69 | Once Again Pt. III

145 22 0
                                    

"Melamun saja."

Bahiyyih terkejut kala hawa dingin menyerang pipinya. Ah, yang Ia tunggu sudah datang rupanya. Nampak pria itu menyodorkan sebuah minuman rasa anggur yang tersaji dingin di dalam botol.

"Terima kasih, Kak," Bahiyyih menerimanya dengan senang hati.

Mata sipit sang pria nampak semakin mengecil akibat senyuman yang dilakukan. Ia ikut duduk di sebelah gadis itu, lantas bertanya dengan lembut, "Sungguh, aku masih terkejut kita bisa tiba-tiba bertemu lagi."

"Maaf, ya. Sepertinya memang sudah lama kita tidak bertemu," balas Bahiyyih, "Terakhir kali saat aku masih sangat kecil."

Yang diajak bicara tersenyum manis, "Benar. Kau masih sangat kecil saat itu. Mengambil gelas di lemari pun tidak sampai."

"Tidak usah menggodaku seperti itu, Kak. Kau juga lebih pendek," dengus si gadis.

"Hahahaha. Iya, iya, maaf."

Mata Bahiyyih kembali mengedar, melihat ke sekeliling kafetaria yang terasa sangat familiar baginya. Hampir setiap waktu indahnya bersama seseorang Ia habiskan di sini.

Benar, siapa lagi kalau bukan Ricky.

"Minumlah dulu. Makanannya mungkin akan siap sebentar lagi," ujar sang pria sembari mendorong kecil minuman botol yang Ia ambil dari mesin tadi.

Bahiyyih mengangguk, "Baiklah, Kak."

"Atas nama Shin Junghwan!"

"Ah, itu punya kita," Junghwan tersenyum, sebelum akhirnya berdiri dan berjalan menghampiri meja petugas untuk mengambil pesanan miliknya dan Bahiyyih.

Si gadis Huening hanya tersenyum kecil. Ia memandang pria tinggi itu dengan seksama. Kakinya sangat panjang, tidak seperti lima belas tahu yang lalu. Rambutnya semakin panjang, tidak botak seperti dulu. Ditambah ada sebuah jendolan pada lehernya, tanda bahwa pria itu sudah semakin dewasa.

Sahabat kecilnya ini sudah bertumbuh menjadi pria dewasa yang tampan.

"Kau melamun lagi," ucap Junghwan setibanya di hadapan Bahiyyih.

Bahiyyih terkekeh kecil, "Aku hanya terkejut menyadari pertumbuhanmu, Kak. Dulu kau adalah bocah botak yang tidak lebih tinggi dariku, dan sekarang kau sudah menjadi pria dewasa."

"Kau sombong, sih, tidak pernah mau bertemu denganku lagi sejak kita lulus sekolah dasar," balas pria Shin itu saat mendudukkan dirinya sendiri.

"Kakak tahu sendiri jika aku berpindah-pindah di sekolah menengah pertama. Aku tidak sempat menanyai kabarmu. Tahu-tahu, kau sudah kuliah saja," jawab Bahiyyih memberi alasan.

Junghwan hanya terkekeh, menyetujui ucapan lawan bicaranya. Bagaimanapun kontak keduanya terputus sejak lulus dari sekolah dasar. Sebuah keberuntungan mereka bisa bertemu kembali dan berbincang dengan akrab saat ini.

Ia sendiri tidak paham bagaimana keduanya bisa kembali dekat seperti beberapa tahun silam saat ini. Yang Ia ingat hanyalah tiba-tiba saja Ia dan Bahiyyih bertemu di depan kampusnya.

"Bagaimana kabar kakakmu?" tanya Junghwan.

"Kakak yang mana? Lea? Kai? Atau kakak di rumahku?" Bahiyyih meminta penjelasan lebih lanjut tentang pertanyaan pria itu.

"Semuanya tidak masalah. Aku bisa mendengarmu sepanjang waktu," jawab Junghwan dengan senyuman yang melebar.

"Apa-apaan itu?" dengus yang diajak bicara, "Mereka semua baik."

"Kau satu jurusan dengan Kak Xiaoting, 'kan? Satu fakultas dengan Kak Hao dan Kak Taerae juga," sambungnya antusias, mengingat beberapa kesamaan yang ada di antara mereka.

Bon Voyage || ℤ𝔹𝟙-𝕂𝕖𝕡𝟙𝕖𝕣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang