22 | No Winner Final Part

170 18 0
                                    

Seorang gadis menggesekan kedua tangannya satu sama lain. Sesekali Ia memberi udara hangat pada tangannya, bermaksud untuk menciptakan hawa panas yang menghadang udara dingin malam itu.

"Maaf membuatmu menunggu, Kak."

Youngeun menoleh. Ia sedikit gugup melihat wajah pria Park itu, mengingat kejadian mengerikan beberapa waktu lalu.

"Tak apa. Kemarilah, Wook," Youngeun tersenyum pada Gunwook.

Benar. Terhitung sudah satu minggu lamanya Ia memikirkan kalimat Hanbin. Dan setelah merasa siap, Ia berniat memberikan jawaban pada dua pria itu. Dimulai dari Gunwook tentunya.

Keduanya duduk diam di bawah sinar rembulan malam ini. Sepertinya taman di daerah rumah mereka memang tempat favorit dua orang tersebut. Mereka mengingat pertemuan mereka saat itu, ketika Gunwook bertengkar dengan Hanbin dan pria itu tak sengaja bertemu dengan Gunwook.

"Jadi—"

Mereka saling menoleh, terkejut akan yang mereka lakukan secara bersamaan.

Gunwook pun mempersilakan Youngeun, "Maaf, Kak. Duluan saja."

"Tidak, kamu dulu saja," tolak Youngeun.

"Aku? Aku dulu?"

"Iya, kamu dulu," angguk gadis itu.

"Ya sudah," Gunwook berdehem sejenak. Ia memikirkan kalimatnya matang-matang, dan menatap Youngeun dengan dalam.

"Sebelumnya, aku minta maaf, Kak," ucap pria besar itu, "Maaf, atas apa yang terjadi pada hari itu. Maaf karena membuatmu terkejut dan takut."

"Aku akui, memang saat itu aku dan Gyuvin sedang kesetanan. Kami sama-sama emosi dan membuatmu takut. Jadi... maafkan aku," lirih Gunwook penuh penyesalan.

Gunwook menatap sang ratu malam dan menggigit bibirnya, "Tapi, soal malam itu..."

"Ketika aku menciummu.. aku minta maaf. Sungguh. Aku minta maaf," Gunwook menggeleng, mengingat kebodohannya sendiri kala itu.

"Aku mengakui aku keparat. Aku bajingan. Aku brengsek," umpatnya pada diri sendiri, "Bahkan, kamu boleh memukulku jika kamu mau, Kak."

"Gunwook, sudahlah.."

"Aku terlalu bodoh saat itu. Aku merasa kalah telak dari Gyuvin. Aku merasa bahwa Ia sudah sangat jauh di depanku. Ia tidak takut dalam menyampaikan perasaannya, tidak ragu dalam melakukan segala hal yang diinginkannya," jelas pria itu dengan frustasi.

"Dan aku... memilih jalan yang salah," Gunwook membuang berat udara dari dalam tubuhnya, "Gyuvin benar. Aku pecundang. Aku pengecut. Aku berbuat curang."

"Gunwook, hentikan omong kosongmu itu. Semua sudah berlalu, dan aku tidak marah pada siapapun," potong Youngeun dengan tegas.

"Tetap saja, Kak. Aku merasa sangat bersalah padamu. Aku sudah melakukan terlalu banyak hal yang bodoh," Gunwook berujar sembari mengusap kasar wajahnya.

Youngeun berdecak, "Gunwook. Sudahlah. Jangan dipikirkan. Aku baik-baik saja. Cukup, 'kan?"

"Tapi, Kak—"

"Sudahlah. Jika kau hanya ingin membicarakan penyesalanmu, aku pulang saja," ancam Youngeun sembari berlagak akan kembali.

Gunwook pun menjadi panik, lantas menahan kepergian gadis itu, "E-Eh, Kak, maaf! Jangan pergi dulu!"

Youngeun pun tersenyum puas. Ia kembali duduk dan menatap pria Park itu, "Aku baik-baik saja, Wook. Jadi, tidak usah membahas soal hari itu, ya?"

Dengan lesu, Gunwook pun mengangguk lucu, "Iya, Kak. Maaf, ya."

Bon Voyage || ℤ𝔹𝟙-𝕂𝕖𝕡𝟙𝕖𝕣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang