. Pacarku juga cukup sering datang ke sini."
"Yang mana?" Chaehyun bertanya singkat.
"Ish, kau bertanya seperti aku memiliki ratusan koleksi saja," protes gadis Kim itu.
Ningning berdecak sebal, "Lalu apa? Kau berharap kami menebak benar saat kau memiliki lima kekasih?"
Yang dibalas hanya berdecak, tetapi akhirnya menjawab, "Junhan. Yang lain 'kan masih sibuk dengan projeknya."
"Benar ada lima kekasih ternyata," heran Chaehyun sembari menggeleng-geleng, melihat bahwa Gaeul tidak membantah fakta tersebut.
Ningning mulai menyesap minumannya, lalu menambahkan, "Dia memang sudah gila. Aku satu saja sudah tidak tahan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bon Voyage || ℤ𝔹𝟙-𝕂𝕖𝕡𝟙𝕖𝕣
Fiksi Penggemar𝐙𝐞𝐫𝐨𝐛𝐚𝐬𝐞𝐨𝐧𝐞, 𝐊𝐞𝐩𝟏𝐞𝐫, 𝐟𝐭. 𝐎𝐭𝐡𝐞𝐫𝐬 • • • "𝑫𝒂𝒓𝒊 𝒕𝒊𝒕𝒊𝒌 𝒊𝒏𝒊, 𝒃𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌 𝒉𝒂𝒍 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒖𝒕𝒆𝒎𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒚𝒂𝒌𝒊𝒏𝒌𝒂𝒏𝒌𝒖. 𝑷𝒆𝒓𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒌 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒎𝒖𝒅𝒂𝒉, 𝒏𝒂𝒎𝒖𝒏 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒃�...