Kabar yang Hanbin dengar langsung membuatnya kelabakan. Mobil Ia kemudikan dengan kelajuan tinggi, membuatnya harus menaruh atensi ekstra agar tidak melakukan kesalahan dan membaut kecelakaan dalam kondisinya yang sudah panik setengah mati.
"Kak Hao bersama Kak Xiaoting, 'kan? Bagaimana katanya?" tanya Chaehyun khawatir, berusaha mencari kabar terkini tentang sang kakak.
Hanbin mengangguk, "Ia bilang kini Xiaoting sudah masuk ke ruang gawat darurat."
"Ricky, tenanglah. Jangan panik," Taerae berusaha menenangkan sang adik yang sudah pucat.
"C-Cece tidak akan kenapa-napa, 'kan?" tanya pria Shen itu panik, "T-Tidak akan terluka parah, 'kan, Kak?"
Yang ditanya menggeleng sembari mengusap punggung Ricky, "Tidak, Ky. Kak Xiaoting baik-baik saja. Berdoalah untuknya."
"Kak Yujin akan menyusul bersama Kak Jiwoong. Ia sudah meminta izin untuk kembali lebih dulu," lapor Chaehyun saat menerima pesan dari sang kakak.
Hanbin mengangguk seraya menarik napas dalam, guna meredam kepanikannya, "Baiklah. Kita hampir sampai, jangan khawatir."
Apa yang pria Sung itu ucapkan tidak bohong. Hanya sekitar lima menit melaju, kini mobilnya sudah terparkir rapih di parkiran bawah tanah rumah sakit. Keempatnya segera turun dari sana, lantas berlari ke lift yang tersedia untuk sampai di tempat tujuan.
"Ruang darurat di lantai tujuh, Chae," ucap Hanbin saat melihat gadis itu hendak menekan tombol lantai. Jangan tanya mengapa Hanbin hapal, berapa kali Ia datang ke tempat ini dengan berbagai macam kejadian.
Chaehyun mengangguk dan segera menekan tombol sesuai dengan arahan Hanbin. Lift pun mulai bergerak, mengangkut mereka naik ke lantai yang lebih tinggi. Dan akhirnya, setelah menunggu beberapa saat, bel lift berbunyi, menandakan bahwa mereka telah tiba di lantai tujuan.
Keempatnya berlari kelimpungan, mencari ruangan yang memiliki lampu merah sebagai tanda bahwa operasi sedang berlangsung. Hanbin menoleh ke kanan dan ke kiri, sampai akhirnya Ia melihat ZhangHao tengah terduduk lemas di depan ruang operasi.
"KAK HAO!!" serunya sembari berlari menghampiri pria China itu. ZhangHao menoleh, menatap keempat temannya dengan mata sayu.
"Bin..." Ia berdiri, lantas memeluk Hanbin dengan lemas, "Cece tertabrak, Bin... Ini salahku..."
Hanbin menggeleng sembari mengusap tengkuk ZhangHao, "Tidak, Kak, ini bukan salah siapapun. Jangan menyalahkan dirimu seperti ini."
"Ini salahku, Bin... Aku benar-benar bajingan..."
"Apa maksdumu!?" Ricky melepas dekapan kedua pria itu, melanjutkan aksinya dengan menarik kerah ZhangHao dan menatapnya intens, "Apa yang kau lakukan pada Cece, Ko!?"
"Ky..." bibir ZhangHao bergetar, diiringi dengan air mata yang turun dan membasahi luka di dagunya yang masih berdarah, "Aku melukai Cece, Ky... Aku membuat Cece marah..."
"Ia berlari karena marah padaku... sampai akhirnya Ia—"
"BRENGSEK!!!"
"RICKY!!"
Hanbin dan Taerae berseru bersamaan saat melihat kepalan tangan Ricky berhasil menghantam pipi ZhangHao dengan keras. Tak selesai di situ, yang lebih muda kembali menarik kerah sang kakak dan berniat menghajarnya lebih jauh.
"KUPIKIR KAU AKAN MENJAGA CECE!! KUPIKIR KAU MENCINTAINYA!! TAPI, APA YANG KAU LAKUKAN, BAJINGAN!?!?" amarah Ricky meledak begitu saja, "KAU BAJINGAN, KO!!"
"Ricky, cukup!!" Hanbin mati-matian menahan perkelahian keduanya agar tidak semakin parah. Sama halnya dengan Taerae, Ia berusaha sekuat tenaga menarik Ricky menjauh saat Hanbin mencoba menarik ZhangHao.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bon Voyage || ℤ𝔹𝟙-𝕂𝕖𝕡𝟙𝕖𝕣
Fanfic𝐙𝐞𝐫𝐨𝐛𝐚𝐬𝐞𝐨𝐧𝐞, 𝐊𝐞𝐩𝟏𝐞𝐫, 𝐟𝐭. 𝐎𝐭𝐡𝐞𝐫𝐬 • • • "𝑫𝒂𝒓𝒊 𝒕𝒊𝒕𝒊𝒌 𝒊𝒏𝒊, 𝒃𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌 𝒉𝒂𝒍 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒖𝒕𝒆𝒎𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒚𝒂𝒌𝒊𝒏𝒌𝒂𝒏𝒌𝒖. 𝑷𝒆𝒓𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒌 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒎𝒖𝒅𝒂𝒉, 𝒏𝒂𝒎𝒖𝒏 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒃�...