43 | Extraordinary

137 15 3
                                    

"Bisa-bisanya Ia meminum obat yang salah."

"Salahku, Kak. Aku hanya bilang untuk mengambil obat di mejaku. Aku tidak ingat ternyata ada obat untuk praktikumku juga di sana."

Yujin terkekeh dan mengucap peluh Youngeun yang masih terlelap, "Untung saja Ia tidak sakit parah."

"Obatnya memang keras, tapi tidak terlalu berefek. Aku akan membawanya ke dokter nanti," Chaehyun membalas sembari mendudukkan diri di kasur.

"Kau tidak ada kelas?" tanya gadis Choi itu.

"Hari ini tidak ada. Dosenku sedang berhalangan. Jadi, serahkan Ia padaku," jawab Chaehyun sembari tersenyum penuh keyakinan.

"Baiklah," Yujin mengangguk, "Kalau begitu, aku berangkat kerja, ya."

"Hati-hati, Kak," balas Chaehyun sembari melambai kecil.

Yujin bangkit berdiri, beranjak keluar dari kamar tersebut untuk pergi menuju mobilnya. Ia melihat adik-adiknya yang tengah sarapan di meja. Sedikit terasa sepi, karena Youngeun tidak bisa bergabung tentunya.

"Ada yang mau ikut berangkat?" tawar Yujin pada adiknya.

Yeseo menggeleng, "Aku tidak mau berangkat pagi. Nanti disuruh piket."

"Parah sekali. Itu kewajiban, tahu," Mashiro berdecak sembari menggeleng-gelengkan kepalanya, "Aku dulu bertugas mengingatkan yang tidak piket. Orang sepertimulah musuh terbesarku."

"Terserah. Aku tidak bisa menyapu," jawab gadis Kang itu tak acuh sembari menyendok suapan lainnya.

"Berangkat saja, Kak. Kami naik bus," Hikaru berucap sembari memberikan jempolnya.

"Baiklah," kekeh Yujin gemas, "Surat izin Youngeun sudah kutitipkan Bahiyyih, ya. Jangan lupa disampaikan."

"Aman," Bahiyyih memberikan gestur 'oke' sebagai balasan.

"Kalau begitu, aku berangkat!"

Yujin membuka pintu rumahnya dan pergi keluar, menghampiri mobilnya yang ada di halaman. Ia melirik ke rumah sebelah, barangkali teman kerjanya juga akan berangkat di waktu yang bersamaan.

"Mana mungkin, sekarang masih jam enam lewat," gumamnya setelah melihat jam di tangannya.

Benar sekali, ini bukan jam umum untuk para pekerja berangkat ke kantor mereka. Yujin memang sengaja berangkat lebih awal, bukan tanpa alasan pastinya.

"Doyoung sedang apa, sih.. Tidak membalas..."

Jika kalian menebak seperti yang disebutkan, maka kalian benar. Keduanya berjanji untuk sarapan bersama di kafetaria yang cukup jauh dari kantor. Doyoung menghubungi Yujin semalam, dan Yujin tentunya setuju. Ia cukup rindu dengan kekasihnya itu, posisi mereka yang terpaut cukup jauh meminimalisirkan kesempatan keduanya untuk bekerja sama.

"Nah, membalas juga," senyum Yujin merekah, mendapati balasan dari pria Kim di seberang sana. Ia mematikan ponsel dan meletakkannya, lantas menyalakan mesin mobil miliknya untuk membelah jalanan kota Seoul.

Jarak yang cukup jauh membuat waktu yang termakan juga cukup banyak. Dua puluh menit Yujin menyetir sampai akhirnya Ia tiba di kafetaria yang dimaksud Doyoung. Melihat mobil Doyoung sudah terparkir di sana, Ia tersenyum. Pintu mobil Ia buka, lantas kakinya beranjak pergi dari kendaraan itu.

"Yujin!" undang Doyoung kala melihat kekasihnya masuk ke dalam. Yujin yang mendengar namanya diserukan langsung menoleh, sebelum akhirnya berlari kecil menghampiri Doyoung.

"Maaf terlambat, ternyata cukup macet," ucapnya setelah mendudukkan diri, "Bagaimana tidurmu?"

Doyoung tersenyum sekilas, "Nyenyak. Kau sendiri?"

Bon Voyage || ℤ𝔹𝟙-𝕂𝕖𝕡𝟙𝕖𝕣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang