Endless Tears

370 30 4
                                    

Jika mempunyai kesalahan typo dan bahasa, maafkan saya. Happy reading. Hope you guys enjoy this story ! Don't forget to comment, vote and share. Thank you.

Wajah tampan dan muka jelita saling berhadapan dengan ekpresi yang serius

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wajah tampan dan muka jelita saling berhadapan dengan ekpresi yang serius. Bibir masing-masing bergerak-gerak, berbincang mengenai sesuatu yang tidak jelas.

Beberapa minit kemudian, suasana sunyi diantara mereka. Gillbert melihat-lihat komputer manakala Victoria menyelak-nyelak dokumen-dokumen di atas meja tersebut dengan dahi berkerut.

Victoria memandang Gillbert dengan senyuman kecil. Dia ada nampak perubahan.

Gillbert sudah tidak sama.

Tuannya sudah berubah walaupun bukan lah seratus peratus.

Dahulu, Gillbert seorang yang pemarah bila berada di syarikat. Selalu memarahi dan membentak pekerja dengan suara yang tinggi, membaling dokumen-dokumen yang tidak disetujui olehnya di lantai ataupun memecat pekerja yang melakukan kesalahan walaupun sekali sahaja.

Tetapi sekarang ini, Gillbert lebih tenang walaupun kadangkala, dia mengetahui jejaka tampan itu sedang menahan kemarahan. Bicara jejaka ini pun semakin sopan, tidak berkata kasar seperti dahulu. Dan Gillbert lebih menjadi pendiam sejak keluar dari penjara sebulan yang lepas.

" Tuan "

" Iya ? " Gillbert memandang setiausahanya dengan senyuman di bibir.

" Tuan sudah berubah "

Kata-kata Victoria itu membuatkan Gillbert ketawa kecil. Dia menggelengkan kepalanya sahaja. Lalu dia kembali melihat komputer tanpa mempedulikan wanita jelita tersebut.

" Apakah tuan sudah baik ? "

Gillbert diam seketika. Dia mengemam bibirnya. Matanya menatap Victoria yang turut  memandangnya.

" Belum lagi. Tapi aku masih boleh mengawalnya sedikit "

Victoria mengangguk kecil, " Itu kemajuan yang baik "

Jejaka tampan itu hanya mengangguk kecil. Bibirnya terkatup rapat sambil tangan memainkan pensil mekanikal. Dia memandang meja kerjanya dengan pandangan yang kosong.

Bagaimana keadaan Flavio ? Apakah Flavio baik-baik sahaja tanpanya di sisi ? Mungkin pemuda manis itu lebih bebas untuk menjalani kehidupan selepas putus dengannya.

" Vic.. "

" Hm ? "

" Aku mahu putuskannya "

" Huh ? " Victoria keliru.

" Pertunangan "

Wajah jelita itu menjadi cemas selepas mendengar itu. Dia menggelengkan kepalanya, " Kenapa mahu memutuskannya ? Bukankah tuan mencintai Flavio ? Apakah tuan hanya mempermainkannya sahaja ? "

[ BL ] LOVE FETISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang