59 | Vacation Pt. VIII : Truth Or Dare

175 25 10
                                    

"Lihat? Aku sudah bilang tidak usah bermain di kolam renang, kalian tidak mendengarkan."

"Liburan 'kan digunakan untuk bersenang-senang, Kak," Hikaru membalas ucapan sang kakak.

"Tapi, lihat keadaannya. Kalian malah sakit dan tidak bisa menikmati liburan ke depannya," omel Mashiro seraya menaruh teh untuk tiga adiknya, "Hiyyih juga! Bisa-bisanya kamu ikut-ikutan Hikaru dan Dayeon!?"

Bahiyyih meneguk ludah sembari mengeratkan jaketnya, "Tadi Ricky yang mengajak."

"Kenapa aku?" yang disalahkan menoleh, mencoba mencari pembelaan.

"Sudah, tidak usah saling menyalahkan. Minum teh hangatnya," Mashiro melerai lelah, mencoba membuat keadaan kembali tentram.

Gyuvin, yang kali ini bebas dari kasus yang terjadi, menggeleng dengan decakan, "Mereka memang tidak akan berhenti sebelum merasakan akibatnya."

"Kau juga sama-sama sakit," Gunwook membalas perkataan sang kakak. 

"Itu gara-gara Ricky! Bukan karena aku bermain di kolam seperti kalian! Aku saja tidak ikut masuk!" bantah yang dituding. 

"Kenapa aku lagi!?" Ricky kembali bertanya tidak terima. 

"Bisakah kalian diam?" Xiaoting yang sedari tadi memijat keningnya pun angkat bicara, "Kepalaku sangat sakit sekarang. Jangan menambah keributan." 

"Tentu saja sakit, kau berhadapan dengan laptop seharian penuh," ketus ZhangHao. 

Gadis Shen itu menoleh, memberikan tatapan mautnya dan membalas, "Lalu kau mau mengerjakan semua tugas-tugasku? Dosenku memang tidak tahu diri, sama sepertimu." 

"Sekarang mereka yang bertengkar," kekeh Youngeun sembari melipat kedua tangannya di depan dada. 

"Jadi bermain truth or dare tidak?"

Seluruh penghuni rumah di sana menaruh atensi penuh pada sang pemilik suara, tidak pervaya dengan apa yang baru saja Ia katakan. 

"Yeseo, kau sungguh bertanya seperti itu?" Dayeon bertanya tidak percaya. 

"Seingatku Kak Hikaru pernah mengajak. Jadi, kita bisa memainkannya," balas Yeseo dengan santai, "Kita bisa memainkannya sembari menikmati daging yang sedang dipanggang, 'kan?" 

Si bungsu mengangguk, "Benar juga. Kak Hanbin dan yang lainnya sedang memanggang daging." 

"Kau tidak membantu, Jin?" tanya ZhangHao pada pria Han itu. 

Yujin memicingkan matanya kesal, "Bukankah aku yang harus bertanya seperti itu padamu, Kak?"

"Semuanya! Dagingnya sudah siap!"

Seruan Chaehyun berhasil menarik perhatian mereka. Segera Mashiro mengarahkan adik-adiknya, memerintah mereka untuk segera menuju ke sana, "Baiklah! Ayo, kita ke kolam renang!"

"Yeseo, bawa alat putarmu," Hikaru berbisik, meminta tolong pada adik bungsunya itu. 

Yeseo berdecak. Mau tidak mau Ia memutar langkahnya, pergi ke kamarnya terlebih dahulu untuk mengambil apa yang kakaknya minta. 

"Mau ke mana, Kak?" si pria Han yang menyadari niat gadis itu untuk naik ke atas pun bertanya. 

"Ke atas, mengambil barang," jawab gadis itu. 

"Aku temani, ya," tawar Yujin. 

Yang ditawari menggeleng tanpa berpikir, "Tidak perlu. Aku bisa sendiri." 

"Bisa jadi kau terkunci di kamar." 

"Berhentilah membawa topik 'terkunci' denganku," gerutu Yeseo jengah. 

Bon Voyage || ℤ𝔹𝟙-𝕂𝕖𝕡𝟙𝕖𝕣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang