"Batu, gunting, ker—TAS!!"
Mata Yujin membulat, memandangi kekalahannya dari kedua sahabatnya dengan sangat pahit. Lain halnya dengan sang korban, Kyungmin dan Sakuya tertawa bahagia.
"SIlahkan, Tuan Han, pergilah ke kantin," ledek Kyungmin, mempersilakan yang bersangkutan untuk melangkah pergi.
"Kurangajar," geram Yujin pasrah.
Bagaimanapun, konsekuensi harus tetap Ia jalankan. Kaki jenjangnya melangkah gontai ke arah tempat ramai tersebut. Cukup jauh dari kawasan kelas tahun pertama, sehingga Ia harus menaruh tenaga ekstra. Terlebih Ia berjalan seorang diri, sebenarnya cukup terlihat aneh.
"Kak Gyuvin!" beruntung matanya menangkap sosok sang kakak, membuatnya segera memanggil pria Kim itu untuk diajaknya pergi ke kantin bersama.
Senyuman pria Han itu pudar saat melihat siapa yang berjalan di sebelahnya. Siapa lagi kalau bukan Youngeun. Tidak, Yujin lebih memilih berjalan seorang diri ke kantin ketimbang harus menjadi nyamuk di antara kedua sejoli hangat itu.
"Han Yujin! Sini!" tapi terlambat, Gyuvin lebih dulu melihatnya dan memanggil yang lebih muda. Belum sempat berbalik, Yujin pun bergabung dengan kedua kakaknya dengan berat hati.
Dengan wajah tertekuk Ia berujar, "Sesungguhnya aku agak menyesal. Bolehkah aku pergi saja? Tidak mau jadi orang ketiga."
"Apanya, sih, Jin?" kekeh Youngeun geli, "Tidak papa. Kami senang jika kau bergabung."
"Kalian senang, aku tidak senang," jengah si bungsu.
Gyuvin berdecak, lantas mengunci leher adiknya dengan lengan kanannya iseng, "Sudahlah. Ayo, kita makan siang."
Ketiganya pun segera menuju ke kantin sekolah, mencoba menikmati makan siang mereka dengan... damai.
"Gyuvin, sausnya tumpah, nih!"
"Maaf, Nyong! Kau tidak kena, 'kan!? Han Yujin, kenapa berteriak, sih!?"
"Kau menyalahkanku!? Kau sendiri yang mengagetkanku!!"
Walau kenyataannya tidak bisa. Salahkan Gyuvin yang tiba-tiba berteriak akibat melihat apa yang sangat tidak wajar menurutnya. Sebenarnya Youngeun dan Yujin sama kagetnya, tapi reaksi mereka tidak berlebihan.
Jadi, apa yang mereka lihat?
Ada dua hal. Yang pertama Ricky yang tengah makan bersama dengan Belle, dan yang kedua adalah Bahiyyih yang tengah menikmati makan siang di meja yang ada di sebelah keduanya dengan santai. Tidak, apa yang terjadi?
"Sungguh? Mereka putus sungguhan?" gumam Gyuvin tidak percaya, "Aku pikir yang malam itu hanya sedang bertengkar."
Youngeun ikut mendesah lelah, "Kurasa begitu, Bahiyyih tak pernah membahas soal Ricky lagi di rumah. Saat ditanya pun sering mengalihkan topik. Aku dan yang lainnya menebak keduanya memang sudah putus."
"Aku pusing, aku tidak tahu," Yujin memilih untuk menidurkan kepalanya di belakang mangkuk supnya, mengistirahatkan otaknya barang sejenak.
"Ia bahkan tidak pulang ke rumah sejak kejadian Kak Xiaoting. Sungguh, benar-benar ingin kupukul," geram Gyuvin tidak senang melihat sikap Ricky yang semakin aneh di matanya.
Gadis Seo itu menggeleng, "Tidak, Vin. Bagaimanapun, Ricky teman kita. Kurasa kau harus melakukan pendekatan lagi padanya. Hari-harinya pasti berat akhir-akhir ini, jadi kita harus memahaminya."
"Benar. Membayangkan tidak bisa bertemu ayahnya dalam keadaan kritis membuatnya gila," angguk Yujin setuju, "Jika jadi dirinya, aku sepertinya akan lebih parah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bon Voyage || ℤ𝔹𝟙-𝕂𝕖𝕡𝟙𝕖𝕣
Fiksi Penggemar𝐙𝐞𝐫𝐨𝐛𝐚𝐬𝐞𝐨𝐧𝐞, 𝐊𝐞𝐩𝟏𝐞𝐫, 𝐟𝐭. 𝐎𝐭𝐡𝐞𝐫𝐬 • • • "𝑫𝒂𝒓𝒊 𝒕𝒊𝒕𝒊𝒌 𝒊𝒏𝒊, 𝒃𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌 𝒉𝒂𝒍 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒖𝒕𝒆𝒎𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒚𝒂𝒌𝒊𝒏𝒌𝒂𝒏𝒌𝒖. 𝑷𝒆𝒓𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒌 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒎𝒖𝒅𝒂𝒉, 𝒏𝒂𝒎𝒖𝒏 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒃�...